Cari di Blog Ini

Rabu, 18 Februari 2015

Jet Tempur Sukhoi TNI AU Buru Pesawat UAV Asing Yang Masuki Perbatasan Indonesia Di Ambalat

Pesawat tanpa awak (UAV) yang diduga berasal dari negara tetangga tertangkap radar ketika mencoba memasuki wilayah udara Indonesia di kawasan Ambalat. Untuk melakukan pemeriksaan secara visual, 2 jet tempur Sukhoi milik TNI AU diperintahkan memburu pesawat UAV tersebut. Namun ketika telah mencapai lokasi, pilot jet tempur tidak menemukan keberadaan pesawat UAV asing tersebut.

Sukhoi Su-30 MK2 Flanker C TNI AU. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Sukhoi Su-30 MK2 Flanker C TNI AU.
Pesawat tanpa Awak dari Negara Tetangga Terdeteksi di Perbatasan Ambalat.

Setelah sembilan hari melakukan operasi patroli udara di wilayah Provinsi Kalimantan Utara, pilot Sukhoi 27 dan 30 dari Skudron 11 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Selasa (9/2/2015) pukul 10.00 Wita menangkap adanya sinyal wahana asing seperti UV atau pesawat tanpa awak akan masuk wilayah Indonesia, tepatnya di wilayah perbatasan Ambalat.

Siang itu, dua pesawat buatan Rusia yang diawaki pilot Komandan Skuadron 11 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Letkol Penerbang David Tamboto dan dua pilot Sukhoi take off dari Bandara Juwata Tarakan melakukan operasi patroli udara "Sandi Perisai Sakti 2015". Beberapa menit berpatroli di udara dengan melakukan beberapa maneuver, pilot David mendapatkan informasi dari Satuan Radar (Satrada) Tarakan, bahwa dari layar Satradar tertangkap adanya sinyal wahana asing yang masuk di perbatasan Ambalat.

Mendapatkan informasi, dua pesawat Sukhoi langsung meluncur selama 5 menit ke wilayah perbatasan Ambalat. Sampai di lokasi yang dituju, pilot Sukhoi tidak menemukan wahana asing yang berasal dari negara tetangga sekitar. "Sampai di sana, kami tidak menemukan wahana asing tersebut. Ternyata wahana asing seperti UV atau pesawat tanpa awak ini langsung menghilang," ucap David ketika tiba di Bandara Juwata Tarakan usai melakukan patroli di udara Kaltara.

David mengaku, sejak (9/2/2015) kemarin mendapatkan tugas melakukan patroli di wilayah Kaltara, pihaknya beberapa kali mendapatkan sinyal ada wahana asing yang berasal dari negara tetangga sekitar yang ingin mendekati atau memasuki wilayah perbatasan Ambalat.

kaltim.tribunnews.com

Selasa, 17 Februari 2015

Bagaimana Latihan Awal Calon Prajurit Kopassus?

Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus) adalah salah satu pasukan elite yang dimiliki TNI. Di mata dunia militer, Kopassus dinobatkan sebagai salah satu pasukan elite terbaik dunia. Karena hal ini maka tak heran bahwa untuk bisa menjadi anggota prajurit Kopassus sangat tidak mudah. Hanya para prajurit pilihan yang bisa menjadi anggota pasukan elite kebanggaan Indonesia ini.

Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus).
Mengintip latihan komando Kopassus & kamp tawanan seperti neraka.

Komando Pasukan Khusus TNI AD atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kopassus telah dianggap sebagai salah satu pasukan khusus terbaik di dunia. Tidak bisa sembarangan untuk mendapatkan baret merah dan brevet komando kebanggaan korps tersebut. Para prajurit harus melewati pelatihan khusus yang nyaris melewati kemampuan batas manusia. Tahapan pertama yang harus dilalui adalah Tahap Basis, yaitu pemusatan pelatihan di Pusat Pendidikan Pelatihan Khusus, Batujajar, Bandung. Di sini para calon prajurit komando dilatih keterampilan dasar seperti menembak, teknik dan taktik tempur, operasi raid, perebutan cepat, serangan unit komando, navigasi darat dan berbagai keterampilan lain.

