Cari di Blog Ini

Kamis, 30 Oktober 2014

AL Bangladesh Beli 18 Kapal Patroli Cepat Buatan Indonesia

18 unit kapal patroli cepat tipe X12 High Speed Patrol Boat monohold buatan PT Lundin Industry Invest telah dipesan oleh Angkatan Laut negara Bangladesh. Berkaitan dengan pemesanan 18 unit kapal patroli cepat tersebut, Commodore Yahya Syed yang menjabat sebagai Deputy Director General Bangladeshh Coast Guard mengadakan kunjungan ke pabrik pembuatan kapal PT Lundin Industry Invest yang berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur.

Kapal Patroli Cepat. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Kapal Patroli Cepat.
Bangladesh Pesan 18 Kapal Buatan Banyuwangi.

Setelah TNI AL memesan kapal perang canggih berupa kapal cepat rudal Trimaran, kali ini giliran Angkatan Laut Bangladesh memesan 18 coast guard sebagai pelengkap alat keamanan negara tersebut kepada salah satu industri kapal di Banyuwangi, yaitu PT Lundin Industry Invest. Hal tersebut diungkapkan Commodore Yahya Syed, Deputy Director General Bangladeshh Coast Guard, saat berkunjung di Banyuwangi, Selasa (28/10/2014). Ia menjelaskan, industri kapal di Banyuwangi dipilih karena dianggap memiliki teknologi canggih yang tidak banyak dimiliki oleh industri serupa di negara lain. "Di sini, kapal diproduksi menggunakan fiber yang kuat dan tahan korosi. Yang memproduksi kapal menggunakan fiber selama ini hanya di Eropa," ujar Syed.

Ia menjelaskan, kerja sama tersebut juga dijadikan transfer teknologi antara Bangladesh dan Indonesia di bidang perkapalan, yaitu dengan melibatkan enam staf perusahaan kapal Bangladesh pada proses pembuatan kapal tersebut. "Kami juga telah melihat profil perusahaan, dan yakin kalau perusahaan ini akan menjadi yang terbaik di dunia," imbuh Syed.

Sementara itu, Lizza Lundin, Direktur PT Lundin Industry Invest, mengatakan, pemesanan 18 kapal patroli dari Bangladesh tersebut bernilai Rp 75 miliar. Proses pengerjaan kapal dilakukan dengan sistem paralel hingga semua pesanan akan rampung dalam kurun satu tahun, sesuai yang ditargetkan. "Ini merupakan produk baru kami yang awalnya kami ikutkan dalam pameran maritim di Jakarta. Ternyata, sambutannya sangat baik, dan Bangladesh menjadi negara asing pertama yang memesan kapal jenis ini," ujar Lizza.

Sementara itu, 18 kapal yang dipesan oleh Angkatan Laut Bangladesh merupakan tipe X12 High Speed Patrol Boat monohold (lambung tunggal), dengan spesifikasi panjang keseluruhan 11,70 meter, panjang haluan 9,60 meter, panjang balok 3,54 meter, lambung yang terendam dalam air 0,84 meter, kecepatan maksimum 35 knot, kapasitas bahan bakar 2 x 675 liter, dan memiliki dua mesin utama. "Sebelum dikirim ke Bangladesh, nantinya kapal-kapal ini akan melalui test tank di Indonesia, Australia, dan Selandia Baru," kata Lizza.

Ia menjelaskan, pihaknya selama ini telah banyak memenuhi pesanan kapal dari berbagai negara, seperti Amerika, Rusia, Australia, Malaysia, Brunei, Thailand, Swedia, Hongkong, dan kawasan Timur Tengah.

regional.kompas.com

Rabu, 29 Oktober 2014

Jet Tempur TNI AU Kembali Lakukan Force Down Terhadap Pesawat Asing

Aksi force down (pemaksaan untuk mendarat) kembali dilakukan jet tempur Sukhoi TNI AU terhadap pesawat asing yang tanpa izin memasuki wilayah udara Indonesia. Kali ini sebuah pesawat dari Singapura yang dipaksa untuk mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat. Aksi force down tersebut dilakukan 2 unit jet tempur Sukhoi TNI AU di wilayah udara Kepulauan Natuna.

Jet Tempur Sukhoi TNI AU. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Jet Tempur Sukhoi TNI AU.
Lagi, Sukhoi Su-27/30MKI paksa mendarat pesawat terbang asing.

Dalam sepekan terakhir ini, Sukhoi Su-27/30MKI Flankers dari Skuadron Udara 11, telah dua kali diterbangkan untuk mencegat dan berhasil memaksa mendarat pesawat terbang asing yang melanggar kedaulatan udara nasional. Kali ini, pesawat terbang asing itu adalah pesawat terbang sipil Beechcraft 9L bernomor registrasi Singapura, VH-PKF, dalam rute penerbangannya dari Cebu (Filipina) ke Seletar (Singapura). VH-PKF diketahui dikendalikan otoritas penerbangan Singapura. Dia dicegat alias diintersepsi dua Sukhoi Su-27/30MKI Flankers di atas perairan Laut China Selatan, yaitu di Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau. "Pesawat yang dicurigai terbang di atas wilayah Indonesia tanpa ijin pemerintah Indonesia ini terbang pada ketinggian sekitar 20.000 kaki dari permukaan laut dengan kecepatan 250-350 knot perjam," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, di Jakarta, Selasa (28/10/2014).

Menurut dia, satuan Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I berkedudukan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, di bawah pimpinan panglimanya, Marsekal Pertama TNI Fahru Zaini, saat itu tengah melaksanakan latihan Pertahanan Udara Nasional Tutuka. Karena itulah, kedua Flankers itu segera dapat menangkap sasaran dan pesawat terbang tak dikenal itu disergap dan dipaksa mendarat.

Kata Tjahjanto, penyergapan dimulai pada pukul 07.56 WIB, Selasa ini, setelah komando satuan itu menerima informasi ada pesawat terbang tanpa flight clearance melintas dari Pos Sektor Pertahanan Udara I/Halim Perdanakusuma, yang dideteksi radar militer Indonesia. Rute yang ditempuh --berdasarkan tangkapan radar itu-- adalah Seletar-Cebu pada ketinggian 25.000 kaki dari permukaan laut, dengan kecepatan 214 knot yang dikendalikan ATC Singapura. "Segera dua Flankers, call sign Klewang Flight, terdiri TS 3008, dengan pilot Letnan Kolonel Penerbang Tamboto dan tandemnya, Kapten Penerbang Fauzi, dan TS 2704 dengan penerbang Kapten Penerbang Gusti lepas landas dari Batam menuju sasaran," katanya.

Namun pesawat terbang tak dikenal itu tidak terkejar karena jarak sudah jauh. Pukul 11.36 WIB, pesawat terbang yang sama ditangkap kembali radar Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I pada posisi di utara Pontianak. "Kembali Klewang Flight terbang dari Batam menuju sasaran," kata Tjahjanto.

Pesawat terbang sasaran itu ditemukan di tengah laut, di selatan Kepulauan Natuna, yang lalu diidentifikasi secara visual dan secara radio selama 15 menit sebelum digiring mendarat secara paksa di Pangkalan Udara TNI AU Supadio. Pesawat terbang pelanggar wilayah udara nasional itu mendarat pada pukul 13.23 WIB di Pangkalan Udara TNI AU Supadio. "Awaknya langsung diinterogasi personel Pangkalan Udara TNI AU Supadio, Pontianak, yang merupakan satuan di bawah Komando Operasi Udara I TNI AU, yang meliputi Indonesia bagian barat," katanya.

