Cari di Blog Ini

Jumat, 31 Mei 2013

Vietnam Dan Myanmar Tertarik Pada Pesawat CN-295

CN 295 telah memikat perhatian para pejabat militer negara Vietnam dan Myanmar. Minat Vietnam dan Myanmar tersebut diungkap oleh masing-masing menteri pertahanannya saat tim Road Show pesawat CN-295 dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan PT Dirgantara Indonesia singgah di Vietnam dan Myanmar. Para pejabat militer dari dua negara Asia Tenggara tersebut berjanji untuk mengirimkan timnya ke Indonesia guna mempelajari pesawat CN-295 secara lebih lanjut.
CN 295 TNI-AU. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
CN 295 TNI-AU (ilustrasi)
CN-295 Memikat Myanmar

Kehadiran pesawat CN-295 milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara di Nay Pyi Taw, Myanmar, telah menarik kehadiran pemerintah setempat. Sejumlah pejabat militer Myanmar, antusias untuk mengetahui kemampuan dan karakter pesawat produksi bersama PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military tersebut. Dengan antusias, sejumlah pejabat Militer Myanmar, Selasa (28/5/2013), mengikuti joy flight CN-295 yang dimulai dan diakhiri di Bandara Nay Pyi Taw. Kehadiran pesawat CN-295 di Myanmar, sebagai bagian dari road show pesawat tersebut ke enam negara Asean yaitu Filipina, Brunei, Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia.

Saat bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin yang memimpin rombongan road show CN-295, Menteri Pertahanan Myanmar Wai Lwin juga menanyakan pesawat tersebut. "CN-295 dipakai untuk kepentingan militer dan operasi bencana. TNI AU pakai untuk mengangkut pasukan dan penerjun. Pesawat ini juga dapat mengangkut dua mobil dan bisa mendarat di landasan rumput sepanjang 650 meter. Dengan daya muat 9 ton, pesawat mampu terbang 9 jam dan harganya lebih dari 30 juta dollar Amerika," papar Sjafrie.

"Terima kasih penjelasannya. Pesawatnya sangat bagus. Secara pribadi, saya suka pesawat itu. Tahun lalu kami punya rencana membeli pesawat, tapi dibatalkan. Sekarang ada rencana lagi kami harus melaporkan dahulu ke atasan," jawab Wai Lwin.

Sementara itu, Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia Budiman Saleh mengatakan, dibutuhkan waktu dua sampai tiga tahu unntuk melakukan penetrasi pasar ke suatu negara. "Kami ke Myanmar, sebagai bagian dari penetrasi pasar ini," kata Budiman.

Vietnam Tertarik CN-295

Menteri Pertahanan Vietnam Jenderal Phung Quang Thanh menyatakan tertarik dengan pesawat CN-295 yang merupakan hasil kolaborasi PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military. Phung Quang akan mengirim tim guna mempelajari pesawat tersebut dan industri pertahanan Tentara Nasional Indonesia pada umumnya di tahun 2014. Demikian disampaikan Phung Quang saat bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin di kantor Menteri Pertahanan Vietnam di Hanoi, Vietnam, Senin (27/5/2013).

Kedatangan Sjafrie ke Vietnam dengan memakai CN-295 merupakan bagian dari road show pesawat tersebut ke enam negara ASEAN, yaitu Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia. Selain untuk memperkenalkan pesawat CN-295 yang telah dipakai oleh TNI Angakatan Udara, road show yang berlangsung dari 22-31 Mei ini juga untuk memperkuat kerja sama di bidang pertahanan antara Indonesia dan negara ASEAN.

Phung Quang menuturkan, Vietnam membutuhkan pesawat terbang yang mampu menerjunkan pasukan, mengangkut pasukan, punya daya angkut maksimal 10 ton, dan memiliki pintu di bagian belakang. "Saya telah mempelajari CN-295 dan saya merasa suka dengan pesawat ini. Saya ingin perwira saya mempelajari pesawat ini lebih jauh," kata Phung Quang.

Mendengar hal ini, Sjafrie menjelaskan, CN-295 adalah pesawat yang punya pintu di belakang, bisa mengangkut penerjun dan dua mobil mewah. Daya muat pesawat tersebut 9 ton dan mampu terbang 9 jam tanpa berhenti. "Bahan baku pesawat ini 50 persen dari Indonesia dan ada fasilitas pemeliharaannya di Bandung," jelas Sjafrie. "Kami mengundang tim dari Vietnam berkunjung ke pabrik pesawat Indonesia untuk melihat industri CN-295 dan industri pertahanan kami lainnya," tambah Sjafrie.

Phung Quang lalu menyatakan akan mengirim tim untuk mempelajari industri pesawat terbang dan pertahanan dari TNI pada tahun 2014.

nasional.kompas.com

SBY Bakal Menjadi Warga Indonesia Pertama Peraih Gelar Profesor Pertahanan

Susilo Bambang Yudhoyono bakal menjadi warga Indonesia pertama yang menerima gelar Profesor Pertahanan. Menurut rencana, gelar Profesor Pertahanan tersebut akan dianugerahkan oleh Universitas Pertahanan kepada Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun depan. Pihak Universitas Pertahanan menilai bahwa SBY berhak dan pantas menerima gelar Profesor Pertahanan.
Susilo Bambang Yudhoyono. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Susilo Bambang Yudhoyono (ilustrasi)
SBY Kandidat Profesor Pertahanan Unhan

Universitas Pertahanan (Unhan) Indonesia berencana memberikan gelar profesor pertahanan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jika rencana berjalan lancar, gelar itu akan diterima SBY tahun depan. "Beliau saat ini sedang mengumpulkan kredit cum sebagai syarat," kata Rektor Unhan, Letnan Jenderal Subekti, kepada wartawan di kampusnya, Jalan Kenari, Jakarta Pusat, Rabu, 29 Mei 2013.

Subekti melanjutkan, saat ini kredit cum SBY sudah cukup banyak. Untuk melengkapinya, SBY getol menjadi pembicara di pelbagai acara akademis di dalam maupun di luar negeri.

SBY dinilai layak menjadi kandidat Profesor Pertahanan pertama di Tanah Air. Pasalnya, selain sebagai pelaku pragmatis bidang pertahanan, SBY juga cukup aktif memberikan masukan materi kurikulum perkuliahan di Unhan. "Beliau memberi paradigma baru TNI yang bisa berperan dalam demokrasi. Salah satunya bagaimana peran TNI melaksanakan tugas di era demokrasi," kata Subekti.

Saat ini, dia melanjutkan, SBY tercatat sebagai dosen tetap Universitas Pertahanan. Dalam satu tahun, setidaknya SBY meluangkan waktu mengajar selama empat kali..

www.tempo.co

Rabu, 29 Mei 2013

Disinyalir Ada 60 Ribu Agen Intelijen Asing Beroperasi Di Indonesia

Sekitar 60 ribu agen intelijen asing diduga saat ini sedang beroperasi di Indonesia. Mereka melakukan kegiatan spionase untuk kepentingan negara-negara tertentu. Opini tentang keberadaan ribuan agen rahasia asing di Indonesia ini sudah pernah disampaikan sebagai pernyataan pribadi oleh mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (AD) Jendral (purn) Ryamizard Ryacudu beberapa tahun lalu. Pejabat di Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menambahkan, meskipun informasi tersebut hanya berupa opini publik, kemungkinan jumlah yang disebutkan memang diambil dari sumber yang sahih.
Intelijen Asing. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Intelijen Asing (ilustrasi)
Kemenhan: Boleh Jadi Jumlah Intel Asing Memang 60 Ribu Orang

Pernyataan mantan kepala staf TNI Angkatan Darat (AD) Jendral (purn) Ryamizard Ryacudu beberapa tahun lalu soal adanya 60 ribu agen asing di Indonesia mendapat konfirmasi pemerintah. Staf Ahli Menteri Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin menjelaskan, meski pernyataan tersebut hanya berbentuk opini publik, namun bukan berarti data itu tidak valid. "Boleh jadi jumlah mereka mencapai angka tersebut. Kita semua harus waspada," ujarnya, Senin (27/5/2013) malam.

