Cari di Blog Ini

Jumat, 29 Juni 2012

Jupiter Aerobatic TNI-AU akan tampil pada perayaan 100 tahun penerbangan Thailand di Bangkok

Jupiter Aerobatic TNI-AU
Tim Aerobatik TNI AU Pertama Kali Tampil di Luar Negeri

Tim Aerobatik Jupiter dari TNI AU untuk pertama kalinya akan tampil di arena kedirgantaraan di luar negeri. Mereka akan beraksi dalam perayaan 100 tahun penerbangan Thailand, di Bangkok, 2 Juli 2012.

Tim telah tiba di Bandara Dong Muang, Bangkok, Selasa (26/6/2012). Rombongan yang berjumlah 65 orang tersebut berada di bawah Mission Commander Komandan Wingdik Terbang Kolonel Pnb M Khairil Lubis.

Tim Jupiter terdiri dari 12 instruktur penerbang TNI AU dari Pangkalan Udara Adisutjipto di bawah pimpinan Flight Leader Letkol Pnb Dedy Susanto. Tim didampingi Team Supervisor Kolonel Pnb Anang Nurhadi. Personel pendukung Tim Jupiter adalah para teknisi pesawat KT-1B dari Skadik 102 dan Skatek 043 Lanud Adisutjipto.

Dalam perayaan 100 tahun penerbangan Thailand di Bangkok, Angkatan Udara Thailand (Royal Thai Air Force/RTAF) mengadakan kegiatan kedirgantaraan berupa Aerospace Exhibition, dengan pameran kedirgantaraan berupa static show dan air show.

Tim Aerobatik Jupiter adalah tim aerobatik luar negeri pertama yang diundang hadir dalam perayaan tersebut. Di sisi lain, kesempatan itu menjadi penampilan pertama kali Jupiter di luar negeri.

nasional.kompas.com

Jet tempur F-4 Phantom AU Jerman tidak dioperasikan lagi mulai tahun depan

F-4 Phantom AU Jerman
Jerman Pensiunkan Armada F-4 Tahun Depan

Angkatan Udara Jerman berencana memensiunkan seluruh armada pesawat tempur F-4 Phantom yang masih tersisa pada pertengahan tahun 2013. Secara bertahap, pesawat tempur tua tersebut terus diganti dengan pesawat Eurofighter Typhoon yang baru. Demikian diungkapkan majalah pertahanan IHS Jane's Defence Weekly (JDW) edisi 20 Juni 2012.

Wing Tempur (Jagdgeschwader/JG) 71 "Richthofen" AU Jerman, yang berpangkalan di Wittmund, adalah kesatuan terakhir yang masih mengandalkan armada F-4. Hingga Mei lalu, JG-71 masih mengoperasikan 21 unit varian F-4F ICE (Improved Combat Efficiency) Phantom II untuk menjalankan peran reaksi cepat menangkal ancaman di kawasan utara Jerman.

Dalam beberapa bulan sampai akhir tahun ini, jumlah Phantom tersebut akan diturunkan menjadi hanya 14 atau 16 unit dengan 10 awak. Jumlah itu akan terus dipangkas sampai dijadwalkan pada 30 Juni 2013, empat Phantom terakhir akan diterbangkan ke tempat penyimpanan dan pembongkaran di Jever, dekat Wittmund. Selanjutnya, peran Phantom di JG-71 akan langsung digantikan Typhoon pada 1 Juli 2013.

Phantom mulai dioperasikan AU Jerman sejak 1973 dan di puncak kejayaannya pernah melengkapi empat wing tempur dengan fungsi utama menjalankan misi serangan darat dan pertahanan udara.

internasional.kompas.com

Rabu, 27 Juni 2012

Kerjasama produksi rudal Indonesia-China bernilai strategis wujudkan stabilitas kerjasama pertahanan Asia Pasifik

Rudal C-705
Pengamat: Kerjasama Produksi Rudal Indonesia-China Perkuat TNI AL

Kemitraan strategis Indonesia-China dalam memproduksi peluru kendali, mendorong alih teknologi dan memperkuat kapal-kapal perang TNI AL. Pengamat intelijen Wawan Purwanto dari Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional (LPKN) mengatakan kemitraan Indonesia dan China dalam memproduksi peluru kendali, alias rudal, dinilai cukup strategis karena memperkuat kapal-kapal perang TNI Angkatan Laut dalam melindungi wilayah perbatasan Indonesia.

Menurut Wawan, di samping modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Laut, kerjasama produksi rudal tersebut oleh pihak pemerintah Indonesia dilakukan dengan menekankan mekanisme alih teknologi antar pakar kedua negara. "Itu sangat konkrit, tampak ada kemajuan-kemajuan. Berbagai kepentingan terkait persenjataan, baik di darat, laut, udara dan Kepolisian didorong untuk 60 persen dipenuhi dari dalam negeri, tentu saja dengan persetujuan rakyat melalui DPR RI," ujar Wawan di Jakarta pada Jumat (22/6).

Wawan menambahkan kemitraan Indonesia dan China secara menyeluruh memiliki nilai strategis dalam mewujudkan stabilitas dan kerjasama pertahanan di kawasan Asia dan Pasifik. "Di antara negara-negara tetangga, perlu ada suatu transparansi bahwa semua hubungan ini, yang terkait dengan kerjasama pesenjataan (alutsista), yang menyangkut alih teknologi maupun penggunaan sejata itu sendiri, tidak terkait dengan masalah-masalah ekspansi tetapi terkait dengan masalah ketahanan nasional Indonesia," katanya.

Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan, kerjasama produksi rudal Indonesia dan China merupakan salah satu butir kesepakatan kemitraan yang lebih menyeluruh dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. "Ini penting, agar Indonesia bisa menjaga hubungan dengan banyak negara, dan China merupakan mitra strategis di kawasan ini. Kementrian Pertahanan saat ini tengah menyusun mekanisme kemitraan kedua negara terkait kerja sama produksi rudal tersebut," ujarnya.

Kementerian Luar Negeri melalui Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing baru-baru ini menyatakan, kerjasama Indonesia dengan China berlandaskan mekanisme alih teknologi teknologi untuk produksi bersama peluru kendali (rudal) jenis C-705 yang akan digunakan TNI Angkatan Laut. Dari kerjasama tersebut, diharapkan di masa depan Indonesia juga lebih mampu mengembangkan jenis rudal canggih untuk keperluan militer. Menurut kesepakatan kerja sama industri pertahanan antara kedua negara, pembelian senjata tertentu harus dilakukan antarpemerintah dan disertai alih teknologi peralatan militer yang antara lain mencakup cara perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, dan pelatihan.

Indonesia menetapkan anggaran sebesar 72 triliun rupiah untuk kebutuhan pertahanannya melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2012.

www.voaindonesia.com

Minggu, 24 Juni 2012

Presiden minta pesawat N295 segera gantikan Fokker 27 milik TNI

N295 PT Dirgantara Indonesia
Fokker 27 Segera Diganti N295 Buatan PTDI

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono minta pesawat Fokker 27 tidak diterbangkan karena sudah ada rencana akan dimodernisasi dengan N295 produksi PT Dirgantara Indonesia. "Ini sesungguhnya domain TNI, khususnya TNI AU. Tetapi sebagai kepala negara, (saya minta) jangan terbangkan dulu F27 karena kita sudah punya rencana untuk memodernisasi, yaitu dengan N295. Kita juga bekerja sama dengan negara lain membeli C130," kata Presiden, seperti dilaporkan wartawan Kompas J Osdar dari Rio de Janeiro, Brasil, Sabtu (23/6/2012).