"Yang pokok, meskipun pesawat terbang itu di bawah kendali otoritas penerbangan Singapura, namun karena ruang udara itu wilayah kedaulatan Indonesia, maka semua penerbangan harus memiliki ijin penerbangan lengkap dari pemerintah Indonesia. Ini bukti kesiapsiagaan kami, 24 jam sehari tanpa henti sepanjang tahun, untuk menegakkan kedaulatan dan hukum di udara demi kepentingan dan keamanan nasional Indonesia," kata Tjahjanto.

www.antaranews.com

Minggu, 26 Oktober 2014

AD Malaysia Tinjau Proses Pembuatan Seragam Militer Sritex

Sudah lebih dari 30 negara yang para prajuritnya mengenakan seragam militer hasil produksi PT Sri Rejeki Isman Tbk atau yang lebih populer disebut Sritex. Salah satu pengguna seragam militer produksi Sritex adalah para prajurit Angkatan Darat Tentara Diraja Malaysia. Pada Sabtu 25 Oktober 2014 lalu, rombongan dari Angkatan Darat Malaysia yang dipimpin oleh Wakil Staf Angkatan Darat Malaysia Letjen Datuk Seri Panglima Ahmad Hasbullah bin Muhamad Nawawi melakukan kunjungan untuk melihat secara langsung proses pembuatan seragam militer Sritex di lokasi pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk.

Seragam Militer Produksi PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Seragam Militer Produksi PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex).
Tentara Diraja Malaysia Blusukan ke Pabrik Sritex.

Rombongan tentara Diraja Malaysia melakukan kunjungan ke PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) yang lebih dikenal dengan nama Sritex di Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (25/10/2014). Kunjungan itu dilakukan untuk melihat proses produksi seragam yang selama ini dipesan oleh pasukan Angkatan Darat Malaysia. Sri Saptono Basuki, Manager General Affairs Sritex, mengatakan selama ini tentara dari Malaysia baru mendengar produk seragam dari Sritex, tetapi belum mengetahui secara langsung proses produksi di pabrik tersebut. "Mereka blusukan ke sini untuk melihat langsung bagaimana proses produksi seragam yang selama ini dipesan dari Sritex," papar Basuki.

Dia mengatakan hasil produksi tekstil atau seragam tentara buatan Sritex secara kontinyu telah dikirim ke 30-an negara di dunia, salah satunya Malaysia. Oleh sebab itu, kunjungan kali ini merupakan penjajakan untuk keberlangsungan kerja sama bisnis yang sudah terjalin.

Dari hasil paparan kunjungan tersebut, kata Basuki, perwakilan tentara Malaysia kagum dengan proses produksi dari Sritex yang menjadi salah satu negara kawasan Asean yang memproduksi seragam militer untuk NATO. "Mereka puas dan antusias melihat ke pabriknya. Mungkin ke depan, ada repeat order seragam tentara dengan jumlah yang lebih banyak. Namun kami belum bisa sebut berapa jumlahnya," katanya.

Basuki menambahkan ada 20-an orang dari Malaysia dengan rangkaian kunjungan dipimpin langsung oleh Wakil Staf Angkatan Darat (Wakasad) Malaysia Letjen Datuk Seri Panglima Ahmad Hasbullah bin Muhamad Nawawi didampingi oleh Kedutaan Besar (Dubes) Malaysia yang berada di Indonesia. "Ini adalah kewajiban kami memberikan yang terbaik bagi konsumen dari Malaysia. Apalagi yang kami tahu, jumlah pasukan dari Malaysia juga banyak," paparnya.

industri.bisnis.com

Sabtu, 25 Oktober 2014

KASAL Tinjau Proses Pembuatan Kapal Cepat Rudal Trimaran

Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) meninjau proses pembuatan kapal cepat rudal (KCR) Trimaran di area produksi PT Lundin Industry Invest yang berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur. TNI AL dikabarkan telah memesan 4 unit kapal cepat rudal trimaran ini kepada PT Lundin Industry Invest untuk memperkuat tugas penjagaan kedaulatan maritim di Indonesia.

Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran.
Kapal Cepat Rudal TNI AL Diproduksi di Banyuwangi.

Pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut, terus melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Terbaru, penjaga kedaulatan maritim Indonesia ini memesan Kapal Cepat Rudal (KCR) berlambung tiga (Trimaran) 63 meter, yang diproduksi oleh PT Lundin Industry Invest, sebuah perusahaan galangan kapal kebanggaan nasional yang berbasis di Banyuwangi, Jawa Timur.

Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Dr Marsetio berkesempatan meninjau proses pembuatan kapal tersebut di Pantai Cacalan, Banyuwangi, Jumat (24/10/2014). Turut mendampingi Bupati Abdullah Azwar Anas, Komandan Pangkalan TNI AL Banyuwangi Letkol Laut (P) Edi Eka Susanto, Komandan Kodim 0825 Banyuwangi Letkol Inf Mangapul Hutajulu, dan Kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi I Made Parma. "Kunjungan hari ini merupakan salah satu kunjungan ke galangan kapal kebanggaan nasional karena di sinilah Kapal Trimaran dibuat. Ini juga menjadi kebanggaan bagi warga Banyuwangi, karena ternyata daerah di ujung timur Pulau Jawa ini menjadi salah satu produsen alat pertahanan negara," kata Marsetio, di Banyuwangi, Jumat (24/10/2014).

Marsetio mengatakan, Kapal Trimaran yang terbaru ini merupakan yang pertama di Asia. Selain bekerja sama dengan Swedia, dalam pembuatan desain Trimaran, TNI Angkatan laut juga melibatkan BUMN yang bergerak di bidang industri pertahanan nasional seperti PT PAL (Persero) dan PT Pindad (Persero). "Untuk tahap pertama TNI AL memesan empat kapal. Sekarang di sini sedang dibuat yang pertama," ujar Marsetio.

Desain Kapal KCR Trimaran yang terbaru ini akan sedikit berbeda dengan Kapal Trimaran yang sebelumnya. Kapal terbaru ini juga akan terbuat dari bahan tahan api dan anti-radar. "Kapal ini tidak hanya akan dipakai di dalam negeri, tapi akan menjadi salah satu produk pertahanan unggulan yang akan dijual ke luar negeri. Seperti kapal LPD yang diproduksi PT. Pindad sudah dipesan oleh Angkatan Laut Filipina. Nanti kapal ini juga akan kita jual ke luar negeri," imbuh Marsetio.

Sebagai informasi, saat ini PT. Lundin tengah membangun Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran 63 meter untuk TNI AL. Pembangunan kapal ini merupakan pembangunan yang kedua kalinya, yakni sebagai pengganti kapal sebelumnya "KRI Klewang-625" yang terbakar pada September 2012 sebelum diserahkan ke TNI AL. KCR Trimaran ini berdesain unik "wave piercing" yang bisa tetap stabil di tengah kondisi cuaca buruk. Kapal ini juga bisa terhindar dari radar maupun infra merah.

Dalam kesempatan ini, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengaku bangga karena kapal canggih itu diproduksi di Banyuwangi dengan sinergi swasta dan BUMN di bidang industri pertahanan. "Industri pertahanan adalah industri strategis bagi bangsa. Banyuwangi ikut bangga," kata Anas.

Selain industri pertahanan, mobil listrik berukuran mini juga segera diproduksi di Banyuwangi. Produksi ini melibatkan teknologi Swedia di PT Lundin Industry yang berbasis di Banyuwangi. "Dubes Swedia dalam waktu dekat ini akan ke Banyuwangi. Saya berharap ada transformasi teknologi, pengetahuan, budaya inovasi bagi kami yang ada di Banyuwangi," pungkas Anas.

www.beritasatu.com

Kamis, 23 Oktober 2014

Jet Tempur Sukhoi TNI AU Paksa Mendarat Pesawat Australia

2 unit jet tempur Sukhoi milik TNI AU telah memaksa mendarat sebuah pesawat yang terbang dari Australia tujuan Filipina. Pesawat kecil bermesin turboprop jenis Beech Craft BE55 tersebut dipaksa mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Sam Ratulangi, Manado pada Rabu, 22 Oktober 2014.