Untuk penanganan intel tersebut, Hartind menegaskan, 'bola' ada di tangan Badan Intelijen Nasional (BIN). Sedangkan, pemerintah hanya sebatas membuat kebijakan. Tidak hanya itu, dia menjelaskan, media juga bisa berperan untuk membantu pengungkapan keberadaan agen asing ini. Menurutnya, mereka menggunakan beragam profesi seperti wartawan, peneliti, hingga Lembaga Swadaya Masyarakat.

Perketat Pengawasan Intelijen Asing

Pengakuan Kementerian Pertahanan soal adanya operasi intelijen asing di Papua mendapat respons dari parlemen. Anggota Komisi I DPRRI Nuning Kertopati menjelaskan, bekal data tersebut harus dimanfaatkan oleh intel negara memperketat pengawasan. Terlebih, adanya eskalasi ancaman di daerah konflik seperti Papua. "Maka pengawasan perlu ditingkatkan,"ujarnya, Senin (27/5/2013) malam.

Menurutnya, intelijen asing biasanya datang ke satu negara dengan cara pengelabuan. Hal tersebut juga berlaku untuk para agen asing di Papua. "Misalnya intelijen asing di Papua bisa saja berkedok agama, bisnis atau pun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan masih banyak lagi," jelasnya.

Dia mengungkapkan, intelijen negara memang seharusnya dapat mengidentifikasi keberadaan mereka. Kemudian, mengelola informasi tersebut dengan cara meningkatkan komunikasi dengan pemuka agama atau adat budaya setempat. Sehingga, bentuk gerakan separatis atau terorisme bisa dicegah.

Istana Diminta 'Berbicara' dengan Sandi

Istana Kepresidenan diminta untuk menggunakan sandi negara agar pembicaraan di Istana tak disadap oleh pihak asing. Anggota Komisi I DPRRI Saifullah Tamliha menjelaskan, tidak ada yang bisa menjamin kalau istana tidak steril dari agen intelijen asing. Oleh karena itu, ujarnya, di istana seharusnya dipasang sandi negara agar pembicaraan di istana tidak bisa disadap oleh pihak asing, terutama AS dan Israel.

Dia pun mengimbau kepada pemerintah untuk segera membuat Rancangan Undang-undang (RUU) tentang kerahasiaan negara. Menurutnya, RUU tersebut dapat menjadi landasan hukum agar pemerintah dapat menindak agen-agen asing. "Pemerintah harus bersikap tegas kepada agen asing agar mereka tidak mudah memata-matai Tanah Air," katanya, di Jakarta, Senin (27/5/2013).

Pemerintah Harus Berani Tangkap Agen Asing

Anggota Komisi I DPR RI Saifullah Tamliha mengatakan, pemerintah harus berani menangkap agen-agen intelijen asing yang berkeliaran di Indonesia. Agen asing yang ditangkap harus dipublikasikan. "Publikasi perlu dilakukan sebagai shock terapi bagi negara yang mengirimkan agen-agennya tersebut ke Indonesia. Sehingga mereka malu mengirimkan agennya ke Indonesia lagi," ujar Saifullah di Jakarta, Senin (27/5/2013).

Agen intelijen asing yang ditangkap, terang Saifullah, sebelum dideportasi harus diselidiki dulu, informasi apa saja yang mereka peroleh, apa saja yang mereka kerjakan selama menjadi mata-mata di Indonesia. "Indonesia harus mendapatkan data-data yang mereka ambil dulu," terangnya.

Kementerian Pertahanan sebelumnya menyebut adanya aktivitas intelijen asing yang terendus di Papua. Mereka tinggal di Papua dengan 'menyamar' dengan berbagai profesi, seperti aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), wartawan dan peneliti.

www.republika.co.id

Selasa, 28 Mei 2013

India Akan Beli Pesawat Amphibi US-2 Buatan Jepang

Pesawat terbang amphibi jenis US-2 buatan pabrikan ShinMaywa, Jepang, telah menarik minat para pejabat militer India. Menurut rencana, India dan Jepang akan segera menandatangani kesepakatan kontrak pembelian pesawat amphibi US-2. Jenis pesawat yang sama kini telah dioperasikan oleh angkatan bersenjata Jepang.
ShinMaywa US-2 STOL Amphibious Aircraft. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
ShinMaywa US-2 STOL Amphibious Aircraft (ilustrasi)
Jepang dan India Teken MOU Penjualan Pesawat Amphibi

Jepang segera menandatangani kesepakatan ekspor pesawat amphibi dengan India, AFP melaporkan, Senin (27/5/2013). Mengawali kunjungan empat hari Perdana Menteri India Manmohan Singh di Tokyo, Senin (27/5) malam nanti, kedua belah pihak akan bertemu, menindaklanjuti kontrak pembelian US-2, pesawat yang dikembangkan secara domestik dan digunakan oleh angkatan bersenjata Jepang. Penjualan ini, dilaporkan oleh harian bisnis Nikkei, akan menjadi yang pertama bagi produk homegrown industri pertahanan Jepang sejak diberlakukan pembatasan ekspor sistem senjata dan peralatan lainnya. Hal ini juga akan menandai penguatan aliansi antara Jepang dan India, melihat semakin besarnya pengaruh China terhadap stabilitas regional.

Para ahli menilai, pesawat harus digolongkan sebagai unit layanan sipil jika ingin mematuhi larangan ekspor senjata bagi Jepang sejak tahun 1967 lalu, sebagai bagian dari sanksi kekalahan Perang Dunia II. US-2, yang dikembangkan oleh Shinmaywa Industries dan telah dijual kepada angkatan laut Jepang pada tag harga sekitar 10 milyar yen (US $ 99 juta) memiliki jarak tempuh 4.700 kilometer dan bisa mendarat di laut dengan gelombang setinggi tiga meter. "Jika US-2 diekspor ke India untuk penggunaan sipil, maka itu akan menjadi ekspor senjata Jepang pertama yang digunakan oleh kementerian pertahanan untuk penggunaan sipil," kata seorang pejabat kementerian perdagangan yang bertanggung jawab atas penjualan senjata pada AFP.

Shinmaywa membuka kantor penjualan di New Delhi tahun lalu dan telah mempromosikan pesawat di sana, juru bicara perusahaan mengatakan. "Kami mendengar ada beberapa permintaan dari pemerintah India, tetapi menolak untuk berkomentar lebih lanjut karena kami belum mencapai kontrak," tambahnya, menambahkan bahwa India tengah menawar pembelian setidaknya 15 pesawat.

Jepang, sebelumnya, telah memperluas pasar untuk produk industri pertahanan, seperti ekspor teknologi atau perangkat keras militer, meski belum menjual produk jadi. Pesawat US-2 bisa diklaim merupakan unit non-militer, misalnya untuk tujuan evakuasi, sehingga memenuhi syarat untuk ekspor.

www.suaramerdeka.com

Sabtu, 25 Mei 2013

Indonesia Promosikan Pesawat CN295 Di Enam Negara Asia Tenggara

Pesawat CN295 produksi PT Dirgantara Indonesia saat ini sedang dipromosikan di enam negara Asia Tenggara yang juga merupakan negara-negara anggota ASEAN. CN295 yang merupakan hasil kerjasama PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military tersebut sudah memulai penerbangan tour promosinya di negara Filiphina, yang kemudian dilanjutkan ke negara Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia.
Pesawat CN295. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Pesawat CN295 (ilustrasi)
Pesawat CN295 Unjuk Kemampuan di Negara-Negara ASEAN

Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsuddien mengatakan pemerintah mempromosikan penggunaan sistem pertahanan yang serupa di antara sesama negara ASEAN. Pesawat CN295 merupakan pesawat yang layak dan tepat untuk kepentingan pertahanan tersebut. "Kami yakin dengan penggunaan jenis pesawat yang sama di wilayah ASEAN akan memperkuat kerja sama di antara kita, pada waktu yang sama mengurangi biaya operasional dan perawatan pesawat secara signifikan. Dalam segmen pesawat kecil dan menengah, pesawat CN295, CN235 dan NC212i adalah solusi yang tepat," ujarnya di Jakarta, Jumat (24/5/2013).