PTDI saat ini sudah mempercepat produksi pesawat transport militer menengah N295 guna memenuhi kebutuhan TNI AU yang ingin mengganti Fokker 27. "Kami sudah masuk gigi tiga untuk produksi N295 karena harus mengejar waktu penyelesaian sembilan pesawat pada akhir 2014," kata Sonny Saleh Ibrahim, Asisten Dirut PTDI Bidang Sistem Manajemen Mutu Perusahaan merangkap Pembina Komunikasi Perusahaan.

Percepatan PTDI ini tak hanya terkait kebutuhan operasional TNI AU, tetapi juga karena ikatan bisnis dengan Airbus Military untuk menjadikan PTDI sebagai pusat pengiriman pesawat ini di kawasan Asia Pasifik. Sonny menjelaskan, pesawat angkut sedang untuk penggunaan di Indonesia akan disebut N295 sebagaimana yang diucapkan Presiden. Untuk pemasaran Asia Pasifik akan disebut CN295, dan untuk penjualan di kawasan lain tetap C295.

Sonny menjelaskan, N295 sangat cocok untuk kondisi geografis Indonesia dalam operasi penerjunan personel yang selama ini dilakukan Fokker 27. N295 berkapasitas angkut 45 personel, di atas CN235 (35 personel) dan jauh di bawah pesawat transport berat C130 Hercules (90 personel). N295 adalah pewasat multifungsi, bisa untuk operasi militer, logistik, kemanusiaan, dan evakuasi medis. Pengadaan sembilan pesawat N295 untuk TNI AU ditandatangani Dirut PTDI dan Kementerian Pertahanan pada Pameran Dirgantara Singapura awal 2012.

Sementara itu, terkait musibah Fokker 27, DPR didorong melakukan investigasi. Direktur Institute for Defense, Security and Peace Studies Mufti Makarim— yang dihubungi di Jakarta—meminta DPR tidak mengambinghitamkan usia pesawat yang sudah tua diikuti solusi pengadaan pesawat baru. "Harus dibuka oleh DPR penyebab utama berulangnya terjadi pesawat jatuh tanpa pernah tuntas diketahui sebabnya. Itu perlu sebagai bahan acuan kebijakan ke depan," ujar Mufti.

Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanudin minta semua pihak tak berspekulasi tentang perawatan pesawat Fokker 27. "Bisa saja kita meminta pihak ketiga membantu mengaudit. Kita juga akan memanggil Kepala Staf TNI AU dan petinggi TNI AU untuk dimintai keterangan terkait musibah Fokker 27," ujarnya.

nasional.kompas.com

Jumat, 22 Juni 2012

Afghanistan butuhkan bantuan pelatihan dan pendidikan militer dari Indonesia

Angkatan Bersenjata Afghanistan
Menhan RI Menerima Kunjungan Dubes Afganistan Bahas Bantuan Pelatihan dan Pendidikan Militer

Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Rabu (20/6) menerima kunjungan dari Dubes Afganistan untuk Indonesia Ghulam Sakhi Ghairat, di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Pada kesempatan pertemuan tersebut membahas hubungan diplomatik dan peluang kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan antara kedua negara khususnya pembangunan kekuatan militer di Afganistan. Dubes Afganistan Ghulam Sakhi Ghairat mengatakan, saat ini pemerintah Afganistan sangat membutuhkan bantuan Indonesia dalam rangka pembangunan dan pengembangan kekuatan militer Afganistan.

Lebih lanjut Dubes menjelaskan, meskipun saat ini banyak negara-negara lain membantu tentara Afganistan dalam hal pelatihan militer secara tekhnik, namun militer Afganistan masih memerlukan pelatihan dalam segi moralitas. Untuk itu diharapkan pemerintah Indonesia khususnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) bisa membantu dalam pemenuhan kebutuhan pelatihan militer secara moralitas. Oleh karena itu Dubes Aganistan juga sangat mengharapkan adanya pengaturan kerjasama secara permanen diantara militer kedua negara. Ditambahkan Dubes nantinya Pemerintah Indonesia bisa menerima kedatangan para perwira militer Afganistan untuk bisa mengikuti pelatihan di bidang diplomasi, kesehatan, serta pendidikan dan pelatihan militer lainnya.

Menurut Dubes, dengan adanya persamaan demokrasi yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta sejarah hubungan Indonesia yang erat dengan Afganistan, maka bantuan pelatihan militer secara moralitas akan dapat lebih mudah diterima oleh militer Afganistan.

Menanggapi hal tersebut, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Pemerintah Indonesia sangat membuka kesempatan kerjasama pertahanan dan militer dengan pemerintah Afganistan. Menhan mengungkapkan bahwa Indonesia telah banyak melaksanakan pelatihan dan pendidikan militer yang diikuti oleh beberapa negara di ASEAN. Menhan pada kesempatan pertemuan tersebut mengundang Dubes Afganistan untuk meninjau fasilitas-fasilitas pelatihan militer yang ada di Indonesia. Terutama fasilitas Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian, yang berada di Sentul Bogor. Sehingga Dubes Afganistan dapat memiliki gambaran tentang profil pelatihan dan pendidikan militer yang ada di Indonesia.

Saat menerima kunjungan Dubes Afganistan, Menhan didampingi Dirkersin Ditjen Strahan Kemhan, Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus, Karo TU, Brigjen TNI Herry Noorwanto dan Kapuskom Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin.

www.kemhan.go.id

Rabu, 20 Juni 2012

China tawarkan bantuan pelatihan pilot jet tempur Sukhoi dan radar maritim kepada Indonesia

Jet Tempur Sukhoi TNI-AU
China siap bantu radar pengawasan laut Indonesia

Pemerintah China menawarkan pemberian bantuan radar kepada Indonesia untuk pengawasan dan pengamanan alur laut kepulauan Indonesia. "Kami belum bicarakan apakah bantuan radar ini bentuknya hibah atau seperti apa. Masalah ini baru akan dibicarakan," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan) Marsekal Madya Eris Herryanto usai mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat menerima kunjungan Anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korp Artileri II (Strategic Missile Corps) CPLA Jenderal Jing Zhiyuan di Kantor Kemhan, Jakarta, Senin (18-06-2012).

Menurut dia, pengamanan di wilayah alur laut kepulauan Indonesia memerlukan pengawasan ketat guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Dalam kunjungannya Jenderal Jing Zhiyuan itu, kata dia, juga dibicarakan tentang pengiriman sejumlah penerbang pesawat tempur Indonesia (TNI Angkatan Udara) untuk melakukan latihan dengan simulator pesawat Sukhoi di China. "China membuka diri untuk membantu kebutuhan Indonesia ini," katanya.

Menurut dia, China menyediakan tempat bagi prajurit TNI yang akan mengikuti latihan ini dengan kapasitas maksimal sepuluh orang. Kerja sama ini dilakukan lantaran Indonesia belum memiliki simulator Sukhoi, namun Kemhan telah merencanakan pengadaan simulator Sukhoi untuk memudahkan latihan prajurit TNI yang akan menerbangkan pesawat tempur buatan Rusia itu. "Rencana pengadaannya pada 2012 dan sudah masuk dalam `blue book`, tinggal pelaksanaannya," kata Eris.

www.antaranews.com

TNI-AL dan PT LEN kembangkan rekayasa elektronika pertahanan

TNI Angkatan Laut
TNI AL Kembangkan Rekayasa Elektronik Pertahanan

TNI Angkatan Laut dan PT LEN, menandatangani piagam kesepakatan kerja sama saling menguntungkan, untuk mengembangkan kemampuan di bidang penelitian dan pembuatan rekayasa elektronik pertahanan di lingkungan TNI AL. Penandatanganan dilakukan di Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (19/6). Sebagai pihak pertama, PT LEN Industri (Persero) diwakili oleh Wahyuddin Bagenda selaku Direktur Utama, sedangkan TNI AL sebagai pihak kedua diwakili oleh Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena Kasal) Laksamana Muda TNI Ade Supandi, S.E.