Jet Tempur Sukhoi TNI AU. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Jet Tempur Sukhoi TNI AU.
Alasan TNI AU Kerahkan Sukhoi untuk Paksa Turun Pesawat Australia.

Dua jet tempur TNI Angkatan Udara jenis Sukhoi dari Squadron 11 Makassar mencegat sebuah pesawat jenis Beech Craft BE55 ketika berada di atas wilayah Kupang, Rabu (22/10/2014). "Pesawat itu tidak memiliki izin melintas terbang di wilayah RI, jadi terpaksa dicegat," ujar Komandan Pangkalan Udara Sam Ratulangi (Lanudsri), Manado, Kolonel Penerbang Hesly Paat.

Berdasarkan informasi awal, diketahui bahwa pesawat yang dipiloti Jaclin Grame dan kopilot Maclen Richard Wayne terbang dari Australia dan hendak menuju ke Filipina. "Jadi radar kami mendeteksi adanya pesawat yang memasuki wilayah RI. Karena tidak memiliki izin melintas, maka radar memberi peringatan," kata Paat.

Akibat perintah untuk kembali tidak diindahkan oleh pilot, terpaksa dua jet tempur dikirim untuk memaksa pesawat tersebut mendarat. Bandara Sam Ratulangi dipilih sebagai lokasi pendaratan karena tujuan mereka ke Filipina. Sejauh ini tidak ditemukan barang-barang yang mencurigakan di dalam pesawat tersebut. "Untuk sementara, kami mengamankan barang-barang pribadi mereka berupa laptop dan barang lainnya," tambah Paat.

Pesawat berbadan kecil tersebut kini terparkir di Lanud Sam Ratulangi di samping dua pesawat Sukhoi yang memaksanya turun. Sementara kedua penumpangnya sedang diperiksa secara intensif.

regional.kompas.com

Senin, 20 Oktober 2014

13 Tank Marder Perkuat Batalyon Infanteri 413/ Bremoro

Sebanyak 13 unit tank Marder buatan Jerman telah diterima oleh satuan Batalyon Infanteri 413/ Bremoro yang berbasis di Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Armada tank Marder yang sejatinya masuk dalam kategori kendaraan tempur angkut personil tersebut tiba di markas Batalyon Infanteri 413/ Bremoro pada Jumat, 17 Oktober 2014.

Tank Marder 1A3 TNI-AD. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Tank Marder 1A3 TNI-AD.
Batalyon Infanteri 413/ Bremoro Sambut 13 Tank Marder.

Sebanyak 13 Tank Marder buatan Jerman tiba di Kompi A Batalyon Infanteri 413/Bremoro, Jalan Solo-Tawangmangu, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (17/10/2014). Satu persatu tank seberat 33 ton itu, diangkut dengan trailer khusus. Pertama, tank yang baru datang dari Surabaya, Jawa Timur itu, tiba pukul 09.30 WIB. Puluhan personel TNI pun ikut mengamankan penurunan tank yang masuk ke Markas Kompi A. Bahkan hal itu menjadi tontonan ratusan warga. “Penasaran dengan tank. Saya nunggu sejak jam 08.00,” celetuk warga Sutarto (50).

Dan Brigif 6/2 Kostrad, Kolonel Agung Pambudi melalui Kepala Staf Brigade, Letkol Aminton menerangkan, jika 13 tank baru saja digunakan untuk HUT TNI ke-69 di Surabaya. Nantinya 13 tank akan digunakan untuk prajurit Batalyon Infanteri 413/Bremoro. "Sesuai arahan Mabes TNI, dijadikan Batalyon Mekanik. Semua sudah diperiapkan, mulai dari sumber daya manusia (SDM) dan perlengkapan," terangnya memimpin pembongkaran tank dari atas trailer.

Aminton menjelaskan, kedatangan 13 tank juga dikawal oleh dua mekanis ahli dari Jerman. Tank tersebut dalam kondisi prima, sehingga dalam waktu dekat sudah bisa dioperasikan. Dengan belasan tank itu, akan menambah alusista. "Menambah kekuatan keamanan di Soloraya. Ada rencana untuk dikenalkan kepada warga Soloaraya. Kami masih konsolidasikan soal itu. Yang penting tank yang ditunggu beberapa bulan ini, akhirnya tiba," jelasnya.

Dia menambahkan, Brigif 6/2 Kostrad membawahi tiga batalyon. Yakni 411 di Salatiga, 412 di Purworejo dan 413 di Palur, Sukoharjo. Khusus untuk 413, memang diproyeksikan menjadi batalyon khusus mekanik.

berita.suaramerdeka.com

Gerombolan Bersenjata Penerobos Lanud Husein Sastranegara Berhasil Dilumpuhkan

Sekelompok orang bersenjata dilaporkan berusaha menerobos dan memasuki kawasan TNI AU Husein Sastranegara dan berusaha menguasai landasan pacu (runway). Berkat kesigapan dan kesiapan pasukan Pertahanan Pangkalan, gerombolan bersenjata tersebut berhasil dilumpuhkan dan dilucuti senjatanya.

Pangkalan TNI AU Husein Sastranegara. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Pangkalan TNI AU Husein Sastranegara.
Gerombolan Bersenjata Mencoba Terobos Landasan Pacu Lanud Husein Sastranegara.

Berdasarkan Informasi Intelijen Sejumlah Gerombolan Bersenjata berusaha masuk Pangkalan TNI AU Husein Sastranegara, tepatnya di landasan Run Way. Setelah menerima Laporan dari Perwira Jaga Lanud Husein Sastranegara, Komandan Lanud Husein Sastranegara Kolonel Pnb I Nyoman Trisantosa. S.IP, M.Tr (Han), segera memerintahkan jajarannya bersiaga penuh untuk mengantisipasi hal terburuk.

Perundingan yang dilakukan oleh Kepala Dinas Operasi Lanud Husein Sastranegara Letkol Nav MD. Irman F kepada Gerombolan Bersenjata juga berlangsung alot, dan mereka pun tetap berusaha merangsek masuk dengan alasan menyampaikan aspirasinya kepada Pejabat Negara yang akan Landing di Lanud Husein Sastranegara. Situasipun makin mengeruh hingga menyebabkan terganggunya arus penerbangan yang ada.

Melihat kejadian tersebut segera, Danlanud Husein Sastranegara memerintahkan personilnya untuk menertibkan hingga tidak terjadi anarkisme. Bersama 1 Regu tim Hanlan yang diterjunkan untuk mengatasi gerombolan tersebut maka dengan cepat Gerombolan tersebut dapat dilumpuhkan dan senjata mereka pun berhasil dilucuti.

Skenario diatas adalah merupakan potongan kejadian yang dilatihkan dalam rangka Latihan Hanlan (Pertahanan Pangkalan) 2014 yang di gelar di Lanud Husein Sastranegara.

Menurut Danlanud Husien Sastranegara saat membuka Latihan tersebut mengatakan bahwa Skenario ini sengaja diciptakan seperti aslinya agar para pelaku benar-benar menjiwai dan memahami tahapan dan penanggulangan jika hal tersebut benar terjadi di Pangkalan kita. Danlanud menambahkan bahwa Latihan ini selain memang menjadi program kerja Staf Operasi Lanud Husein Sastranegara juga untuk mengingat kembali akan prosedur Pertahanan Pangkalan.

www.tni.mil.id

Minggu, 19 Oktober 2014

Pasukan Batalyon Raider TNI AD Bebaskan Kantor Gubernur Kaltim Dari Gerombolan Teroris

Aksi sekelompok teroris yang menguasai Kantor Gubernur Kalimantan Timur dilumpuhkan oleh pasukan TNI AD yang dimotori tim pasukan Batalyon Raider. Setelah sempat terlibat baku tembak dengan para prajurit TNI AD, para teroris tersebut berhasil dilumpuhkan. Aksi pertempuran melawan sekelompok orang bersenjata tersebut merupakan skenario latihan penanggulangan teroris yang dilakukan jajaran TNI di Kalimantan Timur.