Adapun Angkatan Udara Republik Indonesia saat ini telah mengoperasikan dua unit CN295 dari sembilan unit yang dipesan dari PTDI. Pada tahun 2014, seluruhnya sudah dapat dioperasikan di wilayah Indonesia oleh TNI AU, dengan penyerahan pesawat tersebut ke Kementerian Pertahanan yang berlangsung di delivery center dan final assembly PTDI. Pesawat ini merupakan hasil nyata dari Kemitraan Strategis (Strategic Partnership) antara PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military yang ditandatangani pada 2011 lalu.

Secara total lebih dari 120 unit C295 telah dipesan seluruh dunia dan hampir 100 unit pesawat telah dioperasikan di berbagai negara seperti Alzajair, Brasil, Cile, Kolombia, Republik Ceko, Mesir, Finlandia, Ghana, Jordania, Kazakhstan, Meksiko, Polandia, Portugal, dan Spanyol. Sementara itu, CN235 dan NC212 masing-masing telah terjual lebih dari 270 unit dan 470 unit, serta telah beroperasi dengan sukses di lebih 50 negara. Para operator pesawat CN295, CN235, NC212 sangat puas dengan keandalan, kapabilitas, dan ketangguhan dari pesawat-pesawat tersebut, yang sangat mudah dioperasikan di situasi yang bergejolak dan medan yang sulit. Pesawat tersebut saat ini menduduki posisi terdepan.

Sebelumnya, pada 23 Mei lalu, pesawat transport Militer CN295 mendarat di Bandara Ninoy Aquino Manila, Filipina, persinggahan pertama dari rangkaian tour ke enam ke negara ASEAN. Kementerian Pertahanan memperkenalkan pesawat ini ke Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia sejak tanggal 22 sampai 31 Mei dalam rangka promosi mengenai kemampuan dan efisiensi pesawat transportasi hasil kerja sama Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan Airbus Military.

Pesawat CN295 adalah sebuah pesawat serba guna berukuran sedang untuk kepentingan sipil maupun militer. Kunjungan ini juga merupakan kesempatan untuk menjelaskan kelebihan dari pesawat CN235 dan NC212i, yaitu hasil pengembangan dari varian C212 yang telah diluncurkan pada bulan November 2012 antara PTDI dan Airbus Military dengan menggunakan sistem avionic dan autopilot yang baru, kapasitas penumpang bertambah dan biaya operasi yang lebih efisien.

www.metrotvnews.com

Selasa, 21 Mei 2013

Kasus Pesawat Militer AS Langgar Wilayah Udara RI Di Aceh Perlu Diwaspadai

Pesawat militer AS yang kesasar dan mendarat di Aceh boleh jadi bukanlah sebuah kebetulan, bisa saja pesawat tersebut sedang melakukan kegiatan intelijen. Hal tersebut disampaikan oleh Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, seorang anggota Komisi I DPR yang menangani bidang pertahanan dan keamanan. Kemungkinan aktifitas inteligen tersebut perlu diwaspadai mengingat seringnya terjadi pelanggaran wilayah udara RI yang dilakukan oleh pesawat-pesawat asing.
Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati (ilustrasi)
Pesawat Militer AS Dianggap Tak Kebetulan Nyasar Ke Aceh

Pemerintah diminta tidak memandang remeh kasus pelanggaran zona izin terbang yang dilakukan militer Amerika Serikat (AS) di wilayah udara Indonesia. Sebab hal ini bukan kali pertama terjadi dan berkemungkinan mengancam kedaulatan NKRI. "Saya yakin pesawat itu tidak kebetulan kesasar ke Aceh," kata anggota Komisi I DPR bidang pertahanan, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati (Nuning), Selasa (21/5/2013).

Boleh jadi, lanjutnya, pesawat militer AS tersebut tengah melakukan aktifitas intelijen di wilayah Indonesia. Kemungkinan itu menurutnya sangat besar dan patut diwaspadai. "Segala kemungkinan dalam giat intelijen kita harus diwaspadai. Probabilitasnya pun besar sekali," katanya.

Kecurigaan Nuning bukan tanpa alasan. Menurutnya sulit dipercaya jika pilot negara sebesar AS terbang tanpa tujuan jelas. Apalagi jarak yang ditempuh terbilang jauh. "Kita harus hati-hati dengan giat deception (pengelabuan) siapa pun," ujarnya.

Nuning meminta pemerintah meningkatkan aktifitas intelijen dan infrastruktur TNI. Hal itu untuk mengantisipasi segala bentuk ancaman militer dari negara asing. "Intelijen negara dimajukan fungsinya. Kita harus waspada terhadap ancaman laut, darat, dan udara," katanya.

Nuning berharap TNI Angkatan Udara segera mencari tahu motif di balik penerbangan pesawat tersebut. Kemenlu juga harus bersikap tegas dengan tetap berpedoman azas politik bebas aktif. "Langsung tanyakan ke Kedubes AS," kata politisi Partai Hanura tersebut.

www.republika.co.id

Pesawat Militer AS Ditahan TNI-AU Di Aceh

Sebuah pesawat militer Amerika Serikat jenis Dornier 328 ditahan oleh pihak TNI-AU di Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, Aceh. Pesawat militer AS tersebut terbang memasuki wilayah udara Indonesia tanpa dilengkapi izin. Pesawat tersebut terbang dari Srilanka dengan tujuan Singapura.
Dornier 328-110 (C-146A). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Dornier 328-110 (C-146A) (ilustrasi)
TNI tahan pesawat militer Dornier 328 AS di Aceh

TNI Angkatan Udara Sultan Iskandar Muda Provinsi Aceh menahan sementara pesawat militer milik Amerika Serikat di Bandara Sultan Iskandar Muda, Senin, karena tidak memiliki izin terbang dalam wilayah Indonesia. Komandan Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, Aceh, Kolonel Pnb Supri Abu di Aceh Besar mengatakan bahwa keberadaan pesawat militer AS jenis Dornier seri 328 dari Maldives Srilanka menuju Singapura telah terlacak di radar di Lhokseumawe. "Pesawat militer AS yang mendarat sekitar pukul 14.00 WIB tersebut tidak bisa melanjutkan perjalanannya sebelum memiliki izin terbang di wilayah Indonesia," katanya.

Dijelaskannya, setiap pesawat militer yang akan terbang harus memiliki dua izin, yakni dari kementerian luar negeri dan Mabes TNI. Namun pesawat militer AS tersebut tidak memiliki kedua izin tersebut. "Artinya, pesawat yang ditumpangi lima awak yang terdiri atas tiga militer dan dua sipil tidak bisa melanjutkan penerbangannya sebelum kedua izin tersebut ditebitkan," katanya.

Supri juga mengatakan bahwa lima awak pesawat tersebut juga tidak bisa meninggalkan pesawat sebelum kedua izin administrasi tersebut dikeluarkan oleh kedutaan besar negara bersangkutan. "Kami memberikan kesempatan kepada awak pesawat militer AS untuk berkoordinasi dengan kedutaan besarnya dalam pengurusan administrasi. Jika administrasinya selesai, mereka bisa melanjutkan perjalanannya," katanya.

Supri juga mengatakan bahwa pihaknya tidak perlu memaksa pesawat tersebut dengan mengunakan pesawat tempur karena pesawat bernomor lambung 13075 menyatakan akan mendarat di Bandara SIM Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar. "Kami tidak perlu susah mengunakan pesawat tempur dan meminta mereka mendarat karena mereka menyatakan mendarat di Bandara SIM," katanya.