Selesai latihan basis, dilanjutkan dengan Tahap Hutan Gunung yang diadakan di Citatah, Bandung. Di sini para calon prajurit komando berlatih untuk menjadi pendaki serbu, penjejakan, anti penjejakan, survival di tengah hutan. Dalam Pelatihan Survival para calon Prajurit komando harus bisa hidup di hutan dengan makanan alami yang tersedia di hutan. Dengan latihan ini Para Prajurit Komando harus bisa membedakan tumbuhan yang beracun dan dapat dimakan, dan juga mampu berburu binatang liar untuk mempertahankan hidup. Tahap latihan hutan gunung diakhiri dengan long march dari Situ lembang ke Cilacap dengan membawa amunisi, tambang peluncur, senjata dan perlengkapan perorangan.

Mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo membeberkan pengalamannya saat mengikuti latihan Komando Kopassus. Pramono menuliskannya dalam buku Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan yang diterbitkan QailQita Publishing tahun 2014.

Mengintip Neraka di Cilacap

Latihan terberat sudah menanti saat sampai di Cilacap. ini adalah latihan tahap ketiga yang disebut latihan Tahap Rawa Laut, calon prajurit komando berinfliltrasi melalui rawa laut. Di sini materi Latihan meliputi navigasi Laut, Survival laut, Pelolosan, Renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet. Para calon prajurit komando harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan. "Latihan di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai hell week atau minggu neraka. Yang paling berat, materi latihan 'pelolosan' dan 'kamp tawanan'," kata Pramono.

Dalam latihan itu para calon prajurit komando dilepas pagi hari tanpa bekal, dan paling lambat pukul 10 malam sudah harus sampai di suatu titik tertentu. selama "pelolosan" si calon harus menghindari segala macam rintangan alam maupun tembakan dari musuh yang mengejar.

Dalam pelolosan itu, kalau siswa sampai tertangkap maka itu berarti neraka baginya karena dia akan diinterogasi layaknya dalam perang. Para pelatih yang berperan sebagai musuh akan menyiksa prajurit malang itu untuk mendapatkan informasi. Dalam kondisi seperti itu, si prajurit harus mampu mengatasi penderitaan, tidak boleh membocorkan informasi yang dimilikinya. Untuk siswa yang tidak tertangkap bukan berarti mereka lolos dari neraka. Pada akhirnya, mereka pun harus kembali ke kamp untuk menjalani siksaan.

Selama tiga hari siswa menjalani latihan di kamp tawanan. dalam kamp tawanan ini semua siswa akan menjalani siksaan fisik yang nyaris mendekati daya tahan manusia. "Dalam Konvensi Jenewa, tawanan perang dilarang disiksa, namun para calon prajurit Komando itu dilatih untuk menghadapi hal terburuk di medan operasi. Sehingga bila suatu saat seorang prajurit komando di perlakukan tidak manusiawi oleh musuh yang melanggar konvensi Jenewa, mereka sudah siap menghadapinya," tulis Pramono Edhie.

Beratnya persyaratan untuk menjadi prajurit kopassus dapat dilihat dari standar calon untuk bisa mengikuti pelatihan. nilai standar fisik untuk prajurit nonkomando adalah 61, namun harus mengikuti tes prajurit komando, nilainya minimal harus 70. Begitu juga kemampuan menembak dan berenang nonstop sejauh 2000 meter. "Hanya mereka yang memiliki mental baja yang mampu melalui pelatihan komando. Peserta yang gagal akan dikembalikan ke kesatuan Awal untuk kembali bertugas sebagai Prajurit biasa," tutup mantan Danjen Kopassus ini.

www.merdeka.com

Senin, 16 Februari 2015

TNI AU Akan Tambah Skuadron Pesawat Tempur Dan Pesawat VIP

Beberapa skuadron pesawat tempur dan pesawat penerbangan VIP baru akan ditambahkan lagi pada armada pesawat TNI AU. Penambahan jumlah skuadron itu untuk jenis pesawat tempur, pesawat angkut, helikopter, pesawat pengintai, dan pesawat untuk penerbangan VIP.

Armada Jet Tempur Sukhoi TNI AU. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Armada Jet Tempur Sukhoi TNI AU.
TNI AU: Skuadron Tempur dan VIP akan Bertambah.