Asrena Kasal, mengatakan kerja sama antara kedua instansi tersebut antara lain melingkupi, kerja sama dalam bidang penelitian, pengembangan Combat Management System, alat komunikasi militer, alat instruksi atau penolong instruksi, serta peperangan elektronika. Selain itu dalam bidang peningkatan kemampuan sumber daya manusia di bidang rekayasa elektronika pertahanan juga menjadi hal pokok pada kerja sama tersebut. "Kerja sama ini merupakan upaya untuk mensinergikan sumber daya yang dimiliki TNI AL dengan PT LEN Industri (Persero), sekaligus dalam rangka mendayagunakan kemampuan industri dalam negeri guna mendukung kemandirian pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI AL dan penguasaan teknologi elektronika pertahanan," ujarnya.

Mengenai waktunya, kerja sama ini kata dia, dipastikan akan berjalan hingga lima tahun kedepan terhitung sejak 19 Juni 2012. "Kami optimis realisasi kerja sama ini dapat mensejajarkan industry pertahanan dalam negeri dengan industri pertahanan di dunia internasional, dan menumbuhkan kemandirian Indonesia akan pemenuhan kebutuhan Alutsista. Saya harap seluruh pihak akan segera menindaklanjuti kesepakatan ini dengan penuh rasa tanggung jawab, sesuai dengan peran, fungsi, dan tugas masing-masing," kata Ade Supandi.

Sementara Dirut PT LEN Industri Wahyuddin Bagenda, berharap, kerja sama ini dapat terlaksana dengan baik, dan implementasinya di lapangan dapat diwujudkan secara nyata.

www.bipnewsroom.info

Senin, 18 Juni 2012

Indonesia-China rencanakan latihan militer bersama untuk pasukan khusus dan Angkatan Laut

Angkatan Laut China
RI-China tingkatkan kerja sama bidang pertahanan

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan dan pemerintah China terus meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan antara lain melalui pertukaran kunjungan pejabat pertahanan dan latihan bersama. Hal itu terungkap ketika Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang didampingi Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto, Kepala Pusat Komunikasi Publik Brigjen TNI Hartind Asrin beserta pejabat teras Kemhan lainnya menerima kunjungan anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korp Artileri II (Strategic Missile Corps) CPLA Jenderal Jing Zhiyuan, di Kantor Kemhan, Jakarta, Senin (18-06-2012).

Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto mengatakan, Jenderal Jing Zhiyuan datang ke Indonesia untuk meningkatkan hubungan kerja sama di bidang pertahanan dan menindaklanjuti perkembangan kerja sama yang sudah dibicarakan antara kedua Menteri Pertahanan dua negara itu. Dalam pertemuan tersebut, kata dia, dibicarakan tentang kemungkinan latihan bersama bagi prajurit pasukan khusus dan Angkatan Laut kedua negara. "Latihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan prajurit Indonesia-China," ujarnya.

Menurut dia, latihan bersama akan dilaksanakan pada Juli 2012, prajurit Indonesia akan berkunjung ke China untuk latihan pasukan khusus. Selain itu, diagendakan latihan antar Angkatan Laut, tapi masih dalam pembicaraan 'navy to navy talk'. "Latihan ini untuk mengetahui bagaimana pengamanan maritim kedua negara. Direncanakan latihan bersama dilakukan di laut," kata Eris.

Kerja sama pertahanan lainnya, kata Eris, melakukan pertukaran kunjungan pejabat tinggi bidang pertahanan, khususnya Menhan secara bergantian ke negara masing-masing. "Kerja sama ini sudah berjalan dengan kunjungan Menteri Pertahanan China ke Indonesia pada tahun lalu. Tahun ini Menhan kita ke sana," katanya.

www.kemhan.go.id

Minggu, 17 Juni 2012

KRI Dewaruci raih gelar Juara Umum American Tall Ship Race 2012

KRI Dewaruci
KRI Dewaruci Juara Umum American Tall Ship Race

Kapal layar kebanggan bangsa Indonesia KRI Dewaruci bersama Kadet Akademi Angkatan Laut tiba di Baltimore, Minggu (17/6/2012) sore waktu setempat. Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya Marsetio bersama Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar menyampaikan bahwa tall ship KRI Dewaruci berhasil meraih juara umum lomba kapal layar internasional American Tall Ship Race 2012 rute Savannah-New York yang diikuti 16 kapal dari benua Amerika, Eropa, dan Asia.

Selain mengikuti Operation Sail 2012 di Amerika Serikat dalam rangka 200 Tahun Perang Besar (200th Anniversarry of the War), KRI Dewaruci juga mengemban misi kebudayaan serta pariwisata, sebagai duta bangsa dalam mempromosikan Wonderful Indonesia di dunia internasional.

KRI Dewaruci adalah kapal layar yang dibuat tahun 1953 oleh HC.Stolcken Soch, Jerman. Kapal ini memiliki 16 layar berbagai ukuran dengan luas layar 1.091 meter persegi, panjang kapalnya 58,30 m, lebar 9,50 m, draft 4,5 m, dan berat 874 ton, memiliki kecepatan mesin 10,5 knot dan kecepatan layarnya 9 knot. KRI ini melaksanakan misi muhibah sejauh lebih dari 27.000 mil laut mencakup 4 benua dengan nama "Kartika Jala Krida". Tujuan muhibah ini juga untuk mempromosikan atraksi budaya dan beragam destinasi wisata Indonesia. Disamping menyabet gelar Juara, KRI Dewaruci juga merupakan kapal yang sangat mendapat perhatian khusus dari masyarakat di setiap kota pelabuhan persinggahan, di antaranya Kota Savannah sebelum tiba di Baltimore.

Meriahnya sambutan, juga sangat tampak saat peran parade roll oleh seluruh peserta Savannah Tall Ships Challenge 2012. Mereka antusias berteriak "Dewaruci-Dewaruci" sambil melambaikan tangannya dan para kadet pun sambil memainkan Drum Band Genderang Seruling dan sebagian melaksanakan parade roll dengan menaiki tiang Bima, Arjuna, dan Yudistira sambil membalas dengan melambaikan tangannya yang turut menyemarakkan suasana.

KRI Dewaruci telah berperan sebagai wadah pelatihan bagi Kadet Taruna AAL agar para calon perwira TNI AL tersebut menguasai keterampilan navigasi, terutama astronomi, untuk palayaran dan penguasaan operasional Angkatan Laut.

oase.kompas.com

Pasukan elit Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL diperkuat 30 personel baru

Intai Amfibi TNI AL
Intai Amfibi TNI AL diperkuat 30 personel baru

Sebanyak 30 orang prajurit resmi memperkuat pasukan elit Intai Amfibi (Taifib) Korps Marinir TNI AL, setelah menyelesaikan pendidikan khusus selama delapan bulan di Pusat Pendidikan Infantri Marinir Kobangdikal, Surabaya. Ke-30 prajurit Taifib itu resmi dikukuhkan dalam penutupan Pendidikan Intai Amfibi angkatan ke-38 di Lapangan Komando Pendidikan Marinir, Gunungsari, Surabaya, Kamis (14-06-2012). Harap diketahui, rekrutmen calon anggota Taifib bukan atas penunjukan atasan namun suka-rela dan komandan satuan memberi rekomendasi alias ijin.