Supri juga mengatakan bahwa salah seorang awak berpangkat kapten mengaku adanya kesalahan informasi dalam penerbangan dari Srilanka menuju Singapura.

www.antaranews.com

Minggu, 19 Mei 2013

Senegal Berminat Beli Pesawat CN-235 Buatan PTDI

Pesawat CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia telah menarik minat Menteri Angkatan Bersenjata Senegal. Selain ingin membeli pesawat tersebut, Senegal juga mengungkapkan keinginannya untuk pelatihan Perwira Militer dan Polisi dengan pemerintah Indonesia. Hal ini terungkap pada kunjungan kerja beberapa anggota DPR RI yang tergabung sebagai anggota delegasi Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) antara DPR dan Parlemen Senegal di Kantor Kementerian Angkatan Bersenjata Senegal.
CN-235. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
CN-235
DPR: Senegal Tertarik Pesawat CN-235

Pemerintah Senegal berminat membeli dua pesawat CN-235-220 produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Pesawat itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan VIP dan transportasi udara. "Hal itu ditegaskan Menteri Angkatan Bersenjata Senegal Augustine Tine saat bertemu delegasi Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) antara DPR dan Parlemen Senegal di Kantor Kementerian Angkatan Bersenjata Senegal," kata Pimpinan Delegasi DPR Tantowi Yahya, Sabtu (18/5/2013) malam.

Pemerintah Senegal juga ingin memulai kerja sama di bidang pertahanan. Yelalui pelatihan bagi perwira militer dan polisi. Selain juga upaya penguatan kerja sama di bidang politik terkait pemilu dan peran parlemen.

Pertemuan tersebut juga membahas mengenai rencana pembukaan kantor perwakilan pemerintah Senegal di Indonesia. Ini sebagai bentuk penguatan kerja sama setelah KBRI dibuka di Dakar pada 1982. Kedua negara juga sedang melakukan proses finalisasi naskah nota kesepahaman mengenai Pembentukan Komisi Bersama. Ini dalam rangka mewujudkan hubungan bilateral saling menguntungkan.

Delegasi DPR melakukan kunjungan kerja ke Senegal selama tiga hari, 14-17 Mei 2013. Kunker ini diikuti oleh lima anggota dari fraksi Demokrat, Golkar dan PDI Perjuangan.

www.republika.co.id

Jumat, 17 Mei 2013

Radar Buatan PT LEN Dipasang Pada Kapal Perang Indonesia

Radar pertahanan yang dikembangkan oleh PT LEN Industri sejak tahun 2011 lalu hingga tahun 2013 ini dipasang secara bertahap pada kapal-kapal perang TNI-AL. Radar yang berfungsi sebagai radar penangkap aktivitas radar kapal perang lawan ini bekerja berdasarkan sistem CMS. Radar CMS buatan PT LEN ini umumnya dipasang pada kapal perang jenis Van Spijk dan Korvet Class Parchim. Radar yang dipasang di kapal milik TNI tersebut langsung dapat menangkap sinyal jika terjadi potensi ancaman di Indonesia. Radar tersebut dilengkapi dengan Control and Monitoring System (CMS), yaitu sistem yang mengatur bagaimana radar menangkap sinyal, lalu mengunci target, serta menembak sasaran sesuai target.
Kapal Perang Korvet Parchim Class TNI-AL. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Kapal Perang Korvet Parchim Class TNI-AL
LEN Pasang Radar di Kapal Perang RI

PT LEN Industri telah melakukan pemasangan radar pada kapal perang milik TNI Angkatan Laut untuk meningkatkan keamanan pengoperasian kapal tersebut.

Direktur Utama LEN Abraham Mose mengatakan, dalam hal pertahanan keamanan perusahaan pelat merah di bidang teknologi tersebut telah melakukan pemasangan sistem yang mengatur penangkapan radar kapal musuh yang mengancam kapal perang Indonesia. "Sistem mengatur menangkap radar, jadi memonitoring terhadap banyak musuh yang mengancam kapal kita," kata Abraham dalam diskusi 'Kebangkitan BUMN', di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (14/5/2013).

Abraham mejelaskan, teknologi penangkap radar tersebut akan bekerja berupa CMS untuk sistem yang mengatur bagaimana radar menangkap mengunci target sampai menembak target. "Berapa banyak musuh yang ancam itu CMS yang menangkapnya. Kita sudah bangun," tagasnya

Abraham menuturkan, radar buatan PT LEN Industri tersebut rencananya dipasang pada kapal perang berjenis Van Spijk dan Korvet Class Parchim. Proyek pemasangan radar dilakukan sejak tahun 2011 hingga tahun ini.

bisnis.liputan6.com

Jerman Keluar Dari Proyek Pesawat UAV Mata-mata Euro Hawk

Jerman mengkahiri partisipasinya dalam proyek pesawat UAV mata-mata Eiro Hawk. Meskipun telah mengeluarkan dana 300 juta Euro, namun Jerman menganggap harus keluar dari proyek pembuatan pesawat mata-mata tanpa awak Euro Hawk tersebut karena menganggap proyek itu memiliki potensi masalah sejak setahun lalu. Jerman juga beranggapan bahwa pesawat UAV Euro Hawk akan sulit mendapatkan izin terbang di kawasan Eropa sehingga tidak berguna untuk kebutuhan di Eropa.
Euro Hawk. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Euro Hawk
Jerman Keluar dari Proyek Euro Hawk

Jerman keluar dari proyek bernilai ratusan juta pesawat tanpa awak mata-mata Euro Hawk. "Kami menarik garis batas," demikian keterangan jajaran pimpinan Kementerian Pertahanan Jerman di Berlin pekan ini. Militer Jerman Bundeswehr menurut rencana semula akan membeli empat pesawat mata-mata tanpa awak tipe Euro Hawk. Alasannya adalah Bundeswehr tidak melihat perspektif, dengan biaya yang dikeluarkan mendapat ijin pengoperasian pesawat mata-mata tanpa awak terbesar di dunia itu di kawasan udara Eropa. Selama ini Bundeswehr hanya memiliki satu prototip Euro Hawk, yang dibuat oleh perusahaan perlengkapan militer AS Northrop Grumman dan dilengkapi dengan peralatan sensor yang dibuat oleh anak perusahaan EADS Cassidian. Sebetulnya direncanakan pembuatan empat seri tipe pesawat Euro Hawk dan seluruh proyek bernilai 1,2 miliar Euro.

Untuk pengembangan proyek tersebut sudah 508 juta Euro yang diinvestasikan. Ditambah lagi biaya 158 juta Euro untuk kewajiban yang terkait perjanjian dan pembuatan sarana kemampuan terbang. Dari biaya pengembangan, 248 juta Euro dibebankan kepada perusahaan teknik penerbangan Eropa EADS. Kerugian anggaran pemerintah Jerman akibat gagalnya proyek Euro Hawk lebih dari 300 juta Euro.

Meskipun demikian untuk pembatalan rencana pembuatan empat pesawat mata-mata itu tidak dikenai biaya, karena sesuai perjanjian ini tergantung dari kesuksesan proses uji coba peralatan pesawat mata-mata tanpa awak tersebut. Termasuk di dalamnya ijin untuk penerbangan di kawasan udara Jerman dan Eropa. Hal ini menjadi problematis karena produsen AS tersebut tidak bersedia memaparkan rencana konstruksi terkait keamanan pesawat mata-mata tersebut. Selain itu menurut laporan harian Jerman "Frankfurter Allgemeine Zeitung", untuk peralatan yang dimaksud tidak ada teknik mengelak otomatis jika terjadi bahaya tabrakan.

Masalah Perijinan

Berbeda dengan pesawat mata-mata itu sendiri, peralatan sensor untuk selanjutnya masih dapat digunakan. Ini menunjukkan hasil yang bagus dan diharap dapat dipasang pada plattform mata-mata yang berawak maupun tanpa awak. Sedangkan bagi pesawat mata-mata itu sendiri disimpulkan bahwa ini tidak akan mendapat ijin terbang. Memang menurut kementerian pertahanan Jerman, ada kemungkinan mengubah pesawat mata-mata itu dan memperlengkapi sistemnya agar bisa mendapat ijin beroperasi. Tapi ini berarti tambahan biaya sampai 600 juta Euro. Kementerian Pertahanan Rabu (15/05) melaporkan mundurnya Bundeswehr dari proyek Euro Hawk. "Lebih baik akhir yang buruk daripada keburukan tanpa akhir," demikian disebutkan dari lingkungan kementerian.