TNI AU ingin menambah sejumlah skuadron tempurnya untuk memperkuat keamanan Republik Indonesia. Tak hanya skuadron tempur, beberapa skuadron lain seperti skuadron angkut dan helikopter juga akan diperkuat. "Nanti kuartal ketiga sampai tahun 2024, TNI AU akan menambahkan skuadron tempur bertambah menjadi 11 skuadron. Skuadron angkut berat dan angkut ringan bertambah menjadi 6 skuadron. Skuadron heli akan bertambah menjadi 4 skuadron, skuadron intai di mana sebelumnya hanya 1 skuadron bertambah menjadi 2 skuadron," ucap Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto saat peluncuran buku kumpulan foto skuadron TNI AU di FX Sudirman, Jakarta Selatan, Sabtu (14/2/2015).

Selain itu, Hadi juga menyebutkan Skuadron VIP akan ditambah juga. Nantinya skuadron itu akan menjadi 2 skuadron. "Kemudian VIP akan bertambah menjadi 2 skuadron," ucapnya.

Kemudian Hadi juga mengatakan TNI AU akan mengadakan pembaharuan beberapa unit pesawat. Hadi ingin pesawat tempur TNI AU mengikuti perkembangan zaman yaitu generasi 4,5. "Belum tahu jenis apa (pembaharuannya). Cuma kita berharap pesawat generasi 4,5 yang saat ini," ucap Hadi.

news.detik.com

TNI AL Rencanakan Beli 2 Unit Kapal Penyapu Ranjau

2 unit kapal perang baru dari jenis Kapal Penyapu Ranjau akan dibeli lagi oleh TNI AL. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Ade Supandi mengatakan bahwa rencana pembelian 2 unit kapal perang penyapu ranjau tersebut telah dimasukkan dalam anggaran rencana strategis 2015 - 2019.

KRI Pulau Rengat (711). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Pulau Rengat (711).
TNI AL Beli Kapal Penyapu Ranjau, Berapa Harganya?.

Pada sebuah kesempatan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut, Jakarta Selatan, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Ade Supandi menyampaikan bahwa TNI AL telah merencanakan untuk membeli kapal perang baru khusus penyapu ranjau. Kapal baru tersebut akan menggantikan armada penyapu ranjau yang uzur, yaitu KRI Pulau Rengat (711) dan KRI Pulau Rupat (712) yang sudah dioperasikan TNI AL sejak Maret 1988. Dua kapal tersebut dari generasi Tripartite class yang dibuat oleh galangan GNM (Van der Gessen de Noord Marinebouw BV) di Albasserdam, Belanda. "Rencananya kami akan cari dua unit kapal penyapu ranjau," kata Ade kepada wartawan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut, Jakarta Selatan, Kamis, 5 Februari 2015.

Meski sudah cukup berumur, KRI Pulau Rengat masih aktif dioperasikan Angkatan Laut. Belum lama ini, kapal tersebut dilibatkan dalam pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang di Selat Karimata pada Desember lalu. Sebab, meski kapal pemburu ranjau, KRI Pulau Rengat bisa digunakan untuk menemukan benda logam di bawah air, termasuk puing pesawat. Laksamana Ade Supandi menilai keberadaan kapal penyapu ranjau sangat berguna bagi misi perang dan nonperang TNI AL.

Sayangnya, Ade Supandi masih merahasiakan besaran anggaran yang dibutuhkan untuk membeli dua kapal baru tersebut. "Yang jelas (anggaran dua kapal penyapu ranjau) sudah kami masukkan dalam rencana strategis 2015-2019," kata Ade.

Angkatan Laut juga belum bisa menentukan pilihan produk kapal penyapu ranjau yang bakal dibeli. Ade sendiri berjanji bakal mengutamakan pembelian kapal penyapu ranjau dari galangan kapal dalam negeri. "Kalau butuh beraneka alat canggih dan dalam negeri belum bisa bikin, kami akan pesan dari produsen luar negeri," kata Ade.

Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie setuju dengan rencana TNI AL. Menurut Connie, kapal perang jenis penyapu ranjau sangat penting dalam sebuah Angkatan Laut. Musababnya, kapal tersebut bisa digunakan untuk misi SAR seperti kecelakaan transportasi laut. "Sudah bukan saatnya retrofit (peremajaan komponen alutsista), terlebih ini berhubungan dengan poros maritim Presiden Joko Widodo," kata Connie.

www.tempo.co

Rabu, 04 Februari 2015

Indonesia Disarankan Gandeng Jepang Untuk Kembangkan Industri Pertahanan

Kerjasama pengembangan industri pertahanan Indonesia kini sudah saat mengikutkan Jepang sebagai mitra penting, terutama untuk alih teknologi alutsista. Hal ini disampaikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra. Hal ini berkaitan dengan perubahan regulasi tentang ekspor senjata oleh negara Jepang.