Program pendidikan pasukan elit TNI AL itu sebenarnya diikuti 36 prajurit. Enam orang prajurit dinyatakan tidak lulus dan tidak memenuhi kualifikasi sehingga dikembalikan ke kesatuannya. Sedangkan ke-30 prajurit yang lulus, sementara dikembalikan ke kesatuan asal sambil menunggu penempatan ke kesatuan baru, yakni Batalion Taifib-1 Marinir Surabaya dan Batalion Taifib-2 Marinir di Jakarta. "Pendidikan Intai Amfibi bertujuan menyiapkan prajurit pilihan dalam tugas pengintaian dan penyelidikan dalam operasi amfibi dan operasi lain," kata Komandan Kodikmar Kolonel (Mar) Hasanuddin, dalam amanat yang dibacakan Wakil Komandan Kodikmar Kolonel (Mar) Lasmono.

Korps Marinir Amerika Serikat memiliki satuan sejenis ini yang bertanggung jawab atas pengintaian di belakang garis musuh, intelijen, penyiapan jalur pendaratan dan penyerbuan hingga jalur untuk meninggalkan arena. Tidak kalah penting adalah demolisi instalasi penting musuh.

Dari seluruh negara ASEAN, cuma Indonesia yang memiliki korps marinir. Operasi pendaratan amfibi merupakan satu dari dua operasi militer masif yang paling rumit; satunya lagi adalah operasi gabungan udara-lintas udara.

www.antaranews.com

Kamis, 14 Juni 2012

Pangdam VI Mulawarman: Pengembangan 3 bandara di perbatasan Kalimantan Timur-Malaysia selesai tahun 2013

Bandara Yuvai Semaring Long Bawan
Tiga bandara di perbatasan selesai tahun depan

Panglima Kodam VI Mulawarman, Mayjen TNI Subekti, memastikan pengembangan tiga bandara di wilayah utara Kalimantan Timur dekat perbatasan langsung Indonesia-Malaysia akan selesai pada 2013. Detasemen Zeni TNI AD melalui kegiatan bersandi Operasi Bhakti Kartika Jaya, saat ini tengah mengerjakan perpanjangan landasan tiga bandara. Bandara Yuvai Semaring, di Long Bawan di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, kemudian Bandara Long Apung, Kabupaten Malinau, dan Bandara Datah Dawai, di Melak, Kabupaten Kutai Barat.

Pembiayaan pembangunan dan pengembangan tiga bandara itu bersumber dari APBN dan APBD Kaltim. Bandara Datah Dawai mendapat kucuran Rp17,3 miliar dari APBD provinsi. Bandara Long Apung dibiayai APBN dan APBD dengan total Rp 29,25 miliar dan Bandara Long Bawan Rp54,1 miliar. "Kami datangkan prajurit yang memiliki keahlian khusus konstruksi. Selain mereka yang berasal dari kesatuaTn di Kalimantan Timur, juga ada yang berasal dari Jawa Barat dan Sumatera Selatan," kata Subekti, saat dihubungi Rabu (13/6).

TNI AD mengerjakan perpanjangan landasan pacu ketiga bandara, dari 800 meter menjadi 1.600 meter. Perpanjangan landasan itu membuat bandara bisa didarati pesawat berbadan lebar dan pesawat jet. "Terutama pesawat Herkules untuk membawa kebutuhan masyarakat setempat dan logistik prajurit penjaga perbatasan," kata Subekti.

Menurut Subekti, ketiga bandara di perbatasan tersebut memiliki nilai strategis baik untuk ekonomi maupun militer. Selain untuk membuka akses daerah yang selama ini terisolir dan untuk memajukan ekonomi, bandara juga simpul dari sabuk pengaman perbatasan. Bukan cuma bandara yang mereka bangun. Infrastruktur lain juga, yaitu jalur distribusi listrik dan listriknya sendiri, pengadaan air bersih, dan pembangunan jalan di kawasan terpencl. maupun jalan-jalan tembus khususnya di daerah yang sulit dijangkau dan terpencil.

www.antaranews.com

Selasa, 12 Juni 2012

Koopsau-II akan dapat tambahan 24 pesawat tempur F-16 dan 2 pesawat Super Tucano

F-16 TNI-AU
24 Pesawat Tempur F-16 Memperkuat Koopsau-II

Komando Operasi Angkatan Udara wilayah II (Koopsau-II) akan menambah pesawat tempur tipe F-16 Fighting Falcon sebanyak 24 buah dari Amerika, dan tambahan berupa pesawat A-29 Super Tucano dari Brazil sebanyak 2 unit. Kedua tipe pesawat tempur tersebut adalah bantuan dari Kementerian Pertahana RI.

Marsekal Pertama Agus Supriana, yang akan dilantik sebagai Panglima Koopsau II mengantikan Marsekal Muda TNI Ismono Wijayanto, Selasa (12/6), di Makassar, mengatakan bantuan unit pesawat tempur dari Kementerian Pertahanan sangat membatu dalam penjagaan batas negara kesatuan Republik Indonesia.

"Nantinya ke-24 pesawat F-16 tersebut, akan bermarkas di Madiun dan pesawat Super Tucano akan bermarkas di Jawa timur. Rencananya pesawat yang didatangkan akhir tahun ini, akan berkeliling ke seluruh wilayah Koopsau II yang berjumlah 21 pangkalan udara," kata Agus.

www.bipnewsroom.info

Rusia akan kembangkan pesawat pengebom strategis generasi kelima

Tupolev Tu 160 Blackjack
Rusia akan Bikin Pesawat Bom Generasi Kelima

Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev Sabtu mengatakan negaranya akan mengembangkan pesawat pembom strategis generasi kelima. Berbicara dalam pertemuan pada penerbangan strategis di kota tengan Rusia, Kazan, MInggu (10/6), Medvedev menegaskan rencana pemerintah mengembangkan generasi kelima pesawat tempur dan pembom strategis baru.

Medvedev mendesak Angkatan Bersenjata Rusia akan dipersenjatai dengan teknologi baru tidak kurang dari 30% dalam tiga tahun ke depan dan sampai 70% dalam lima tahun. Perdana menteri mengakui Angkatan Udara memiliki banyak masalah, dengan mengatakan pemerintah kini sedang mencoba untuk memecahkan masalah ini. Angkatan Bersenjata Rusia memperoleh 15 pesawat tempur baru dan jet generasi keempat pada tahun 2011.

Media lokal sebelumnya mengutip sumber Kementerian Pertahanan mengatakan Rusia tidak siap untuk membangun pembom strategis dari generasi baru sampai setidaknya 2025. Sumber tersebut mengatakan pembom baru akan dibangun menggunakan teknologi siluman, dan karya-karya itu akan dilakukan di biro desain Tupolev (Tu) di Kazan, ibu kota Republik Tatarstan.

Deputi pertama Menteri Pertahanan Vladimir Popovkin mengatakan sebelumnya bahwa Rusia tidak akan mempercepat pengembangan pembom jarak jauh baru sampai setidaknya 2015. Sebaliknya, pasukan udara akan memodernisasi armada strategis yang ada Tu-95MC dan Tu-160 hingga tahun 2025 atau 2030.

www.mediaindonesia.com

Kodam VI / Mulawarman buka penerimaan Perwira Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PSDP) Penerbang

Kodam VI/Mulawarman
Pembukaan penerimaan Perwira Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PSDP) Penerbang

Markas Besar TNI melalui Kodam VI/Mulawarman kembali memberikan kesempatan kepada seluruh pemuda WNI termasuk dari berbagai pelosok wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan untuk dididik menjadi seorang Perwira Prajurit melalui pendaftaran Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PSDP) Penerbang TNI.