Pasukan Batalyon Raider TNI AD. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Pasukan Batalyon Raider TNI AD.
Kantor Gubernur Kaltim Diserbu Teroris.

Kantor Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dikuasai teroris. Beberapa pejabat penting tersandera di dalam, termasuk Awang. Pihak keamanan kantor gubernur mengkonfirmasi, teroris yang berjumlah lebih dari lima orang menggunakan senjata api (Senpi), Sabtu (18/10) sekitar pukul 08.30 Wita. Tim penyelamat anti teroris, Pasukan Batalyon Raider yang terdiri dari 55 personel bergerak cepat. Mereka mengepung dari arah depan, belakang, samping dan dari sisi udara. Selain itu, juga dibentuk tim lobi. Setelah strategi disusun, dimulaikan aksi penyelamatan.

Dalam lobi-lobi yang dilakukan, para teroris meminta dibawakan makanan. Permintaan mereka dituruti, namun tanpa sepengetahuan teroris, tim penyelamat menyamar sebagai pengantar makanan. Melihat peluang, pasukan penyelamat langsung melumpuhkan teroris di lanta satu. Sementara itu, pasukan lainnya berusaha masuk melalui sisi udara dengan bantuan sebuah helikopter milik angkatan udara. Sekitar delapan pasukan turun di atas gedung, lalu mereka turun menggunakan tali. Hanya butuh beberapa menit saja, mereka sudah masuk dan berusaha menguasai lantai dua, dimana Awang ditahan.

Terjadi baku tembak. Melihat pasukan menguasai gedung, teroris bersama beberapa sandera bergerak ke luar melalui pintu depan. Di luar, sebuah unit bus sudah dipersiapkan teroris. Mereka lalu kabur melalui gerbang belakang dan tembus ke halaman Bank Indonesia (BI). Bus akhirnya berhasil keluar ke jalan raya dan melintas di depan kantor gubernur.

Tanpa sepengetahuan teroris, dua Tim Batalyon Raider mengejar dan berhasil memblokade perjalanan bus tepat di depan kantor gubernur. Kembali terjadi saling serang. Pasukan memecah kaca jendela untuk melihat sasaran. Dalam hitungan detik, bus dikuasai dan teroris diamankan. Mereka lalu dibawa ke area aman yakni halaman Markas Besar (Mabes) Korem 091 / Aji Surya Natakesuma (ASN) di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Samarinda Ulu. Itu semua adalah skenario latihan penanggulangan teroris yang dilakukan jajaran TNI di Kaltim.

www.jpnn.com

Rabu, 15 Oktober 2014

Bakorkamla Akan Operasikan Stasiun Bumi Satelit Pengawasan Maritim Dari CNSA

Sebuah stasiun bumi satelit pemantau dan pengawasan maritim akan dibangun di Bangka Belitung dan Bitung. Sistem satelit penginderaan jauh untuk memantau keamanan laut di Indonesia ini merupakan bagian dari MoU yang telah ditandatangani oleh Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) dan China National Space Administration (CNSA) pada Senin 6 Oktober 2014 lalu.

Penandatanganan MoU Bakorkamla dan CNSA. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Penandatanganan MoU Bakorkamla dan CNSA.
Bakorkamla Terima Hibah Sensor Satelit dari China.

Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) menandatangani nota kesepahaman perjanjian kerja sama (MoU) dengan China National Space Administration (CNSA). Penandatanganan MoU tersebut dilakukan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Bakorkamla Laksdya DA Mamahit serta perwakilan CNSA yang juga Duta Besar China untuk Indonesia, Xie Fang di kantor Bakorkamla, Jakarta Pusat, Senin (6/10/2014).

Laksdya DA Mamahit menyatakan bahwa penandatanganan nota kesepahaman ini sebagai implementasi dari MoU antara pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat China (RRC) yang berbasis pada Maritime Cooperation Committee (MCC), yang ditandatangani di Beijing pada 23 Maret 2012 antara menteri luar negeri (Menlu) Indonesia dan menlu RRC. "Sebagai implementasi salah satu butir kerja sama tersebut, dalam hal keamanan dan keselamatan laut, Bakorkamla telah melakukan pembicaraan terkait pengguna teknologi terkini untuk monitoring real time kondisi perairan Indonesia dalam hal pengembangan aplikasi penginderaan jauh satelit," ujarnya.

Mamahit menyatakan, pemerintah China akan menghibahkan ground station (stasiun bumi) untuk ditempatkan di Bangka Belitung dan Bitung. Dia berharap, setelah alatnya datang dan dilakukan pemasangan, hibah peralatan sensor untuk keamanan laut Indonesia itu dapat digunakan mulai awal tahun depan. Mamahit mengatakan, langkah itu juga didahului dengan dua kali pelatihan staf Bakorkamla di China, yang melibatkan seluruh stakeholder sebagai rangkaian proyek besar untuk dapat memiliki satelit sendiri yang dapat memantau seluruh aktivitas di laut berbasis equator. "Hibah peralatan teknologi tinggi berbasis satelit yang diberikan RRC melalui Bakorkamla sejalan dengan sistem peringatan dini keamanan dan keselamatan di wilayah perairan dan yuridiksi Indonesia," kata pria yang juga menjabat sebagai rektor Universitas Pertahanan itu.

Sekretaris Pelaksana Harian Bakorkamla, Dicky R. Munaf mengakui, keterbatasan anggaran menjadi faktor utama Bakorkamla menerima hibah dari CNSA. Dia menyatakan, hibah yang diberikan China sangat bermanfaat bagi pemantauan keamanan laut di Indonesia. Menurut dia, dengan adanya alat identifikasi tersebut maka lembaganya bisa secara maksimal memberikan layanan kepada pengguna kapal dalam menjalankan aktivitasnya di laut. Kendati begitu, Dicky mengaku juga sudah mempertimbangkan masalah kedaulatan negara dalam penerimaan hibah peralatan berteknologi tinggi yang berbasis pada satelit tersebut. "Kita sudah pikirkan bagaimana cara mengamankan data agar tidak dicuri mereka. Kita berharap bisa semakin menjaga wilayah laut Indonesia agar semakin aman dari gangguan," ujarnya.

Menurut dia, peran Bakorkamla ke depan semakin strategis. Pasalnya, program pemerintah yang ingin membangun poros maritim dan tol laut harus diimbangi dengan tingkat keamanan laut. "Untuk apa membangun infrastruktur laut kalau keamanan tidak terjamin? Semakin banyak kapal lewat dan ekonomi bisa lebih efisien, ini bisa membuat biaya pengiriman barang semakin murah. Ini tugas kami melakukan penjagaan, monitoring, dan penindakan hukum di lautan," kata Dicky.

Sementara itu, Dubes China untuk Indonesia, Xie Fang menginginkan agar setelah penandatanganan MoU ini, hubungan kedua negara bisa semakin erat. RRC dan Indonesia, kata dia, dapat semakin intens dalam menghelat kerjasama di bidang pengamanan wilayah laut.

nasional.republika.co.id

Selasa, 14 Oktober 2014

Awali Pembangunan Pabrik Propelan, Menteri Pertahanan RI Letakan Batu Pertama

Pembangunan pabrik propelan di Kabupaten Subang sudah dimulai dengan ditandai peletakan batu pertama yang dilakukan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro pada Jumat 10 Oktober 2014 lalu. Propelan adalah bahan baku utama untuk pembuatan bahan bakar roket dan peluru kendali. Selama ini Indonesia masih tergantung supply propelan dari luar negeri.