Prototipe Jet Tempur Siluman ATD-X Buatan Jepang. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Prototipe Jet Tempur Siluman ATD-X Buatan Jepang.
Indonesia Saatnya Kerjasama Alutsista dengan Jepang.

Pemerintah Jepang dikabarkan tengah melonggarkan aturan terkait bidang militer. Momen ini bisa dimanfaatkan Pemerintah Indonesia untuk melakukan kerjasama dengan negeri sakura tersebut. Hal tersebut disampaikan Duta Besar RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra di kantor Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (3/2/2015). "Jepang di bawah PM Abe berusaha mengubah amandemen pasal 9 UUD mereka untuk membatasi Jepang memiliki kekuatan militer dan segala sesuatu terkait militer," ujar Yusron.

Pada April tahun lalu, Jepang menderegulasi bidang ekspor senjata. Dahulu, konstitusi Jepang melarang Indonesia yang memakai alutsista mereka. Mereka tidak ingin mesin dari perusahaan Jepang digunakan untuk keperluan militer. Kebijakan itu tak berlaku karena adanya perubahan yang dibuat Jepang pada April 2014. Sehingga Indonesia tak hanya bisa mengimpor alutsista Jepang, tapi juga transfer teknologi. "Saya mendorong PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, kalau mau mengganti mesin panser Anoa atau Komodo inilah saatnya," ungkap adik Yusril Ihzan Mahendra tersebut.

Perubahan tersebut, menurutnya karena Amerika yang menjadi sekutu Jepang ingin mengubah halauan. Sebelumnya, negara adidaya tidak menginginkan Jepang untuk turun di bidang militer. Namun berubahnya zaman menuntut Amerika berkata lain. "Sekarang ini Amerika ingin Jepang agar berkontribusi dalam keamanan dunia," kata Yusron.

Tidak hanya untuk kekuatan militer atau perang, dalam hal lain, Jepang pun membuka pintu. Seperti produk-produk teknologi terkait kegiatan Search and Rescue (SAR). Menurutnya ini kesempatan bagus yang sayang jika tidak diseriusi pemerintah Indonesia.

Kolaborasi bidang industri pertahanan sangat memungkinkan adanya join research atau penelitian bersama. Jika Indonesia mau, maka selain pertahanan diplomasi dan posisi Indonesia di dunia akan menguat pula. "Kalau kerjasama industri pertahanan itu buy one get one free. Senjata kita akan kuat, diplomasi kita akan kuat," ujarnya.

Yang jelas, penguatan pertahanan ini bermuara dalam keamanan bersama. Tak ada negara yang ingin berperang. Hanya saja, urusan perdamaian bukan soal bicara baik-baik. Ada kekuatan yang harus ditunjukkan untuk mencegah terjadinya perang. "Saya bicara tentang damai, perdamaian itu suatu yang harus dikawal, dijaga dan diletakkan di ujung bedil. Itu yang dilakukan amerika selama ini. Pertahanan kuat, duitpun kita dapat," imbuhnya.

www.tribunnews.com

TNI Menjadi Juara Umum Kejuaraan Menembak Tingkat Dunia Di Brunei

Kontingen TNI berhasil menjadi juara umum pada kejuaraan menembak Brunei International Skill Arms Meet (BISAM) yang diselenggarakan mulai 15 Januari 2015 hingga 2 Februari 2015. Dalam kejuaraan menembak khusus bagi para anggota pasukan militer ini TNI berhasil meraih 6 emas, 6 perak, dan 4 perunggu untuk kategori individu serta 14 emas, 3 perak dan 1 perunggu untuk kategori tim atau kelompok.

Menembak. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Menembak.
TNI Juara Umum Lomba Tembak BISAM di Brunei Darussalam.