Euro Hawk dikembangkan atas basis pesawat mata-mata Global Hawk yang dikembangkan oleh perusahaan perlengkapan militer AS Northrop Grumman. Dengan pesawat mata-mata tanpa awak itu pemerintah Jerman juga ingin ambil bagian dalam sistem mata-mata Nato "Alliance Ground Surveillance" AGS. Yakni sebuah sistem mata-mata untuk darat yang didukung dari udara, yang antara lain dapat mengikuti gerakan pasukan di daratan. Pesawat mata-mata itu dapat mengudara pada ketinggian 20 km tanpa pendaratan singgah, dan menempuh jarak 6000 km.

www.dw.de

Alasan Korea Selatan Tunda Proyek Jet Tempur F-33 Dengan Indonesia

Penundaan proyek kerjasama pembuatan jet tempur F-33 IFX/KFX antara Indonesia dan Korea Selatan dikarenakan pemerintah Korsel saat ini sedang kesulitan dalam menyediakan dana untuk proyek militer yang berbiaya mahal ini. Alasan penundaan Proyek F-33 IFX/KFX ini disampaikan oleh Kepala Parlemen Korsel Ahn Hong-Joon di Jakarta pada Kamis 16 Mei 2013.
F-33 IFX/KFX. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
F-33 IFX/KFX
Ini Alasan Korsel Tunda Pembuatan Pesawat Tempur dengan RI

Rencana Indonesia lewat PT Dirgantara Indonesia (PT DI) bekerjasama dengan Korea Selatan untuk membuat pesawat tempur ditunda untuk sementara. Apa alasannya? Kepala Parlemen Korsel Ahn Hong-Joon mengatakan, saat ini pemerintah Korsel sedang kesulitan mencari dana untuk proyek yang cukup mahal tersebut. "Sekarang sebenarnya bukan pemberhentian kerjasama, tapi pemerintah Korsel lagi kesulitan sediakan dana untuk program itu, karena ini proyek sangat banyak telan dana. Kita lagi teliti dan review ulang jenis pesawat. Kita akan lebih detil untuk siapkannya (pesawat yang dikembangkan). Jadi kalau kita sudah menentukan jenisnya (pesawat tempur) pasti kita siapkan anggarannya," tutur Hong-Joon usai bertemu Kepala Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung di Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (16/5/2013).

Hong-Joon mengatakan, dalam waktu yang tidak lama lagi, Indonesia dan Korsel bisa bersama-sama mengembangkan pesawat tempur yang rencananya diberi nama Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX). "Perkiraan saya tidak begitu lama. Kelihatannya bisa tahun ini," ucap Hong-Joon.

Dalam proyek ini, rencananya pemerintah Indonesia berkontribusi hanya 20%, selebihnya oleh pemerintah dan BUMN strategis Korsel. Rencananya dari proyek ini akan diproduksi pesawat tempur KFX/IFX atau F-33 yang merupakan pesawat tempur generasi 4,5 masih di bawah generasi F-35 buatan AS yang sudah mencapai generasi 5. Namun kemampuan KFX/IFX ini sudah di atas pesawat tempur F-16. Pesawat KFX/IFX akan dibuat 250 unit, dari jumlah itu Indonesia akan mendapat 50 unit di 2020. Harga satu pesawat tempur ini sekitar US$ 70-80 juta per unit.

Sebelumnya PT DI akan terlibat dalam pengembangan dan produksi pesawat jet tempur buatan Indonesia. Pesawat itu dikembangkan atas kerja sama Kementerian Pertahanan Korea Selatan dan Indonesia, pesawat tempur KFX/IFX. Direktur Utama Dirgantara Indonesia Budi Santoso menuturkan, untuk mengembangan pesawat yang lebih canggih dari F-16 dan di bawah F-35 ini, PT DI telah mengirimkan sebanyak 30 orang tenaga insinyur ke Korsel untuk terlibat dalam pengembangan proyek pesawat temput versi Indonesia dan Korsel. "Baru pulang Desember (2012) 30 orang. Kami mengirim atas nama Kemenhan. Jadi 1,5 tahun tim kita ada di Korea. Kita 1,5 tahun sama-sama mendesain. Kita ada yang belajar dari Korea, dan Korea ada yang belajar dari kita (PT DI)," tutur Budi.

finance.detik.com

TNI-AU Tolak Hibah Jet Tempur F-5 Tiger Eks Korea Selatan

Tawaran hibah sejumlah jet tempur F-5 eks Korea Selatan telah ditolak oleh TNI Angkatan Udara. Penolakan hibah pesawat jet tempur F-5 dari Korsel tersebut diungkapkan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia pada Kamis, 16 Mei 2013. Alasan penolakan adalah dikarenakan jet tempur yang ditawarkan tidak sesuai spesifikasinya dengan jet tempur sejenis yang digunakan oleh TNI-AU.
F-5 Tiger. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
F-5 Tiger
TNI-AU Tolak Hibah F5 Korea Selatan

TNI Angkatan Udara menyatakan menolak tawaran hibah pesawat tempur F-5 Tiger dari Korea Selatan lantaran tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. "Kami menolak tawaran hibah karena spesifikasi pesawat F-5 Tiger milik Korea Selatan berbeda dengan yang dimiliki Indonesia," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, usai menghadiri penutupan Sidang Umum dan Kongres Dewan Olahraga Militer Internasional atau Conseile International du Sport Militaire (CISM) Ke-68, di Jakarta, Kamis (16/5/2013).

Menurut dia, pesawat F-5 milik Indonesia sudah banyak dimodifikasi, baik persenjataan maupun avioniknya. Sedangkan, pesawat yang ditawarkan Korea Selatan minim modifikasi. "Perbedaan spesifikasi ini justru menjadi beban di biaya perawatannya. Kalau bisa kami diberi pesawat yang sama dengan yang kami punya," katanya.

KSAU mengaku, pihaknya telah menyampaikan kajian itu kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan).

Sebelumnya, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengaku masih mempertimbangkan tawaran hibah pesawat F-5 dari pemerintah Korea Selatan karena harus meminta keputusan dari TNI AU selaku pengguna pesawat tempur.

www.republika.co.id

Senin, 13 Mei 2013

Epic, Pesawat Drone Siluman Terbaru Buatan Iran

Angkatan bersenjata Iran kini memiliki Epic, sebuah pesawat UAV bersenjata (Drone) yang dilengkapi teknologi siluman (stealth). Drone siluman Epic buatan Iran ini mampu melakukan misi pengintaian dan serangan udara. Karena teknologi siluman yang dimilikinya, keberadaan Epic menjadi sulit dideteksi oleh pihak lawan. Banyak yang telah dikatakan sudah dari program drone militer AS yang luas, namun Iran baru saja meluncurkan terbaru dari pesawat otonom sendiri dalam upaya untuk menyoroti kemajuan terbaru dalam drive untuk membangun armada drone sendiri. Ditunjuk sebagai Hemaseh dalam bahasa Persia, yang berarti 'epik' dalam bahasa Inggris, terbaru pesawat pengintai tempur Iran diresmikan pada hari Kamis selama upacara yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan Ahmad Vahidi. Cerah dicat dalam warna-warna bendera nasional Iran dan olahraga apa yang tampak menjadi dua rudal boneka di bawah sayapnya, dengung buatan dalam negeri dikatakan memiliki kemampuan siluman yang akan memungkinkan untuk menghindari radar musuh. "Drone ini telah dibangun oleh para ahli industri pertahanan dan sekaligus mampu pengawasan, pengintaian dan rudal dan serangan roket," kata Vahidi pada pembukaan tersebut. Dalam laporan sebelumnya yang diproduksi oleh Kantor Berita Fars Iran (FNA) negara mengklaim akan membangun "puluhan jenis" kendaraan udara tak berawak, dan calon model terbaru ini sebagai negara yang paling maju. Menurut FNA, 30 dari total 40 jenis model drone sudah dalam tahap produksi.
Epic Stealth Drone buatan Iran. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Epic Stealth Drone buatan Iran
Iran Miliki Pesawat Siluman yang Tak Bisa Dideteksi Musuh

Iran meresmikan pesawat tak berawak baru, diberi nama Epic. Pesawat itu mampu melakukan pengawasan maupun misi serangan, kata kantor berita Mehr. Menteri Pertahanan Iran Jenderal Ahmad Vahidi seperti dikutip mengatakan bahwa Epic, yang bisa terbang di ketinggian, adalah "pesawat siluman yang tidak dapat dideteksi oleh musuh."