Propelan. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Propelan.
Menhan Hari Ini Melakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Industri Propelan.

Kabupaten Subang dipilih sebagai tempat pembangunan industri propelan Indonesia dalam rangka mendukung kemandirian alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Peletakan batu pertama pembangunan industri propelan itu akan dilaksanakan hari ini, Jumat (10/10/2014) oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, di kawasan Energetic Material Center (EMC) PT Dahana, Subang. Menteri Perindustrian MS Hidayat, Tim Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) juga akan turut hadir dalam acara tersebut.

Propelan merupakan bahan pendorong roket atau peluru yang tersusun atas fuel, oksidator, dan aditif. Propelan base adalah bahan bakar dengan fuel dan oksidator yang sudah terpadu dalam satu senyawa kimia seperti misalnya nitrocellulose atau nitroglycerine atau nitroguanidin. "Kebutuhan propelan dalam negeri sampai saat ini masih sepenuhnya diperoleh dari impor sehingga sangat rawan terhadap embargo dan kemandirian kemampuan pertahanan NKRI," kata Direktur Utama PT Dahana, F Harry Sampurno, Kamis (9/10/2014).

Menurutnya, pembangunan pabrik propelan ini memiliki nilai strategis, karena mendorong kemandirian ketahanan dan pertahanan nasional serta penegakan kedaulatan negara. Itu karena propelan merupakan komponen utama untuk amunisi bagi kebutuhan operasi TNI dan POLRI.

Propelan sendiri merupakan bagian dari dari tujuh program nasional untuk kemandirian alutsista yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Tim KKIP. Ketujuh program nasional tersebut adalah pengembangan program jet KFX/IFX, program pembangunan kapal selam, program pembangunan industri propelan, pengembangan roket nasional, pengembangan peluru kendali nasional, pengembangan radar nasional, dan pengembangan medium tank.

Untuk mendukung berdirinya industri itu, pemerintah menggandeng perusahaan asal Prancis yakni Roxel dan Eurenco. Sedangkan Indonesia menunjuk BUMN yang bergerak dalam bidang bahan peledak, PT Dahana. "Sebagai tahap awal, propelan yang akan diproduksi untuk memenuhi jenis munisi kaliber kecil (MKK)," ujar Harry.

www.tribunnews.com

Senin, 13 Oktober 2014

TNI Dan IPB Kembangkan Teknologi Antiradar

Sebuah teknologi antiradar telah dikembangkan pihak TNI yang bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Teknologi antiradar yang dikembangkan TNI dan IPB ini dengan menggunakan bahan dari cangkang udang (chitosan) dan tulang ikan (hidroksiapatit) dan telah dikembangkan sejak tahun 2011. Jika berhasil, kelak teknologi antiradar ini akan digunakan pada alutsista TNI sehingga tidak bisa dideteksi musuh.

Radar. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Radar.
Teknologi Antiradar untuk Persenjataan TNI Berbahan Cangkang Udang dan Tulang Ikan.

Sebuah teknologi anti radar dikembangkan oleh TNI dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Teknologi ini diharapkan mampu memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI. Wakil Ketua Dewan Juri Lomba Inovasi TNI 2014, Avanti Fontana menjelaskan, teknologi ini diciptakan dengan menggunakan bahan dasar cangkang udang (chitosan) dan tulang ikan (hidroksiapatit). Adapun pengembangan teknologi ini telah dilakukan sejak 2011 lalu.

Menurut Ketua Umum Yayasan Planet Inovasi itu, sistem kerja utama alat itu yakni dengan menyerap pantulan gelombang frekwensi radar musuh yang dilayangkan ke alutsista milik TNI. Dengan diserapnya gelombang tersebut, maka musuh tak dapat mendeteksi kendaraan yang digunakan TNI dalam menjalankan operasinya. "Inovasi ini jelas membantu meningkatkan peran dan tugas TNI," kata Avanti disela-sela pemberian penghargaan Inovasi Panglimat TNI 2014 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (12/10/2014).

Pengembangan teknologi ini dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa IPB, yang terdiri dari Bambang Riyanto, Akhiruddin Maddu, dan Esa Ghanim Fadhallah. Ketiga orang itu akhirnya didapuk menjadi salah satu tim pemenang dalam ajang Inovasi Panglima TNI 2014. Panglima TNI Jenderal Moeldoko pun, mengapresiasi pengembangan teknologi tersebut. Ia meminta agar penelitian dan pengembangan teknologi itu dapat dipercepat sehingga dapat segera diaplikasikan di alutsista TNI.

Terpisah, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Fuad Basya mengatakan, TNI akan menggandeng PT Pindad dalam pengaplikasian teknologi ini. Di samping itu, TNI juga berencana agar teknologi ini dapat diproduksi secara masal. Meski demikian, ia mengatakan uji coba atas alat anti radar itu harus diuji coba terlebih dahulu di Badan Litbang TNI.

www.tribunnews.com

Minggu, 12 Oktober 2014

Australia Terima Kapal LHD Canberra-Class Pertama

HMAS Canberra (LHD 02) adalah kapal pertama dari 2 unit kapal perang jenis LHD (Landing Helicopter Docks) Kelas Canberra yang dipesan pemerintah Australia. Kapal ini dibangun di galangan kapal Williamstown yang berlokasi di Melbourne. Sedangkan kapal LHD lainnya, HMAS Adelaide (LHD 01), dibangun di galangan kapal Ferrol yang berlokasi di Spanyol.

HMAS Canberra (LHD 02). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
HMAS Canberra (LHD 02).
Pemerintah Australia telah menerima kapal pertama dari total pesanan sebanyak dua unit kapal jenis LHD (Landing Helicopter Docks) Kelas Canberra. Pernyataan ini disampaikan oleh perusahaan pertahanan BAE Systems pada tanggal 8 Oktober 2014 lalu. BAE Systems adalah kontraktor utama dalam proyek pengadaan 2 unit kapal LHD Kelas Canberra yang dipesan Australia.

Untuk saat ini kapal yang diberi nama HMAS Canberra (LHD 02) tersebut tetap berada di galangan kapal Williamstown yang dikelola BAE Systems di Melbourne sebelum secara resmi dioperasikan Angkatan Laut Australia di Sydney. Menurut jadwal, Angkatan Laut Australia akan resmi menerima kapal ini pada 28 November 2014.

Rancangan kapal LHD Canberra-Class mengambil desain dari kapal induk Juan Carlos I milik Angkatan Laut Spanyol. HMAS Canberra (LHD 02) telah menyelesaikan uji laut pada akhir Agustus 2014.

Sementara kapal berikutnya, HMAS Adelaide (LHD 01), telah dikirim dari galangan kapal Ferrol milik perusahaan Navantia di Spanyol pada Februari 2014 lalu. HMAS Adelaide (LHD 01) dijadwalkan melaksanakan uji laut pada kuartal kedua 2015 dan diharapkan sudah bisa diserahkan kepada Angkatan Laut Australia pada tahun 2016.

Kapal LHD Canberra-Class memiliki bobot 27.500 ton dengan dimensi panjang 230,82 meter, lebar 32 meter, dan draft 7,08 meter. Kecepatan maksimumnya mencapai 20 knot dengan jangkauan operasional hingga 17.000 km. Memiliki kapasitas angkut 18 unit helikopter, 4 unit kapal pendarat, dan 1.046 pasukan bersenjata lengkap.

www.janes.com, wikipedia.org

Sabtu, 11 Oktober 2014

KRI Sultan Iskandar Muda (367) Ditugaskan Jaga Perdamaian Di Perairan Lebanon

Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah mengirimkan KRI Sultan Iskandar Muda (367) untuk berlayar menuju peraian Lebanon pada Jumat, 10 Oktober 2014 lalu. KRI Sultan Iskandar Muda (367) yang merupakan kapal perang korvet kelas Sigma ini akan menggantikan KRI Frans Kaisiepo (368) dalam menjaga perdamaian di kawasan perairan Lebanon.