Panglima TNI Jenderal TNI Dr Moeldoko didampingi Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., Kasau Marsekal TNI Agus Supriatna, Wakasad Letjen TNI Munir, Pangkostrad Letjen TNI Mulyono menerima Kontingen TNI Lomba Tembak BISAM (Brunei International Skill Arms Meet) ke-11 tahun 2015 Brunei Darussalam, di Ruang Hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (3/2/2015).

Lomba tembak BISAM ke-11 ini diselenggarakan dari tanggal 15 Januari s.d 2 Februari 2015 di Brunei Darussalam, dan diikuti oleh 16 negara peserta terdiri dari Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, China, Oman, Singapura, Australia, United Kingdom, Vietnam, New Zaeland, United States Of America, Philipina, Laos, Thailand, Kamboja dan Pakistan.

Kontingen TNI yang dipimpin oleh Komandan Kontingen Kolonel Arm Budi Suwanto, S. Sos berjumlah 35 orang, meliputi 13 official, 10 atlet petembak senapan, 6 atlet petembak SO/GPMG dan 6 atlet petembak pistol. Dalam lomba tembak BISAM ke-11 tahun ini, kontingen TNI menjadi juara umum dengan memperoleh 34 medali, terdiri dari : individu meraih 6 emas, 6 perak, dan 4 perunggu, sedangkan tim/ kelompok meraih 14 emas, 3 perak dan 1 perunggu.

Mewakili seluruh prajurit TNI, Panglima TNI mengucapkan terima kasih dan rasa hormat serta penghargaan atas prestasi sebagai juara umum. "Posisi juara umum ini semakin menambah profil dan performance TNI di kawasan Asia, apa yang telah kalian lakukan memberikan kontribusi yang sangat positif atas eksistensi TNI di dunia Internasional", ujar Jenderal TNI Moeldoko.

Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan bahwa, kecenderungan seseorang setelah mendapatkan sesuatu itu tidak waspada, lengah dan mengangggap orang lain kecil. Sikap-sikap seperti itu supaya ditinggalkan, dan sebagai prajurit kewaspadaan adalah nomor satu. "Kemampuan menembak ini supaya tetap terpelihara dengan baik dan lakukan regenerasi dari waktu ke waktu dengan baik, agar kita tidak kehilangan atlet-atlet yang handal di masa depan," tegas Panglima TNI.

www.tni.mil.id

Selasa, 03 Februari 2015

Bakamla Bakal Gunakan Drone Untuk Pantau Keamanan Laut Indonesia

Drone atau pesawat tanpa awak (UAV) bakal menjadi salah satu andalan pihak Badan Keamanan Laut (Bakamla) untuk memantau keamanan wilayah laut Indonesia. Menurut Deputi Operasi dan Latihan Badan Bakamla Laksamana Pertama Wuspo Lukito, kemungkinan rencana tersebut paling cepat baru bisa dilaksanakan pada tahun depan. Pihak Bakamla mensyaratkan bahwa drone-drone yang akan dibeli itu harus bisa lepas landas dan mendarat di kapal-kapal Bakamla.

Drone Helikopter. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Drone Helikopter.
Pantau Laut, Bakamla Berencana Beli Drone.

Deputi Operasi dan Latihan Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Pertama Wuspo Lukito mengatakan lembaganya berencana membeli wahana udara tanpa awak atau sering disebut drone. Sayangnya rencana tersebut baru bisa terlaksana paling cepat tahun depan. "Anggarannya belum ada, bahkan saat ini kami pakai anggaran Bakorkamla (sebelum berubah menjadi Bakamla)," kata Lukito kepada wartawan di kantornya, Jakarta, 2 Februari 2015.

Meski belum ada dana, Lukito mengaku sudah banyak produsen dan agen drone menyambangi Bakamla. Mereka berlomba menyuguhkan produk andalan mereka untuk menjadi senjata baru Bakamla memantau keamanan laut Indonesia. Salah satu yang menarik, kata Lukito, adalah drone berbentuk helikopter. Menurut dia, keuntungan dari drone tersebut mampu terbang melayang layaknya helikopter biasa. Drone itu memakai mesin berbahan bakar listrik sehingga tak mengeluarkan suara bising. "Berbekal kamera, drone itu bisa memantau kegiatan ilegal kapal-kapal dari atas," kata Lukito.