Bagi yang berminat bisa mendaftarkan diri di Ajendam/Ajenrem/ Lantamal, Lanal/Lanud wilayah Kaltim dan Kalsel. Sedangkan cara mendaftar Calon datang sendiri ke tempat pendaftaran dengan menunjukkan dokumen asli dan menyerahkan foto copy masing-masing satu lembar:

Persyaratan :

  1. KTP calon/orang tua
  2. Kartu Keluarga (KK) dan orang tua /wali
  3. Akte kelahiran
  4. STTB SD, SLTP, dan SLTA berikut DANEM/NUAN
  5. Pasa photo hitam putih terbaru ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar
www.tni.mil.id

A-10 Thunderbolt II

A-10 Thunderbolt II adalah pesawat jet tempur untuk misi dukungan udara pada pertempuran darat. Jet tempur A-10 Thunderbolt II diawaki oleh satu orang pilot yang merangkap sebagai operator system persenjataan. Pesawat yang sudah diproduksi dan dioperasikan sejak awal dasawarsa 1970 dan digerakkan oleh dua mesin jet General Electric TF34-GE-100A ini dikenal sebagai pesawat tempur yang tangguh karena strukturnya dirancang agar pesawat bisa tetap terbang meskipun telah berkali-kali terkena tembakan lawan.




A-10 Thunderbolt II adalah pesawat jet tempur berkursi tunggal dan bermesin ganda yang memiliki spesialisasi sebagai pesawat tempur dukungan udara yang sudah dibuat pada awal 1970. Pesawat ini diproduksi oleh pabrikan pesawat Fairchild Republic, perusahaan yang didirikan pada tahun 1925 dan beberapa kali berpindah pemilik. Terakhir kali perusahaan ini dibeli oleh sebuah industri pertahanan Israel, Elbit Systems.

A-10 Thunderbolt II dirancang untuk kebutuhan Angkatan Udara AS untuk perlindungan dan dukungan udara (CAS: Close Air Support) bagi pasukan di darat dari tank atau kendaraan tempur lapis baja musuh. A-10 merupakan pesawat tempur pertama milik AS yang dirancang untuk dukungan udara.

Pesawat ini dipersenjatai dengan meriam rotary berat GAU-8 Avenger sebagai senjata utamanya. Senjata ini menjadi meriam rotary terberat yang pernah dipasangkan pada sebuah pesawat tempur. Beberapa bagian dari lambung pesawat dilapisi baja dengan total berat lebih dari 540 kg. Bagian-bagian tersebut dirancang untuk bisa terus berfungsi selama mungkin. Dengan perlindungan lapisan baja tersebut, diharapkan pesawat bisa tetap terbang meskipun telah mengalami kerusakan yang parah. Tak heran jika hingga sekarang Angkatan Udara AS masih mengoperasikan A-10 Thunderbolt II.

Nama dibelakang A-10 diambil dari pesawat P-47 Thunderbolt, sebuah pesawat tempur yang sangat efektif sebagai dukungan udara pada masa Perang Dunia II. Di kalangan penerbangan tempur AS, A-10 Thunderbolt terkenal dengan julukan nama "Warthog" atau "Hog". Sebagai penempur udara untuk misi sekunder, pesawat ini menyediakan control udara ke garis depan dan membimbing pesawat tempur lainnya guna menyerang target di darat. Yang sering digunakan pada misi seperti ini adalah dari varian OA-10. Menurut kabar, A-10 Thunderbolt akan terus digunakan oleh Angkatan Udara AS hingga tahun 2028.

Sejarah

Sebelum kemunculan A-10 Thunderbolt II, Angkatan Udara AS sempat dikritik karena dianggap tidak serius menyediakan pesawat tempur khusus dukungan udara bagi pasukan di darat. Dalam Perang Vietnam, banyak pesawat tempur AS yang berjatuhan saat digunakan untuk melakukan serangan dalam pertempuran darat. Pesawat-pesawat itu dengan mudah dihancurkan dengan tembakan persenjataan ringan. Helikopter tempur seperti Bell UH-1 Iroquois dan AH-1 Cobra ternyata tidak cocok untuk menghadapi kendaraan lapis baja musuh. Kedua helikopter tersebut hanya dilengkapi senapan mesin anti personil dan roket dengan target jarak dekat. Sedangkan jet tempur supersonik seperti F-100 Super Sabre, F-105 Thunderchief, dan F-4 Phantom II memiliki kelajuan terbang yang terlalu cepat sehingga awak pesawat tidak bisa menembak target permukaan dengan akurat juga tidak leluasa melakukan manuver pada pertempuran darat. Satu-satunya pesawat tempur dukungan udara yang dianggap efektif pada masa itu adalah A-1 Skyraider, namun dianggap sebagai penempur udara yang sudah usang.

Pada tahun 1966, Angkatan Udara AS membentuk Program A-X (Attack Experimental) yang dipimpin oleh Kolonel Avery Kay. Pada tanggal 6 Maret 1967, Angkatan Udara meminta kepada 21 perusahaan industri pertahanan untuk terlibat pada Program A-X ini. Tujuan dari program ini adalah melakukan studi untuk mendapatkan desain pesawat tempur serangan permukaan yang berbiaya murah.

Selanjutnya pada tahun 1969, Angkatan Udara AS meminta Pierre Sprey untuk membuat rincian usulan Program A-X. Sprey melakukan diskusi dengan para pilot pesawat tempur A-1 Skyraider yang bertugas pada Perang Vietnam. Dari diskusi ini didapatkan kesimpulan bahwa yang mereka butuhkan adalah sebuah pesawat tempur yang mampu bermanuver dalam waktu lama di arena pertempuran, berkecepatan rendah, memiliki meriam otomatis dengan daya tembak kuat, dan mampu bertahan dari balasan serangan musuh di darat. Selain itu, biaya pembuatan per satu unit pesawat harus kurang dari US$ 3 juta.

Akhirnya spesifikasi pesawat yang diinginkan adalah bahwa pesawat tersebut memiliki kecepatan maksimum 740 km/jam, bersenjatan meriam mesin kaliber 30 mm, landasan lepas-landas 1.200 meter, angkutan eksternal hingga 7.300 kg, radius tempur 460 km, dan biaya per unit US$ 1,4 juta. Enam perusahaan mengajukan proposal untuk pesawat ini. Yang terpilih adalah prototip pesawat YA-9A buatan Northrop dan YA-10A buatan Fairchild Republic. Sedangkan General Electric dan Philco-Ford dipilih untuk mengembangkan dan menguji coba prototip meriam mesin GAU-8.

Pesawat YA-10A yang dibangun di Hagerstown, Maryland oleh Fairchild-Republic dan melakukan penerbangan perdana pada tanggal 10 Mei 1972 akhirnya terpilih untuk digunakan dalam Program A-X. Sedangkan General Electric terpilih untuk membuat meriam mesin GAU-8. Produksi pertama pesawat jet tempur A-10 Thunderbolt terbang pertama kali pada Oktober 1975 dan penyerahannya kepada Angkatan Udara AS dimulai pada Maret 1976. Total ada 715 unit A-10 Thunderbolt yang sudah diproduksi, terkahir kali diserahkan kepada Angkatan Udara AS pada tahun 1984.