KRI Sultan Iskandar Muda (367). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Sultan Iskandar Muda (367).
TNI Kirim KRI Sultan Iskandar Muda (367) ke Lebanon.

TNI mengirim kapal perang jenis Sigma KRI Sultan Iskandar Muda (367) dengan nomor lambung kapal 657 ke Lebanon, Jumat, 10 Oktober 2014. KRI Sultan Iskandar Muda (367) menggantikan misi yang dijalani KRI Frans Kaisiepo (368). Dua kapal tersebut bersama-sama dengan alat utama pertahanan RI lainnya sempat terlibat dalam gelar kekuatan dalam rangka HUT TNI ke-69 pada Selasa, 7 Oktober 2014.

"Siang ini, KRI Sultan Iskandar Muda (367) menggantikan tugas KRI Frans Kaisiepo (368) di perairan Lebanon," kata Panglima Armada RI Wilayah Timur Laksamana Muda TNI Sri Mohammad Darojatim setelah melepas KRI Sultan Iskandar Muda (367) di Dermaga Ujung atau yang biasa disebut Dermaga Madura, Surabaya, Jumat, 10 Oktober 2014.

Darojatim menuturkan misi yang dibawa KRI Sultan Iskandar Muda (367) adalah perdamaian, bersama militer angkatan laut negara lain di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kapal perang bermanuver tinggi dan tergolong baru di antara armada kapal perang RI itu berkekuatan sekitar 101 prajurit dan akan bertugas sekitar delapan bulan.

Helikopter jenis Bolco NV 410 dari skuadron 400 juga dibawa serta. Kopilotnya, Letnan Satu Laut Alkautsar, mengatakan helikopter akan membantu mengawasi di perairan Lebanon. "Kami hanya tugas perdamaian, bukan tugas tempur," ujarnya.

www.tempo.co

Jumat, 10 Oktober 2014

Liana, Teknologi Satelit Pengintai Terbaru Angkatan Laut Rusia

Liana adalah sistem pengintai buatan Rusia yang terdiri dari 4 satelit pada ketinggian 1.000 km di atas permukaan bumi. Sistem satelit pengintai ini dioperasikan Angkatan Laut Rusia untuk memantau adanya pergerakan obyek musuh baik yang berada di darat, laut, maupun udara. Selain melengkapi sistem deteksi pada kapal-kapal perang, sistem Liana juga akan digunakan pada sistem pertahanan pinggir pantai yang menggunakan persenjataan rudal.

Armada Kapal Perang Rusia. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Armada Kapal Perang Rusia.
Sistem Pengintai Luar Angkasa Liana, Teknologi Baru Angkatan Laut Rusia.

Kapal-kapal Angkatan Laut Rusia tak lama lagi akan diperkuat oleh sebuah kompleks pengintai modern yang terintegrasi dalam mendapatkan informasi intelijen, yakni sistem penyiaran luar angkasa multifungsi Liana. Hal tersebut disampaikan oleh seorang narasumber dari dunia industri militer pada RIA Novosti. Selain memperkuat kapal perang Angkatan Laut, Liana rencananya juga dirancang untuk melayani sistem pertahanan pinggir pantai yang memiliki persenjataan roket.

Berdasarkan informasi dari narasumber, Liana adalah sistem yang terdiri dari empat satelit radar pengintai dan berada di ketinggian sekitar seribu kilometer di atas permukaan bumi. Keempat satelit ini akan terus memantau kehadiran dan pergerakan obyek musuh di darat, udara, dan laut.

Sang narasumber menjelaskan pada RIA Novosti bahwa belum lama ini di Armada Utara Rusia telah berhasil melakukan uji coba penggunaan kompleks pengintai untuk obyek perairan yang pertama pada salah satu kapal perang milik armada tersebut. Informasi pergerakan dan lokasi obyek perairan tersebut didapat dari sistem penyiar Liana. Menurut sang narasumber, dalam waktu dekat kompleks pengintai ini akan digunakan dalam kekuatan Angkatan Laut Rusia.

Ia pun menerangkan, selain dikembangkan khusus untuk kapal-kapal perang milik Angkatan Laut Rusia yang memiliki persenjataan rudal jarak jauh, kompleks ini juga akan digunakan untuk memperkuat sistem pertahanan pinggir pantai yang menggunakan persenjataan rudal.

Sistem penyiar luar angkasa multifungsi Liana yang dirancang untuk menemukan obyek bergerak di perairan secara real-time telah digunakan oleh Angkatan Laut Rusia sejak 2009 lalu. "Kompleks kapal penerima informasi dari sistem penyiar Liana yang diciptakan sebelumnya membutuhkan modernisasi untuk menjamin keberhasilan proses integrasi, dan itu telah dilakukan," kata sang narasumber.

Adapun dukungan teknis aktif pada uji coba kompleks pengintai di perairan yang pertama telah diberikan oleh para tenaga ahli dari biro konstruksi Rubin dan pusat penelitian Zavod Leninets, bagian dari perusahaan pemerintah Rostech. Narasumber tersebut menyebutkan bahwa kompleks pengintai tersebut akan menggantikan sistem lama buatan Uni Soviet, Legenda, yakni sistem satelit pengintai dan pelacak di luar angkasa dan perairan.

rbth.com

Kamis, 09 Oktober 2014

Kontingen Garuda TNI Raih Gelar Champion Contingent Kejuaraan Menembak Di Lebanon

Kontingan Pasukan Garuda TNI berhasil memenangkan seluruh kategori dalam kejuaraan menembak UNIFIL yang diselenggarakan India Batt (India Battalion) di Lebanon. Hal ini membuat kontingan menembak dari pasukan Garuda TNI yang bertugas di Lebanon tersebut selain meraih gelar juara umum juga dianugerahi gelar Champion Contingent.

Lomba Menembak. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Lomba Menembak.
Pasukan Garuda sapu bersih medali kejuaraan menembak di Lebanon.

Kontingen Garuda TNI berhasil menjuarai seluruh materi lomba menembak antar Kontingen Negara peserta UNIFIL (United Nation Interim Force In Lebanon) yang diselenggarakan oleh India Batt (India Battalion). Kontingen Garuda TNI menurunkan tiga tim terbaiknya yang masing-masing diwakili oleh Satgas FHQSU (Force Head Quarter Support Unit), Satgas Indo FPC (Indonesia Force Protection Commpany) dan Satgas Indobatt (Indonesia Battalion).

Dari seluruh kategori yang dilombakan, Kontingen Garuda (Konga) TNI berhasil menyapu bersih semua nomor yang dipertandingkan yaitu The Best Shot Rifle yang diraih oleh Praka Wardono (Indo FPC) demikian juga The Best Shot Pistol diraih oleh Sertu Setiawan (Indo FPC).

Sementara pada kategori Senapan beregu, Juara 1 diraih oleh Satgas Indo FPC, Juara 2 Satgas FHQSU, dan Juara 3 diraih oleh Satgas Indobat. Begitu juga pada kategori Pistol beregu, Juara 1 diraih oleh Satgas Indo FPC, Juara 2 oleh Satgas Indobat dan Juara 3 oleh Satgas FHQSU. Dengan hasil tersebut Satgas Indo FPC ditetapkan sebagai juara umum dengan gelar Champion Contingent.