Pada 18 April, Iran mengumumkan tiga model pesawat tak berawak lainnya, Throne, Hazem-3 dan Mohajer-B. Throne, juga model siluman, memiliki jangkauan jarak jauh dan dilengkapi dengan peluru kendali dari udara-ke-udara, kata Jenderal Amir-Farzad Esmaili, komandan operasi anti-pesawat.

Esmaili mengatakan Iran telah memproduksi dan menggunakan puluhan dari mereka.

Hazem-3 (Solid) dan Mohajer-B (Migrator) adalah model "taktis dan tempur" yang juga mampu melakukan tugas pengintaian, kata jenderal.

www.republika.co.id

Pemerintah Jerman Setuju Ekspor 104 Tank Leopard Dan 50 Tank Marder Ke Indonesia

Pengiriman 164 tank tempur dari jenis MBT Leopard 2 dan tank medium Marder 1A2 kepada Indonesia akhirnya bisa disetujui oleh pemerintah Jerman. Kesepakatan eksport 106 MBT Leopard 2, 50 tank Marder, dan 10 kendaraan lapis baja dari Jerman kepada Indonesia ini sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2012 lalu. Namun beberapa pihak di Jerman membuat kesepakatan tersebut menjadi lambat untuk direalisasikan.
MBT Leopard 2A4. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
MBT Leopard 2A4
Jerman Pastikan Jual 164 Tank ke Indonesia

Pemerintah Jerman, Rabu (8/5/2013), sepakat untuk menjual 164 buah tank ke Indonesia, setelah parlemen Belanda menolak penjualan tank tempur utama kepada Indonesian karena masalah pelanggaran HAM. Pemerintahan Kanselir Angela Merkel telah memberikan lampu hijau untuk produsen senjata Rheinmetall AG yang berada di Duesseldorf untuk menjual tank ke Indonesia. Penjualan itu termasuk 104 unit tank Leopard 2 dan 50 unit kendaraan tempur infantri Marder 1A. Selain itu, kesepakatan ini juga meliputi 10 tank lain, termasuk kendaraan tempur untuk pegunungan, dan sejumlah kendaraan militer lainnya.

Sejauh ini belum diperoleh informasi terkait nilai dari kesepakatan tersebut. Konfirmasi ini diperoleh setelah seorang anggota parlemen oposisi Katha Keil dari Partai Hijau yang meminta penjelasan terkait kesepakatan penjualan senjata yang dicapai November tahun lalu itu. Partai Hijau Jerman selama ini menyuarakan keprihatinannya bahwa Indonesia, yang kerap dikritik karena sering melanggar HAM, akan menggunakan persenjataan buatan Jerman ini untuk menghadapi pengunjuk rasa dan etnis minoritas.

Pemerintah Indonesia sudah mengajukan keinginan untuk membeli tank tempur buatan Jerman pada 2012 dalam kunjungan Kanselir Merkel ke Indonesia. Saat itu, Pemerintah Indonesia berjanji tidak akan menggunakan persenjataan ini untuk melawan rakyat.

Pemerintahan Merkel selalu menawarkan penjualan senjata ke negara-negara yang dianggap sebagai partner strategis. Beberapa negara yang juga membeli persenjataan Jerman adalah Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

internasional.kompas.com

Sabtu, 11 Mei 2013

Ribuan Prajurit TNI Serbu Dan Kuasai Kawasan Bengalon, Kutai Timur

Penyerbuan oleh ribuan prajurit TNI dengan alutsista lengkap di kawasan Pantai Sekerat, Bengalon, Kutai Timur, dimulai pada subuh. Keheningan pagi di kawasan pantai itu segera dipecah oleh suara tembakan meriam dari tank amphibi, gemuruh puluhan pesawat tempur, dan ledakan-ledakan bom yang dijatuhkan.
Prajurit TNI menyerbu Bengalon. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Sekerat Dibombardir, Ribuan Tentara Kuasai Bengalon

Subuh, Kamis (9/5/2013), Pantai Sekerat, Bengalon, Kutai Timur, lain dari biasanya. Suara tembakan tank amfibi membelah suasana pagi buta. Kendaraan baja dari tengah laut ini disertai ribuan personel. Tak mau kalah, gemuruh pesawat tempur SU-27/30, Dragon Flight F-16, dan Elang Flight 2 Hawk melintas langit dan menjatuhkan bom di titik sasaran. Strategi pembersihan area pertama. Menguasai titik vital. Tiap prajurit dibekali senjata laras panjang. Bukan perang sungguhan, ini latihan gabungan (latgab) TNI. Dipimpin Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Marsetio. Turut hadir pula Kasau Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen Dicky Wainal Usman, Bupati Kutim Isran Noor, serta beberapa jajaran petinggi lain. Berbagai alat utama sistem persenjataan (alutsista) dibawa.

Adegan ini adalah bagian dari aplikasi strategi pertahanan Republik Indonesia yang bersifat defensif aktif. Mengandung pengertian bahwa pertahanan negara tidak ditujukan untuk melancarkan agresi terhadap otoritas negara lain. Namun secara aktif menangkal, mencegah, dan mengatasi segala bentuk ancaman terhadap kedaulatan NKRI. Di tempat latihan, Panglima TNI kepada wartawan mengatakan, latihan ini merupakan latihan tingkat divisi. Menjadi latihan terbesar dari sebelumnya. "Total latihan selama 20 hari dan telah dimulai dari 5 Mei dengan latihan pos komando. Lebih jauh lagi, dimulai sejak tanggal 2 di Asembagus, Surabaya, dalam latihan gabungan," katanya.

Bahkan, latihan kemarin, diakui masih terus bersambung. Hari ini dilanjutkan dengan pendaratan pasukan Kostrad dan Marinir. Mereka berlatih operasi darat gabungan dan operasi berlanjut hingga sepekan lagi. Agus menambahkan, latihan ini menguji kemampuan TNI dalam operasi pertempuran serta memberikan dukungan logistik untuk mempertahankan areal yang telah direbut musuh. Latihan juga menunjukkan kemampuan alutsista yang dibeli TNI. Hingga 2024, lanjutnya, peningkatan alutsista diadakan berjenjang. Saat ini TNI sudah mampu memenuhi 40 persen keperluan alutsista. "Latihan ini juga sebagai pertanggungjawaban TNI kepada masyarakat," katanya.

Untuk skala peralatan dilibatkan masing-masing kesatuan, mulai dari TNI AD yang membawa 14 Tank Scorpio, lima Stormer APC, dua Stormer CO, dua kendaraan Timhar, dan lain-lain. Angkatan laut membawa 36 kapal perang, satu cassa, dua Heli Bell, 34 truk, lima tank, lima BVP, empat Kapa, 20 Ranfib, tiga howitzer, dan dua RM-70 Grad. Sedangkan TNI AU membawa lima pesawat tempur SU 27/30, lima Hawk SPO, lima unit F-16, dan lain-lain.

Bupati Kutim Isran Noor mengatakan, kegiatan TNI di wilayah Sangatta sangat positif. Bahwa secara global Kutim menjadi bagian penting dalam pengamanan. Sangatta juga tidak jauh dari wilayah perbatasan Malaysia.

www.kaltimpost.co.id

Turki Luncurkan Proyek Pesawat UAV Bersenjata (SIHA)

Proyek pengembangan pesawat UAV bersenjata kini sedang digarap oleh negara Turki. Proyek militer ini bertujuan untuk merancang pesawat tak berawak yang disebut Strike UAV (SIHA). Sebelumnya, Turki telah sukses mengembangkan sebuah model pesawat UAV militer yang diberi nama Anka MALE.
Pesawat UAV Anka MALE buatan Turki. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Industri pertahanan di Turki kini makin bergerak maju dengan makin berkembangnya produk pesawat UAV militer yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Udara Turki (TAF). Setelah proyek pengembangan pesawat UAV Anka MALE mulai masuk tahap produksi, kini negara itu kembali melaksanakan proyek pesawat UAV yang dipersenjatai dan disebut sebagai Strike UAV (SIHA).