A-10 Thunderbolt II vs F-35 Lightning II

Angkatan Udara AS (USAF) menjadwalkan operasional pesawat A-10 hingga tahun 2028. Segera menggantikannya dengan pesawat F-35 Lightning II telah menuai kritikan. Langkah ini dianggap sebagai kemunduran besar jika mengingat A-10 Thunderbolt telah menunjukkan kinerja tempur yang sangat efektif pada banyak operasi militer dibandingkan F-35 Lightning II yang pada tahap proyek saja sudah menghabiskan biaya yang sangat besar. Selain itu, USAF menyimpulkan bahwa spesifikasi F-35 tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka sehingga tidak akan menggantikan pesawat A-10. Namun demikian, pada awal tahun 2012 lalu, USAF telah membubarkan lima skuadron A-10 Thunderbolt dengan alasan penghematan anggaran.

Varian
  • YA-10A, merupakan varian pra-produksi. Ada 10 unit yang telah dibuat.
  • A-10A, berkursi tunggal, versi serangan permukaan.
  • OA-10A, penyedia bimbingan serangan udara.
  • YA-10B Night/Adverse Weather, pesawat eksperimen untuk operasional malam hari dan dalam cuaca buruk. Varian ini berdasarkan desain A-10A.
  • A-10C, varian yang ditingkatkan kemampuannya pada program PE (Precision Engagement)
  • A-10PCAS, varian tampa awak yang sedang dikembangkan oleh perusahaan Raytheon dan Aurora Flight Sciences, merupakan bagian dari program Persistent Close Air Support milik DARPA.
Spesifikasi Jet Tempur A-10 Thunderbolt II

Karkateristik Umum
  • Crew : 1
  • Panjang : 16,26 m
  • Lebar Rentang Sayap : 17,53 m
  • Tinggi : 4,47 m
  • Luas Area Sayap : 47,0 m
  • Airfoil : NACA 6716 root, NACA 6713 tip
  • Berat Kosong : 11.321 kg
  • Berat Angkut : 21.361 kg
  • Berat Maksimum Lepas-Landas : 23.000 kg
  • Mesin Pendorong : 2 unit General Electric TF34-GE-100A, masing-masing berdaya dorong 40,32 kN
Kinerja
  • Kecepatan Maksimum : 381 knot (439 mph, 706 km/jam)
  • Kecepatan Stall : 120 knot (138 mph, 220 km/jam)
  • Radius Tempur : 467 km
  • Jangkauan Terjauh : 4.150 km
  • Batas Maksimum Ketinggian Penerbangan : 13.700 m
  • Laju Panjat : 30 m/detik
  • Daya Angkat Sayap : 482 kg/m²
  • Rasio Dorongan dan Berat : 0.36
Persenjataan
  • Senjata Utama : 1 unit meriam mesin GAU-8/A Avenger kaliber 30 mm dengan 1.174 putaran
  • Roket : Hydra 70 kaliber 70 mm, CRV7 kaliber 70 mm, dan Zuni kaliber 127 mm
  • Rudal : 2 unit AIM-9 Sidewinder dan 6 unit AGM-65 Maverick
  • Bom : Mark 80, Mk 77, BLU-1, BLU-27/B Rockeye II, Mk20, BL-755, CBU-52/58/71/87/89/97, Paveway
Avionik
  • AN/AAS-35(V) Pave Penny
  • HUD
Wikipedia.org

Sabtu, 09 Juni 2012

Badan Koordinasi Keamanan Laut utamakan kapal patroli buatan dalam negeri

Kapal Cepat Rudal
BAKORKAMLA utakaman kapal buatan dalam negeri

Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) Laksamana Madya Didik Heru Purnomo menyatakan pengadaan kapal patroli kini diutamakan buatan dalam negeri karena kualitasnya sepadan dengan produk luar negeri yang harganya lebih mahal. "Kualitas kapal patroli buatan lokal sudah memadai. Sederhana dan mampu melaksanakan tugas pengamanan di laut," kata dia di Batam, Selasa.

Ia mengatakan, saat ini Bakorkamla juga tengah memesan kapal di PT Palindo Marine Batam dengan ukuran 48 meter yang bisa digunakan untuk berlayar hingga 200 mil laut. "Kapal-kapal jenis seperti itu yang kita butuhkan. Harganya murah dan kualitasnya sudah mumpuni untuk melakukan pengamanan seluruh perairan. Termasuk saat cuaca ekstrem sekalipun," kata dia.

Didik berharap, dengan penambahan kapal-kapal tersebut akan memperkuat pengamanan perairan seluruh Indonesia dari berbagai kejahatan dan gangguan keamanan lain. "Kami terus melakukan koordinasi. Selain itu kami juga menambah kapal-kapal untuk patroli. Termasuk penambahan kapal berukuran 48 meter yang tengah dibuat di Batam. Satuan pengaman laut lain juga terus melakukan penambahan kapal," kata dia.

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro di Batam pada pertengahan Februari 2012 mengatakan, Kementerian Pertahanan menargetkan pembangunan 14 kapal cepat rudal (KCR) untuk menunjang pengamanan perairan Indonesia selesai pada 2014.

Pada kesempatan yang sama, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan Indonesia setidaknya membutuhkan 44 KCR hingga 2024 untuk mengamankan seluruh wilayah laut NKRI dari gangguan-gangguan. "Setidaknya dibutuhkan 44 kapal hingga tahun 2024 untuk keperluan penegakan hukum di laut, termasuk pengamanan terhadap pencurian terhadap kekayaan alam Indonesia, dan mencegah penyelundupan," kata dia.

www.kemhan.go.id

Rabu, 06 Juni 2012

DF-21D (Dong-Feng 21D), rudal pembunuh kapal induk buatan China

DF-21D (Dong-Feng 21D)
Pada tahun 2005, Departemen Pertahanan AS melaporkan bahwa China telah mengembangkan dan berhasil melakukan uji coba rudal balistik anti kapal (ASBM: Anti-Ship Ballistic Missile) yang pertama di dunia. Rudal itu diberi nama Dong-Feng 21D atau terkenal dengan singkatan DF-21D. Rudal ini memiliki jarak jelajah hingga 2.700 km, sumber lain bahkan menyebut angka 3.000 km. DF-21D diperkirakan telah mencapai kemampuan operasionalnya antara tahun 2007 atau 2008. Sistem pengendalinya masih dalam proses evolusi dari sistem UAV menuju sistem bimbingan satelit. Rudal balistik anti kapal DF-21D ini dipercaya telah masuk dinas aktif militer China pada tahun 2009.

DF-21D ditembakkan dari darat menggunakan platform bergerak (mobil pengangkut) dengan memilih lokasi yang sesuai. DF-21D memiliki dimensi panjang 10,7 meter, diameter 1,4 meter, dan bobot 14,7 ton. Dengan hulu ledak yang berbobot 500 kg, rudal yang memiliki kecepatan luncur 500 hingga 800 knot ini mampu menenggelamkan sebuah kapal induk hanya dengan sekali pukul dari jarak jauh.

Seorang profesor di U.S. Naval War College mengatakan bahwa dengan kehadiran rudal DF-21D milik China ini, armada kapal induk AS tidak lagi bisa leluasa berlayar dengan rasa aman. DF-21D akan membuat kapal induk menjadi seonggok besi yang tak berdaya.

Sejarah pengembangan rudal balistik Dong-Feng 21D

Generasi rudal balistik anti kapal Dong-Feng 21 atau DF-21 dikembangkan oleh China Changfeng Mechanics and Electronics Technology Academy sejak tahun 1960. Varian pertama selesai dibuat antara tahun 1985 atau 1986, tapi belum digunakan hingga tahun 1991. Desain dasar rudal balistik ini diambil dari rudal JL-1 yang diluncurkan dari kapal selam dan menjadi rudal pertama buatan China dengan bahan bakar padat. Departemen Pertahanan AS memperkirakan bahwa pada tahun 2008 China memiliki 60 hingga 80 rudal jenis ini dan 60 unit platform peluncur rudal.