Mayor Inf Aulia Dwi Nasrullah selaku Komandan Satgas (Dansatgas) Indo FPC yang juga ikut memperkuat tim menembak Indo FPC Konga TNI, mengucap syukur yang sedalam-dalamnya atas prestasi yang telah diraih. "Alhamdulillah berkat doa, usaha gigih dan dukungan dari semua anggota, kita bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia di event Internasional dan menunjukkan bahwa Kontingen Indonesia profesional, memiliki semangat juang yang tinggi namun tetap bersahabat," ucap Dansatgas saat mengevaluasi hasil lomba yang telah dicapai,

Pada kesempatan terpisah, Komandan Kontingen Garuda TNI Kolonel Inf Adipati Karnawijaya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh Komandan Satgas dan seluruh anggota yang tergabung dalam tim menembak dan official atas prestasi yang telah yang diraih.

Adapun susunan Tim dan official yang diturunkan oleh Kontingen Garuda TNI sebagai berikut: Tim Senapan Satgas Indo FPC diperkuat oleh Kopda Aman, Praka Wardono dan Pratu Awaludin.

Tim Pistol Satgas Indo FPC diperkuat oleh Mayor Inf Aulia Dwi Nasrullah, Kapten Inf Langgeng dan Sertu Setiawan. Untuk official tim terdiri dari Serma Edy Harsono dan Kopda Suntari.

Sementara untuk Tim Senapan Satgas FHQSU diperkuat oleh Kopda Tri Wantoro, Praka Mulyadi dan Praka Agus Gunarto. Untuk tim pistol Satgas FHQSU diperkuat oleh Kapten Inf Hery Eko, Sertu Ragowo, dan Praka Hendri, dengan official Praka Saiful.

Sedangkan untuk tim Senapan Satgas Indobat diperkuat oleh Serda Fatani, Serda Agus, dan Praka Setiawan. Untuk tim pistol Satgas Indobat diperkuat oleh Kopda Ngadimin, Kopda Budi Prasetyo dan Pratu Jupri Trianto, dengan official Kapten Inf Ade Kurniawan.

www.merdeka.com

China Lakukan Uji Peluncuran Rudal Nuklir DF-31B

Uji coba peluncuran rudal balistik antarabenua DF-31B atau Dongfeng-31B dikabarkan telah dilakukan satuan Altileri PLA (Tentara Pembebasan Rakyat China). Rudal berhulu ledak nuklir ini memiliki jangkauan tembak hingga 10.000 km.

Rudal Nuklir DF-31. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Rudal Nuklir DF-31.
Media di China melaporkan bahwa pada 25 September 2014 lalu pihak militer negara tersebut (PLA: People’s Liberation Army) telah melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua berhulu ledak nuklir DF-31B atau Dongfeng-31B. Rudal ini memiliki jangkauan 10.000 km sehingga bisa mencapai banyak kawasan di Amerika Serikat dan kota-kota di Eropa. Uji coba peluncuran ini dilakukan di Pusat Uji Coba Rudal dan Wahana Udara Wuzhai atau juga disebut sebagai Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan di provinsi Shanxi.

Uji coba peluncuran rudal tersebut sengaja dilakukan menjelang Hari Nasional China dengan tujuan menunjukkan kepada dunia bahwa China makin memperkuat kemampuan persenjataan nuklirnya.

DF-31B adalah versi upgrade dari rudal DF-31A dan uji coba peluncuran baru-baru ini setidaknya merupakan yang kedua kalinya yang sudah dilakukan oleh satuan artileri PLA dalam tiga bulan terakhir. Sistem rudal DF-31B memiliki jangkauan peluncuran hingga 10.000 km, cukup untuk mengirimkan hulu ledak nuklir ke ibukota Eropa atau pantai barat Amerika Serikat. Rudal ini menggunakan platform peluncuran kendaraan berat sejenis truk sehingga bisa dipindahkan ke lokasi peluncuran yang diinginkan.

Xu Guangyu, seorang mantan perwira tinggi di PLA mengatakan bahwa tujuan strategis dari uji coba peluncuran ini adalah hanya ingin meningkatkan kekuatan militer China dan ancaman strategis dari negara lain dan tidak benar-benar menargetkan AS atau negara lain. "China perlu melakukan uji coba persenjataan dan latihan militer secara intensif karena peningkatan kegiatan militer AS di kawasan Asia-Pasifik berakibat tidak baik untuk Beijing," katanya kepada media.

Sebelumnya media pemerintah mengatakan bahwa Beijing akan menggelar uji coba peluncuran Dongfeng-41 (DF-41), sebuah sistem rudal balistik antarbenua berhulu ledak nuklir yang dirancang memiliki jangkauan hingga 12.000 km, yang memungkinkan untuk mencapai target di mana saja di Amerika Serikat. Xu Guangyu mengatakan program '"poros ke Asia" AS dan rencananya untuk mengirim 60 persen kekuatan militernya ke wilayah tersebut pada tahun 2020 telah memberikan tekanan pada Beijing untuk meningkatkan pengembangan rudal.

www.defencetalk.com

Rabu, 08 Oktober 2014

Indonesia Tandatangani Proyek Pembuatan Jet Tempur Generasi 4,5

Proyek pengembangan pesawat jet tempur generasi 4,5 yang diberi nama KFX/IFX dimulai lagi kelanjutannya. Hal ini ditandai dengan ditandatanganinya perjanjian kerjasama produksi bersama 50 unit jet tempur KFX/IFX antara Indonesia dan Korea Selatan pada Senin, 6 Oktober 2014.

Jet Tempur KFX/IFX. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Jet Tempur KFX/IFX.
Indonesia-Korsel Teken Proyek Pembuatan 50 Pesawat Tempur.

Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama pembuatan 50 pesawat tempur dengan pemerintah Korea Selatan pada Senin, 6 Oktober 2014. Melalui Kementerian Pertahanan, Indonesia bersepakat melanjutkan program pembangunan bersama proyek pesawat tempur modern KFX/IFX dalam Defense Acquisition Program Administration (DAPA). Kemampuan pesawat tempur teknologi generasi 4,5 ini diklaim lebih baik dibanding F-16 dan Sukhoi yang sudah dimiliki Indonesia. "Yang ini setara dengan pesawat F-22 atau Raptor dari Amerika Serikat," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Hotel Shangri-La, Surabaya, Senin (6/10/2014).

Tahap pertama proyek, yaitu technology development, telah selesai dilakukan pada Desember 2012. Tahap berikutnya, engineering and manufacturing development, kini dimulai. Proyek ini ditargetkan rampung pada 2023. "Nanti, dari enam prototype, satu prototype akan dibuat di Indonesia," katanya.

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin menambahkan, proyek pembuatan pesawat tempur ini menelan anggaran sebesar US$ 8,5 miliar atau sekitar Rp 8,5 triliun. Indonesia dan Korsel menyepakati development cost share 20 persen dari Indonesia. Sedangkan 80 persen dari Korsel. "Berarti sekitar Rp 16 triliun."

Menurut Purnomo, Korea Selatan dipilih sebagai mitra kerja sama karena memiliki pengalaman yang baik dengan Indonesia. Pasalnya, tak semua negara bersedia melakukan transfer teknologi tersebut.

Sebelumnya, Indonesia bersama Korsel membangun empat landing platform dock. Dua di antaranya dibuat di Indonesia. "Ini bukti bahwa pemerintah mereka punya sincerity atau keikhlasan untuk mentransfer teknologi di industri pertahanan."

www.tempo.co

Pemerintahan Mendatang Diharap Lanjutkan Modernisasi Alutsista TNI

Pada acara Upacara Peringatan ke-69 Hari TNI Tahun 2014 di Surabaya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan agar pemerintahan mendatang tetap melanjutkan modernisasi dan penambahan alutsista TNI. Modernisasi dan penambahan alutsista ini bertujuan agar TNI bisa lebih baik lagi melaksanakan tugasnya dalam mengamankan dan mempertahankan keutuhan NKRI.