Proyek SIHA secara resmi telah mendapatkan lampu hijau dari Komite Eksekutif Industri Pertahanan Turki pada bulan Juli 2012 dan saat ini sedang dalam persiapan program awal. Pemerintah Turki menunjuk pihak Turki Aerospace Industries (TAI) sebagai pelaksana pekerjaan proyek militer ini. TAI menggunakan model seri pesawat UAV Anka sebagai dasar pengembangan SIHA dimana pesawat UAV bersenjata ini diharapkan memiliki bobot sekitar 5.000 kg dan sanggup membawa muatan eksternal 1.000 kg hingga 1.500 kg.

Pejabat eksekutif dari divisi sistem kendaraan tak berawak TAI, Serdar Olez, mengharapkan kontrak untuk tahap konseptual bisa ditandatangani pada akhir tahun ini. "Komite telah mengambil keputusan untuk memulai program SIHA dan TAI akan menjadi kontraktor utama untuk proyek ini. Ini akan mengawali tahap desain konseptual utama dan saat ini ini kami sedang menunggu rilis dari RFP," kata Olez.

Olez menambahkan setelah prototipe pesawat selesai dibuat, maka penerbangan pertama akan berlangsung dalam waktu empat tahun. Pesawat UAV baru ini diharapkan mampu terbang lebih dari 20 jam, memiliki ketinggian penerbangan hingga 40.000 kaki, dan kecepatan jelajah sekitar 200 knot hingga 250 knot. TAI akan mengembangkan mesin turboprop baru untuk proyek tersebut. Pesawat ini dirancang untuk bisa mengoperasikan sistem rudal Udara-ke-Permukaan dan bom yang dipandu laser.

www.shephardmedia.com

Jumat, 10 Mei 2013

KRI-Diponegoro (365) Mendeteksi Peningkatan Aktivitas Pesawat Militer Israel Di Wilayah Udara Lebanon

Kapal perang KRI-Diponegoro (365) baru-baru ini telah mendeteksi adanya peningkatan aktivitas pesawat udara militer milik Israel di kawasan udara Lebanon. Bertindak sebagai AAWC (Antiair Warfare Coordinator) pasukan UNIFIL PBB, KRI-Diponegoro (365), memantau setidaknya sepuluh pesawat militer dari jenis jet tempur hingga pesawat UAV Israel melakukan maneuver dan bergerak dari arah selatan dan selanjutnya menuju ke wilayah Suriah.
KRI-Diponegoro (365). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Diponegoro-365 Deteksi Peningkatan aktivitas Pesud Militer Israel

KRI Diponegoro-365/Satgas TNI Maritim Konga XVIII-E UNIFIL 2013 dalam tugas (on Task) keempatnya yang dipercaya kembali sebagai Maritime Interdiction Operation (MIO) Commander mendeteksi peningkatan aktivitas Pesawat Udara Militer Israel di wilayah udara teritorial Lebanon, Laut Mediterania, baru-baru ini.

Selama pelaksanaan on task tersebut KRI Diponegoro-365 kembali di tunjuk sebagai AAWC (Antiair Warfare Coordinator). Hal ini merupakan sebuah kehormatan dan sekaligus tantangan bagi KRI Diponegoro-365 untuk menjalankan tugasnya, karena selama penugasan kali ini telah timbul gejolak antara Israel dan Suriah. Sebagai AAWC, KRI Diponegoro-365 dengan Komandan Letkol Laut (P) Hersan, S.H. bertanggungjawab memonitor seluruh aktivitas udara militer yang ada di Area of Maritime Operation (AMO) wilayah udara teritorial Lebanon maupun di selatan AMO yang merupakan wilayah udara Israel. Aktivitas udara militer Israel di monitor oleh KRI Diponegoro-365 mengalami peningkatan, utamanya terjadi di wilayah udara Lebanon.

Terpantau figther-figther maupun UAV (Unmanned Aerial Vehicle) / pesawat tanpa awak Israel bermanuver di wilayah udara Lebanon. Pada umumnya Pesud Israel tersebut bergerak dari arah selatan menuju ke utara wilayah udara Suriah. Bahkan ada beberapa pesawat Israel yang melintas hingga jarak 7 NM dari KRI Diponegoro-365. Kemampuan tersebut di dapat dari radar udara MW-08 dan IFF Interogator. Radar MW-08 yang dimiliki oleh KRI Diponegoro-365 mampu mendeteksi seluruh pesawat udara berkecepatan tinggi hingga 57 NM atau sekitar 120 KM. Sedangkan IFF adalah sebuah alat untuk mengidentifikasi pesawat berdasarkan kode-kode yang dipancarkan oleh pesawat tersebut. Kode tersebut merupakan suatu tanda pengenal apakah pesawat tersebut merupakan pesawat kawan, pesawat militer atau pesawat penerbangan sipil.

Rata-rata sepuluh pesawat militer Angkatan Udara Israel tersebut melaksanakan aktivitas setiap harinya yang berhasil di deteksi oleh KRI Diponegoro-365. Selain itu, KRI Diponegoro sebagai AAWC juga menerima laporan-laporan dari unsur yang dipimpinnya, diantaranya adalah FGS Frettchen (Jerman), TCG Bozcaada (Turki) dan BNS Madhumati (Bangladesh). Seluruh laporan aktivitas militer yang di dapat tersebut di kompilasi oleh KRI Diponegoro-365 untuk dilaporkan ke Komandan MTF 448 dalam bentuk laporan harian situasi udara / AAWC daily sitrep.

Pada hari kamis (2/5/2013), Lettu Laut (P) Andromeda sebagai Perwira Jaga Pusat Informasi Tempur (PIT) juga mendeteksi adanya spot udara berkecepatan rendah dengan ketinggian 1.300 kaki pada jarak 30 NM dari KRI Diponegoro-365 datang mendekat ke wilayah udara Lebanon. Setelah melaksanakan identifikasi menggunakan IFF Interogator dan berkoordinasi dengan Perwira Jaga NOC (Naval Operation Center), diketahui bahwa kontak udara tersebut adalah Helicopter Panter milik Angkatan Laut Prancis yang terbang dari FS Coubet. Frigate kelas La Fayette dari Prancis tersebut sudah meminta ijin beberapa jam sebelumnya untuk mengadakan transfer personel dengan helicopter ke bandara Rafiq Hariri, Lebanon. Setelah melaksanakan tugasnya, Helicopter Panther tersebut kembali ke mother Ship-nya FS Courbet. Selanjutnya kapal bernomor lambung F-712 tersebut meninggalkan AMO dengan haluan ke barat.

www.tnial.mil.id

Kamis, 09 Mei 2013

ADAM System, Model Senjata Laser Buatan Lockheed Martin

Sebuah model system persenjataan laser yang disebut ADAM system berhasil diuji coba untuk yang ke sekian kalinya. Persenjataan laser ADAM System yang dikembangkan oleh Lockheed Martin ini mampu menembak hancur beberapa benda terbang berupa roket kaliber kecil pada jarak 1,5 km.
ADAM System. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Pada Rabu (8/5/2013) lalu Lockheed Martin mengumumkan telah berhasil mendemonstrasikan kemampuan produk militer terbarunya, ADAM System, yang menghancurkan dengan tembakan berkas sinar laser pada sebuah benda terbang berupa roket kaliber kecil. Prototip system laser ini telah menghancurkan 8 roket yang menjadi target penembakan pada jarak sekitar 1,5 kilometer. Uji coba tersebut dilakukan pada periode Maret 2013 hingga April 2013

ADAM (Area Defense Anti-Munitions) System adalah model persenjataan laser yang portable, bisa dipindahkan pada lokasi yang diinginkan, dan merupakan system persenjataan permukaan. Senjata laser ini digunakan untuk perlindungan terhadap ancaman serangan benda terbang seperti roket atau rudal, pesawat UAV, dan kapal berukuran kecil pada jarak pendek.