Bakamla juga tertarik membeli drone berbentuk pesawat. Menurut Lukito, drone pesawat punya daya jangkau yang lebih luas. "Tapi kami ingin drone-drone itu bisa terbang dan mendarat dari atas kapal Bakamla," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian Badan Keamanan Laut Laksamana Madya Desy Albert Mamahit mengatakan sampai saat ini pihaknya hanya punya tiga unit kapal patroli. Namun Mamahit mengklaim sebentar lagi bakal mendapat kekuatan baru berupa 30 unit kapal baru.

Kapal-kapal tersebut bakal memiliki ukuran yang berbeda-beda, yakni dengan panjang 46 meter, 80 meter, hingga 110 meter. Walhasil ukuran kapal patroli Bakorkamla hampir sama dengan kapal perang kelas Fregat milik TNI AL. "Anggarannya pun sudah oke, ya kami senang," kata dia. "Seluruh kapal kami beli dari dalam negeri, produknya tak kalah dengan impor."

www.tempo.co

Senin, 02 Februari 2015

ToT Dari Turki Akan Tingkatkan Kemampuan Industri Pertahanan Indonesia

Kerjasama di bidang industri pertahanan antara Indonesia dan Turki kini semakin ditingkatkan. Pihak negara Turki pun semakin antusias bahwa kerjasama militer ini akan berhasil dengan baik dan menguntungkan dua negara tersebut. Beberapa kerjasama di bidang industri pertahanan antara Indonesia dan Turki adalah pengembangan produk medium tank dan pengadaan peralatan komunikasi.

Medium Tank. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Medium Tank.
Turki Antusias Lakukan Kerjasama Industri Pertahanan Dengan Indonesia.

Pemerintah Turki merasa sangat antusias lakukan kerjasama di bidang industri pertahanan khususnya pengembangan dan produksi bersama Medium Tank dengan Pemerintah Indonesia. Kerjasama pembuatan Medium Tank tersebut sebagai tindak lanjut dari bentuk komitmen pimpinan negara untuk meningkatkan hubungan kedua negara yang dinyatakan dalam Deklarasi Strategic Partnership oleh Presiden kedua negara pada tahun 2010 yang lalu.

Apresiasi antusiasme Pemerintah Turki tersebut disampaikan Bapak Wardana selaku Duta Besar RI di Ankara, Turki, kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI, Letjen TNI Ediwan Prabowo, Rabu (28/01) saat berkunjung ke Kantor Kemhan, Jakarta. Bapak Wardana mengatakan dirinya juga telah bertemu dengan Pejabat Undersecretary For Defence Industry of SSM Turki dan pimpinan perusahaan dari Industri pertahanan FNSS Turki. Menurut Bapak Wardana pihak Turki menyatakan semangatnya untuk bisa bekerjasama yang dilandasi dengan ikatan emosional dengan Pemerintah Indonesia.

Bapak Wardana mengatakan industri pertahanan Turki memiliki teknologi cukup maju sesuai dengan standar NATO. Disamping itu pihak Turki juga lebih terbuka dan menerima dalam konteks kerjasama pemindahan teknologi (Transfer Of Technology) dengan Indonesia. hal tersebut merupakan suatu potensi dan peluang untuk Indonesia. Disampaikan juga oleh Bapak Wardana, untuk merealisasikan kerjasama industri pertahanan, Delegasi Turki yang terdiri dari pemerintah dan CEO industri Pertahanan FNSS direncanakan datang ke Indonesia pada tanggal 3 Februari 2015. Maksud kedatangan Delegasi Turki ini selain membicarakan kelanjutan dari proyek pembangunan Medium Tank dan juga membahas potensi-potensi kerjasama industri pertahanan lainnya.

Sementara itu Sekjen Kemhan dalam pertemuan tersebut mengatakan, dari perspektif pertahanan, Turki juga merupakan mitra yang sangat strategis yang mana sejauh ini sudah semakin terpupuk hubungan batin. Jadi memang ada harapan kerjasama ini bisa saling menguntungkan kedua belah pihak. Sekjen mengakui Indonesia belajar banyak dengan Turki tentang kemajuan teknologi dan penyiapan sektor SDM yang mendukung.