Pada awalnya varian DF-21 dikembangkan sebagai senjata strategis, dan pada pengembangan tahap kedua rudal ini terbagi menjadi dua varian, berhulu ledak nuklir dan berhulu ledak konvensional.

Dalam laporannya, pihak NATO menyebut generasi rudal buatan China ini dengan kode CSS-5. Sedangkan nama Dong-Feng sendiri memiliki arti Angin Timur. Adapun beberapa varian Dong-Feng 21 yang merupakan pendahulu dari varian DF-21D adalah :
  • DF-21 (CSS-5 Mod-1), ini varian awal dari rudal generasi DF-21 yang memiliki jangkauan maksimum 1.700 km dan bermuatan 600 kg. Rudal ini mampu membawa hulu ledak nuklir tunggal 500 kt dengan CEP (Circular Error Probable) atau radius kesalahan target diperkirakan 300 – 400 meter. Rudal ini tidak dimasukkan dalam dinas aktif.
  • DF-21A (CSS-5 Mod-2), mulai dioperasikan mulai tahun 1996 dengan peningkatan akurasi, CEP antara 100 – 300 meter. Desain ulang dilakukan pada sistem kendali yang menggunakan GPS dan system pengendali berbasis radar. Menurut pengamat, rudal ini berhulu ledak lebih rendah (90 kt) dibanding dengan varian DF-21 tapi jarak jelajahnya bisa meningkat hingga 2.700 km.
  • DF-21C (CSS-5 Mod-3), kehadirannya bari diketahui pada tahun 2006. Nama aslinya sebenarnya belum diketahui, beberapa pengamat memperkirakan bahwa rudal ini merupakan rudal versi DF-25. Akurasi tembak DF-21C sudah sangat meningkat dengan CEP antara 30 – 40 meter. Pada tahun 2010, DF-21C dikerahkan di pusat bagian barat China.
Jaringan satelit pembimbing rudal ASBM Dong-Feng 21D

Untuk mendukung operasional rudal versi Dong-Feng 21D, China telah meluncurkan serangkaian satelit. Yaitu:
  • Yaogan-VII, satelit optik elektronik yang diluncurkan pada tanggal 9 Desember 2009.
  • Yaogan-VIII, satelit radar synthetic aperture, diluncurkan pada tanggal 14 Desember 2009.
  • Yaogan-VIII, satelit radar synthetic aperture, diluncurkan pada tanggal 14 Desember 2009.
  • Yaogan-IX, merupakan konstelasi dari formasi 3 satelit Naval Ocean Surveillance System (NOSS), diluncurkan pada tanggal 5 Maret 2010.
Strategi AS untuk mengantisipasi rudal ASBM DF-21D

Dengan lahirnya rudal ini, Admiral Jonathan W. Greenert, Kepala Staf Operasi Angkatan Laut AS harus berpikir untuk menahan diri dan menyusun konsep baru untuk mengatasi tantangan ini, bahkan secara mendesak harus mencari jurus baru untuk mengatasi ancaman tersebut. Sehubungan dengan ini pada tanggal 16 Maret yang lalu Greenert mengungkapkan kepada wartawan AS 'Tiga Jurus' untuk melawan rudal pebunuh kapal tersebut.

Berita yang disiarkan melalui website 'Connection Magazine', Greenert mengungkapkan kepada para wartawan saat acara sarapan pagi, bahwa AL-AS memiliki kemampuan untuk melemahkan dan mementahkan serangan Rudal DF-21D. Rudal ini berbeda dari rudal-rudal anti kapal sea-skimming yang ada selama ini, rudal ini merupakan rudal balistik anti-kapal dengan memanfaatkan trakyektori parabolistik bola bumi, dengan kecepatan sangat tinggi menghujam secara vertikal pada sasaran. Sistim pertahanan serangan udara sekarang yang ada sangat sulit untuk menangkalan serangan rudal macam ini, kapal induk jika diserang dengan rudal tersebut hanya akan menjadi onggokan besi dan lautan api bagi awak kapal yang berada didalamnya. Walaupun AS tetap meremehkan rudal tersebut, tapi secara pribadi Greenert berusaha untuk menahan diri. Dia mengungkapkan tiga jurus untuk menangkal serang rudal tersebut dengan jurus : 'Menggangu, Menipu, dan Menembak jatuh' rudal tersebut.

Jurus pertama, dengan mengganggu sistim panduan rudal. Greenert laporkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini telah berupaya banyak untuk berinvestasi dalam mengembangkan sistim perang elektronik berupa jamming, salah satu prestasi yang paling menonjol adalah dalam pesawat tempur EA-18G Glowler ( Airborne Electronic Attack/AEA) , pesawat ini merupakan derivasi/pengembangan dari pesawat tempur Hornet F/A-18F. Dalam operasi menggulingkan Qadhafi di Lybia pesawat ini mencatat keberhasilan dalam mengahancurkan pertahanan Lybia menjadi besi tua.

Pesawat EA-18G yang dilengkapi ALQ-218 penerima gelombang lebar ( wideband ) dan dikobinasi dengan ALQ-99 Tactical Jamming System yang berkemampuan secara effektif menangkal ancaman rudal yang dipandu dengan gelombang radar dari segala rudal permukaan ke udara. Serangan udara elektronik yang presisi merupakan teknologi EA-18G yang selektif-reaktif memungkinkan pesawat ini dapat mendeteksi dengan cepat ancaman yang lebih berpresisi, lebih cepat dari perlengkapi sebelumnya. Sehingga memungkinkan untuk mengkonsentrasikan energi yang maksimal untuk menangkal ancaman tersebut. Untuk menanggulangi lanjutan komunikasi, pesawat ini juga dilengkapi dengan Advance Communication Countermeasure ALQ-227, alat yang bisa tetap melacak dan mengikuti sistim gelombangan yang diacak dan berubah-ubah spektrumnya. Selain itu juga dilengkapi dengan INCANS/Interference Cancellation System ( Intefrensi Pembatalan Sistem ) yang secara dramatis dapat meningkatkan kesadaran situasional pilot/awak pesawat tetap berkomunikasi tanpa gangguan selama melakukan operasi jamming.

Menurut analisa Pentagon bahwa Rudal DF-21D untuk menemukan sasaran kapal induk yang terus bergerak dilautan luas, memerlukan pelacakan dengan satelit dari luar angkasa, radar darat dengan jangkauan jauh, dan peralatan pelacakan lainnya dalam menemukan sasaran. Dalam kaitan ini EA-18G dapat mengandalkan peralatan elektrokniknya untuk mengacaukan signal-signal elektronik penuntun rudal dan dari rudal itu sendiri, dan menghancurkan radar, posko serta stasiun pengedali rudal agar rudal menjadi 'buta'.

Jurus lain dengan mengadakan peperangan cyber, dengan mengirim virus komputer pada jaringan komputer China, sehinga program komputer kacau dan bahkan tidak berfungsi. Pada 2007 Israel pernah melakukan serangan semacam ini kepada fasilitas nuklir Syria dan berhasil. Selain itu sebagai tambahan kapal induk AS pada saat terjadi serangan rudal, dapat mematikan semua pemancar dalam kapal, agar rudal China tidak dapat melacak signal-signal elektronik untuk menentukan posisi kapal induk sasarannya.