Armada MBT Leopard TNI-AD. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Armada MBT Leopard TNI-AD.
Presiden harapkan modernisasi alutsista dilanjutkan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengutarakan harapannya agar modernisasi dan penambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dapat dilanjutkan pemerintahan mendatang sebagaimana telah dilakukan kabinetnya satu dekade terakhir. "Pada lima tahun pertama (2004-2009) untuk pengisian celah kebutuhan penggantian alutsista yg sudah tidak berfungsi," kata Presiden dalam acara Upacara Peringatan ke-69 Hari TNI Tahun 2014 di Surabaya, Selasa (7/10/2014).

Selain itu, menurut Presiden Yudhoyono, selama kabinet pertama yang dipimpin dirinya juga mendorong keterpaduan alutsista antara matra darat, matra laut, dan matra udara. Sedangkan dalam jangka waktu lima tahun terakhir atau periode 2009-2014, pemerintah fokus antara lain untuk penambahan jumlah dan modernitas alutsista untuk dapat menjaga kedaulatan NKRI dengan lebih baik lagi.

Presiden Yudhoyono memaparkan, penambahan alutsista yang telah dilaksanakan antara lain untuk jenis tank tempur utama kendaraan tempur, meriam, rudal pertahanana udara, rudal antitank, heli angkut, heli serbu dan heli serang beserta amunisi.

Selain itu, kapal perang corvet, kapal cepat rudal, kapal perusak, kapal multi frigat, roket multilaras taktis, pesawat angkut sedang, pesawat latih, pesawat angkut hercules, pesawat tempur. "Sebagiam besatr alutsista akan kita saksikan bersama dalam hari ulang tahun sekaligus sebagai laporan pertanggungjawaban pemerintah kepada bangsa dan negara," katanya.

Selain Presiden dan Wakil Presiden bersama pejabat tinggi negara, acara peringatan tersebut juga dihadiri antara lain oleh Presiden terpilih Joko Widodo dan Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Surabaya, Senin (6/10) mengatakan, pemerintah telah serius dalam membangun kekuatan postur pertahanan baik dalam sisi anggaran maupun pengadaan fisik alutsista. "Anggaran khusus untuk alutsista selama tahun 2010-2014 Rp162,98 triliun, telah terealisasi atau pencapaian 75,48 persen atau Rp122,2 triliun," kata Purnomo.

Menhan mengutarakan harapannya agar pemerintahan mendatang juga dapat mendukung pembangunan alutsista. Ia memaparkan, ada 98 kegiatan/kontrak alutsista 2010-2014 yang terdiri atas 64 Pengadaan Luar Negeri 30 Pengadaan Dalam Negeri, dan 4 Program Khusus.

www.antaranews.com

SPR 2 Dan SPR 3, Senapan Sniper Buatan PT Pindad

SPR 2 Kal 12,7 mm dan SPR-3 Kal. 7.62 mm adalah jenis senapan sniper yang diproduksi oleh PT Pindad. SPR 2 Kal 12,7 mm dimasukan dalam kategori senapan anti material karena peluru yang ditembakan mampu menembus plat baja dengan ketebalan tertentu yang sering digunakan pada kendaraan tempur. Sedangkan SPR-3 Kal. 7.62 mm termasuk kategori senapan anti personil.

SPR 2 Kal 12,7 mm. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
SPR 2 Kal 12,7 mm.
SPR 2 Kal 12,7 mm.

PINDAD SPR 2 Kal 12,7 mm adalah senapan anti materil anggota senapan array presesi tinggi yang dihasilkan oleh PT PINDAD. SPR 2 adalah senapan tembakan tunggal, aksi baut dengan penglihatan optik dan a malt baffle muzzle brake untuk mengurangi kekuatan hentakan. untuk pengguna individu dapat dibuat dari bipod. Ketika senjata dalam keadaan siap tembak pilihan dan beberapa penyesuaian stok pelengkap dapat ditambahkan dibawah perakitan stok untuk panjang.Stok butt memiliki alas karet buttyang dapat disesuaikan untuk tinggi. Biasany sistem ditujukan untuk penglihatan teleskopik 10 x 5, penglihatan malam dapat digunakan dengan kedua senapan. The SPR2 adalah bilik catridge 12,7 x 99 mm (0.50 Browning). Ini cukup akurat untuk memungkinkan latihan penembakan di 1500 m. Pegangan pistol polimer agronomik bagi pengguna.

Spesifikasi SPR 2 Kal 12,7 mm
  • Calibre : 12.7 x 99 mm
  • Overall length : 1755 mm
  • Barrel length : 1055 mm
  • Feed : 5 rounds
  • Max. Total Weight : 19.5 kg
  • Rifling : 8 grooves, RH 381 mm(15") twist
  • Sight : Optical
  • Muzzle velocity : 900 m/s
  • Max. effective range : 2000 m
SPR-3 Kal. 7.62 mm

SPR-3 Kal. 7.62 mm. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
SPR-3 Kal. 7.62 mm.
Pindad juga memproduksi senjata tipe SPR-3 Kal. 7.62 mm, dirancang sebagai senapan yang didedikasikan untuk memberikan jaminan akurasi, kemudahan pemeliharaan, keandalan dan ketahanan militer. Ada tembakan tunggal, tindakan baut senapan dengan penglihatan optik dan malt baffle muzzle brake untuk mengurangi kekuatan hentakan. Stok gagang lipat tersedia sebagai pilihan untuk pendek dan panjang. Varian SPR 3 dengan peredam termasuk amunisi subsonic. Biasanya sistem ditujukan untuk penglihatan teleskopik 10x5, penglihatan malam yang dapat digunakan dengan kedua senapan. Digunakan untuk tentara Indonesia.

Spesifikasi SPR-3 Kal. 7.62 mm
  • Calibre : 7.62 x 51 mm
  • Weight : 6.94 Kg
  • Feed : 10 rounds
  • Total Length : 1250 mm
  • Barrel length : 660 mm
  • Sight : Telescope - Bullet Drop Adjuster - 3.5 ÷ 10x Operation : Bolt Action (BA) / Repeater
  • Effective range : witch telescope : 900 m Muzzle velocity : 800 - 810 m/s
  • Ammunition : MU2- TJS Cal. 7.62 x 51mm (.308 Match) Weight ammunition 168 grains / Hollow Point.
PT Pindad (Persero) sejak berdiri tahun 1983 memproduksi berbagai jenis senjata mulai dari senjata laras panjang, senjata genggam, pistol, dan lainnya. Perusahaan menyuplai kebutuhan peralatan pertahanan dan keamanan nasional serta pesanan dari luar atau ekspor.

Produksi senjata terus ditingkatkan kualitasnya berdasarkan penelitian dan pengembangan dari tenaga-tenaga ahli Pindad bersama dengan pengguna produk untuk menetapkan spesifikasi yang dibutuhkan. Dalam setiap produksi, proses optimasi dilakukan untuk memperoleh senjata yang maksimal.

Pemeriksaan dilakukan pada setiap proses manufaktur mulai dari penerimaan material sampai proses akhir pembuatan produk. Seluruh produk telah diuji dan memenuhi standar internasional salah satunya Mil STD. Sistem mutu selalu dipelihara dengan menerapkan sistem mutu ISO 9000-2008 yang disertifikasi oleh LRQA.

PT Pindad sendiri memproduksi berbagai senjata seperti senapan serbu, senapan runduk, dan senjata genggam. Dalam setahun, PT Pindad mampu memproduksi sekira 30 ribu unit senjata.

www.pindad.com