Sekjen juga mengatakan bahwa saat ini kerjasama industri pertahanan yang telah dilaksanakan dengan pihak Turki adalah pengadaan alat komunikasi yang diproduksi bersama PT LEN dengan industri Aselsan Turki. `

Mengenai kerjasama yang lain adalah pengembangan dan produksi bersama Tank jenis Medium antara Indonesia dengan Turki yang melibatkan Industri FNSS Turki dan PT Pindad. Kerjasama ini telah dimulai pada 29 Juni 2010 setelah Kementerian Pertahanan kedua negara menandatangani persetujuan kerjasama industri pertahanan (Defence Industry Cooperation) di Ankara Turki.

Sementara itu Sekjen juga menuturkan, sesuai dengan arahan dari Menteri Pertahanan bahwa kerjasama ataupun pengadaan dibidang pertahanan saat ini harus realistis, terutama yang bisa mengatasi ancaman yang ada. Untuk itu Kemhan sedang mengembangkan suatu kerjasama pertahanan dengan negara lain yang bersifat multi purpose.

Artinya kerjasama yang dilakukan bukan hanya untuk kepentingan militer melainkan dapat juga digunakan untuk kepentingan bantuan kemanusiaan, seperti penanganan bencana dan operasi kemanusiaan lainnya. Disebutkan Sekjen salah satu contoh adanya pengadaan Tank yang bisa digunakan sebagai jembatan untuk keperluan militer ataupun bantuan kemanusiaan. Jenis Tank ini sudah diproduksi Turki dengan bekerjasama dengan pihak Korea Selatan.

www.kemhan.go.id

Minggu, 01 Februari 2015

Mayjen TNI Doni Monardo Usulkan Amunisi Bekas Latihan Dirakit Ulang Oleh PT Pindad

Amunisi bekas (selongsong peluru) bisa dirakit ulang dan dijadikan amunisi baru. Ini menjadi usulan dari Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Doni Monardo ketika mengunjungi kantor pusat PT Pindad. Biasanya, amunisi bekas latihan dikumpulkan kembali dan dilebur, bukan dirakit ulang. Menurut Mayjen TNI Doni Monardo, cara perakitan ulang bisa menekan biaya produksi amunisi.

Selongsong Peluru. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Selongsong Peluru.
Danjen Kopassus Usulkan Pindad Daur Ulang Amunisi Bekas Latihan.

Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Doni Monardo beserta jajarannya mengunjungi kantor pusat industri pertahanan negara, PT Pindad (Persero) di Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/1/2015). Dalam kunjungan tersebut, Direktur PT Pindad Silmy Karim meminta usulan dan pendapat kepada Kopassus terkait suplai senjata dan amunisi yang selama ini telah dipasok oleh PT Pindad. "PT Pindad selaku produsen berharap mendapatkan masukan dan saran atas produk yang telah diproduksi oleh PT Pindad. Ini sekaligus menindaklanjuti kunjungan Presiden Jokowi yang meminta bahwa pindad harus terus meningkatkan kualitas dan kapasitas," kata Silmy saat konferensi pers seusai kunjungan, Kamis siang.

Salah satu masukan dan usulan yang diberikan oleh Danjen Kopassus adalah terkait dengan efisiensi produksi amunisi, yakni dengan mengumpulkan kembali selongsong peluru sisa-sisa latihan tempur, dan mengembalikannya ke PT Pindad untuk dirakit ulang, bukan dilebur seperti proses yang biasa dilakukan. "Bagaimana PT Pindad ke depan bisa melakukan penghematan dalam memproduksi amunisi. Agar PT Pindad bisa mempertimbangkan agar amunisi kita bisa mudah dipakai kembali digunakan dengan sistem reload," ujar Doni.

Meski demikian, Doni sadar betul hal tersebut berada di luar prosedur produksi amunisi PT Pindad dan sama sekali belum pernah dilakukan. "Beberapa amunisi dari luar (negeri) itu bisa dirakit kembali dengan mudah. Memang konsekuensinya agak rumit," akunya.

Pertimbangan lainnya dalam usulan tersebut adalah mencegah adanya kelompok-kelompok radikal yang justru memanfaatkan selongsong peluru untuk diproduksi kembali. "Bahaya mungkin seandainya amunisi ini digunakan kelompok tertentu karena mereka dengan mudah menggunakan selongsong menjadi amunisi, tapi ini bisa jauh lebih efisien daripada diproduksi ulang dengan peleburan," tandasnya.

regional.kompas.com