Tes yang dilakukan oleh Lockheed Martin tersebut merupakan uji coba dengan skenario penembakan yang semakin kompleks dan realistis. Pada tahun 2012 lalu, system ini hanya diuji coba untuk menembak 11 roket kaliber kecil dalam sebuah simulasi ancaman serangan. Roket-roket tersebut diikat pada kabel sehingga seolah sedang terbang, lalu ditembak menggunakan berkas sinar laser dari ADAM System pada jarak 2 kilometer.

ADAM System menggunakan laser berkekuatan 10 kilowatt yang mampu menghancurkan target hingga pada jarak 2 km. Sedangkan sistem optiknya mampu mendeteksi ancaman serangan benda terbang hingga pada jarak 5 km.

Lockheed Martin telah merintis pengembangan persenjataan laser berenergi tinggi sejak 30 tahun yang lalu. Perusahaan pertahanan global ini berpusat di Bethesda, Maryland, AS. Mempekerjakan tidak kurang dari 118 ribu karyawan di seluruh dunia. Bergerak dalam bidang penelitian, desain, pengembangan, manufaktur, integrasi dan memelihara kelestarian sistem teknologi canggih, produk dan jasa. Pada tahun 2012 lalu, perusahaan ini telah membukukan angka penjualan bersih senilai US$ 47,2 miliar.

www.lockheedmartin.com

Pesawat Tempur TNI AU Lakukan Patroli Pengamanan Latgab TNI 2013

Beberapa jenis pesawat jet tempur TNI-AU ditugaskan untuk melakukan patroli udara pengamanan pelaksanaan Latihan Gabungan TNI Tahun 2013. Pesawat tempur milik TNI-AU itu terdiri dari jenis Hawk 109/209, F-16 Fighting Falcon, Su-27, dan Su-30. Armada jet tempur tersebut melakukan patroli udara di kawasan Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, hingga Sumbawa.
Jet Tempur TNI-AU. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Pesawat TNI AU Siaga di Balikpapan dan Makassar

Dalam rangka Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2013 yang berlangsung hingga 29 Mei mendatang, sejumlah pesawat tempur TNI Angkatan Udara disiagakan di Lanud Balikpapan dan Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Senin (6/5/2013).

Di Lanud Balikpapan disiagakan satu Flight Hawk 109/209 dari Skadron Udara 12 Lanud Rusmin Nurjadin Pekanbaru dan satu Flight F-16 Fighting Falcon Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun, selain itu juga satu Flight Su-27 dan Su-30 Sukhoi di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar.

Tiga jenis pesawat tersebut ditugaskan untuk berpatroli di wilayah udara Kalimantan Timur hingga Sulawesi Utara serta wilayah Sumbawa. TNI AU tidak saja melibatkan pesawat tempurnya, namun melibatkan pula pesawat angkut C-130 Hercules Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma dan Skadron Udara 32 Lanud Abdurachman Saleh untuk penerjunan pasukan, Angkut Intai Boeing 737-200 dan CN-235 Patmar Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Cassa 212 Skadron Udara 4 Lanud Abdurachman Saleh.

TNI AU juga melibatkan pesawat Helikopter dari Skadron Udara 7 dan 8 Lanud Atang Senjadja, EC-120 Colibri Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma serta pesawat angkut VIP.

www.tni.mil.id

Latgab TNI 2013: Pasukan Khusus Gelar Operasi Senyap Di Tarakan, Kalimantan Timur

Pasukan Khusus TNI dari tiga unsur matra, yaitu 20 personil dari Sat-81 Gultor Kopassus TNI AD, 20 personil dari pasukan Khusus Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL, dan 20 dari personil pasukan khusus Detasemen Bravo (Denbravo) TNI AU melakukan operasi senyap untuk merebut Bandara Juwata dan beberapa obyek vital di kawasan Tarakan, Kalimantan Timur. Pelaksanaan operasi senyap yang dilakukan oleh pasukan khusus ini merupakan bagian dari Latihan Gabungan TNI Tahun 2013.
Latihan Gabungan TNI 2013. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Pasukan Khusus TNI Laksanakan Operasi Senyap di Tarakan

Satu persatu Pasukan Khusus TNI terjun bebas dari ketinggian 6000 feet menggunakan pesawat Hercules C-130, berhasil mendarat di wilayah musuh yang terletak di daerah Juwata Pasir untuk mengambil alih kendali beberapa obyek vital yang dikuasai musuh di Tarakan Kalimantan Utara, Selasa (7/5/2013). Operasi Senyap yang dilaksanakan oleh Pasukan Khusus TNI tersebut melibatkan 60 personil, terdiri dari 20 personil Sat-81 Gultor Kopassus TNI AD, 20 personil pasukan Khusus Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL dan 20 personil pasukan khusus Detasemen Bravo (Denbravo) TNI AU.

Keberhasilan pendaratan personil Pasukan Khusus TNI di daerah Tarakan tak lepas dari peran serta Tim Kendali Depan Operasi Linud (KDOL) yang terjun sehari sebelumnya untuk memandu dan menyiapkan Dropping Zone penerjunan OP3U Kogasudgab di Tarakan dan operasi Lintas Udara (Linud) di Sangatta untuk membentuk tumpuan udara di daerah musuh. Pasukan Khusus yang diterjunkan TNI di wilayah Tarakan mengemban tugas yang sangat penting, yaitu harus mampu merebut dan menguasai beberapa obyek vital di Tarakan yang telah dikuasai musuh. Detasemen 81 Gultor Kopassus bertugas untuk mengambil alih Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI), sedangkan Denjaka bertugas untuk mengamankan Pelabuhan Malundung yang telah dikuasai musuh, sementara itu Denbravo bertugas untuk mengamankan Satuan Radar (Satrad) 225.

Setelah menguasai sasaran masing-masing, beberapa personil Pasukan Khusus TNI yang terdiri dari Gultor Kopassus, Denjaka dan Denbravo masih memiliki tugas lain yaitu mengambil alih radar yang berada di Bandara Juwata Tarakan dan melumpuhkan Penangkis Serangan Udara (PSU) guna mempermudah pendaratan pasukan Operasi Perebutan Pertahanan Pangkalan Udara (OP3U). Setelah radar bandara Juwata dikuasai dan senjata PSU dilumpuhkan, tahap selanjutnya adalah penerjunan Batalyon Perebutan Pangkalan (Yonbutlan) OP3U Paskhas menggunakan lima pesawat Hercules C-130 dengan mengangkut 210 personil Paskhas TNI untuk merebut dan menguasai bandara Juwata Tarakan. Aksi baku tembak antara pasukan OP3U Paskhas dan pihak musuh tidak dapat dihindari ketika merebut bandara Juwata, namun profesionalitas prajurit TNI dalam berperang dengan mudah dapat melumpuhkan lawan dan mengambil alih bandara.

Bandara Juwata berhasil direbut dan dikuasai, selanjutnya Tim Pengendalian Pangkalan Paskhas TNI menyiapkan pendaratan dua Hercules C-130 untuk mengangkut satu Bateray Pertahanan Udara Pashkas dan beberapa peralatan seperti 1 kendaraan Smart Hunter, 1 Meriam Triple Gun dan 10 rudal QW-3.

Latihan tersebut disaksikan langsung Kasum TNI Marsdya TNI Boy Sahril Qamar selaku Direktur Latihan Gabungan TNI 2013 didampingi Dankodiklat TNI Mayjen TNI Chaidir S. S., selaku Wadirlatgab TNI dan beberapa pejabat TNI yang terlibat dalam Latgab TNI 2013. Kegiatan ini merupakan rangkain Latihan Gabungan TNI 2013 yang dilaksanakan di berbagai wilayah di Indonesia seperti Asembagus Situbondo Jawa Timur, Sangatta Kalimantan Timur, Tarakan Kalimantan Utara dan Bima Nusa Tenggara Barat.

www.tni.mil.id