Selain mengelabuhi dan menggangu perangkat elektronik, jurus ketiga Greenert adalah menembak jatuh rudal yang sedang dalam perjalanan penyerangan, menghujani dengan peluru rudal yang datang, penembakan dapat dilakukan tidak saja dari atas kapal induk, juga dari kapal-kapal perang sekelilingnya dalam formasi. Untuk tujuan ini AS sedang mengembangkan senjata yang dapat menembak lebih cepat untuk dipasang pada semua kapal perangnya.

Selain itu juga sedang mengembangkan untuk memasang rudal anti-rudal Patriot 3 diatas kapal. Dan mengembangkan senjata Lasser yang dapat menembak jatuh rudal. Greenert yakin mereka dapat menangkal serangan rudal China DF-21D ini saat baru terbang atau saat dipertengahan penerbangannya dan saat sebelum mengenai sasarannya.

Disamping itu AU-AS dapat menggunakan F-22, Stealth untuk menyelusup ke daratan China untuk menghancurkan posko-posko pengendali rudal tersebut. AS sedang mengembangkan perpaduan operasi AL dan AU dalam menangkal serangan rudal pembunuh kapal induk.

Namun banyak juga pakar militer dunia yang berpendapat bahwa untuk melawan rudal pembunuh kapal induk masih akan menghadapi banyak kendala dan kesulitan saat ini. Hal ini karena faktor waktu, dimana masing-masing pihak saling mengembangkan keampuhannya. Rudal DF-21D belum pernah dicoba dalam medan perang yang sebenarnya, masih memerlukan waktu untuk pengembangannya. Demikian juga AS selama ini sedang mengembangkan kemampuan penangkalan terhadap rudal tersebut, sehingga pada saat rudal tersebut sudah mencapai titik optimum pengembangannya, AS mungkin juga sudah mendapatkan penangkalnya.

Tapi ada juga pakar militer yang berpendapat bahwa kegaduhan tentang hal tersebut diatas sengaja diciptakan oleh pihak-pihak tertentu di AS, agar dapat memperoleh anggaran militer yang lebih besar dari pemerintahnya pada saat kini, dimana anggaran militer telah coba diperkecil akibat krisis yang terjadi dalam negerinya.

wikipedia.org, teknologi.kompasiana.com

PT PAL dan DSNS Belanda bangun kapal penghancur rudal untuk TNI-AL

Kapal Perusak Kawal Rudal
TNI AL Akan Miliki Kapal Perang Penghancur Rudal Senilai Rp 1,98 T

TNI Angkatan Laut terus memperbarui alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk memperkuat pertahanannya dalam menjaga perbatasan wilayah Indonesia. Melalui Kementerian Pertahanan, TNI AL akan memiliki sebuah kapal tempur penghancur rudal. "Untuk memperkuat Alutsista dijajaran TNI AL guna mendukung tugas menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI. Juga diperlukan untuk memberikan deterrent effect (efek gentar) terhadap pihak manapun yang akan mengganggu. Kedaulatan dan keutuhan wilayah," ujar Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kemhan Mayjen Ediwan Prabowo.

Hal itu dikatakan usai penandatanganan kontrak pengadaan 1 unit kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 dengan Damen Schelde Naval Shipbiulding (DSNS) Belanda di gedung Baranahan, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (05/06/2012).

Ediwan mengatakan kapal seharga USD 220 juta atau Rp 1.98 triliun ini akan dilengkapi sistem anti serangan udara, anti serangan kapal selam dan anti serangan kapal atas air. Kapak tersebut memiliki lebar 14 meter dengan tinggi 3,7 meter. Kapal bisa menampung 120 orang dan melakukan perjalanan 20 hari tanpa henti dengan kecepatan 28 knot. "Rencananya kapal rancangan Belanda ini akan dibangun di tiga tempat dan bekerjasama dengan PT. PAL Indonesia," tutupnya.

news.detik.com

TNI-AL pensiunkan empat kapal perang

Kapal Perang eks US Navy
Empat kapal perang TNI-AL dipensiunkan

Ular-ular perang diturunkan dari puncak tiang empat kapal landing ship tank Komando Lintas Laut Militer TNI-AL, di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis. Itu simbol bahwa keempat kapal itu tidak lagi termasuk dalam daftar jajaran kapal-kapal perang TNI-AL alias telah dihapus atau dipensiunkan. Upacara militer penurunan ular-ular perang itu dipimpin Panglima Komando Lintas Laut Militer TNI-AL, Laksamana Muda TNI SM Darojatim, disaksikan banyak petinggi TNI-AL.

Ular-Ular perang berupa pita pipih merah-putih berselang-seling di puncak tiang tertinggi kapal. Pita itu salah satu simbol penanda kapal perang yang berlaku secara internasional. Upacara penurunan ular-ular perang dihadiri ratusan personel dan perwira yang semuanya mengenakan seragam upacara I berpedang. Ini bentuk penghargaan tertinggi bagi dharma bhakti kapal dalam dinas militer.

Keempat kapal itu adalah KRI Teluk Langsa-501, KRI Teluk Kau-504, KRI Teluk Tomini-508, serta KRI Teluk Saleh-510. Mereka adalah saksi nyata Perang Dunia Kedua dan Perang Viet Nahm, karena sebelum berdinas selama 50 tahun bagi TNI-AL, keempat kapal itu tergabung dalam Angkatan Laut Amerika Serikat pada masa-masa itu. Telah banyak jasa yang diberi keempat kapal itu bagi Indonesia, mulai dari membawa pasukan dan peralatan perang ke berbagai misi perang, membawa para transmigran, hingga membawa bahan bantuan kemanusiaan --semisal saat tsunami Aceh 2004-- hingga mengenalkan Nusantara kepada banyak pemuda Indonesia.

Keempat kapal itu buatan galangan kapal Chicago Bridge & Iron Company, Seneca, Illinois, Amerika Serikat. KRI Teluk Langsa-501 dibangun di galangan itu pada 19 Pebruari 1945, dan bergabung dengan TNI AL pada 1960. KRI Teluk Kau-504 dibangun pada 1942, dan bergabung dengan TNI-AL pada 1960. Selanjutnya KRI Teluk Tomini-508 juga merupakan kapal eks Angkatan Laut Amerika yang bergabung dengan TNI AL pada 1967. Kemudian yang terakhir KRI Teluk Saleh-510 dibangun pada 1943 dan bergabung dengan TNI-AL pada 1970, setelah digunakan dalam perang Viet Nahm pada tahun 1967-1970.

Darojatim dalam amanatnya mengatakan, sepanjang pengabdiannya, keempat kapal ini telah berjasa bagi bangsa dan negara dalam pelaksanaan tugas operasi militer perang, maupun operasi militer selain perang. "Keempat kapal tersebut telah jauh melewati batas usia pakainya, karena itu sudah waktunya diistirahatkan dari jajaran TNI-AL, khususnya Kolinlamil," katanya.

Dikatakan juga, selama masa pengabdiannya, kapal perang tersebut telah banyak berkiprah dan menorehkan tinta emas dalam perjalanan bangsa Indonesia.

www.antaranews.com

Selasa, 05 Juni 2012

USS Tripoli (LHA-7), kapal kedua generasi terbaru kapal serbu amfibi Angkatan Laut AS

USS Tripoli (LHA-7)
USS Tripoli (LHA-7), kapal kedua generasi terbaru kapal serbu amfibi Angkatan Laut AS

Angkatan Laut AS pada 31 Mei 2012 lalu telah menyepakati kontrak senilai US$ 2,38 miliar dengan perusahaan Huntington Ingalls Industries untuk pembuatan kapal serbu amfibi Tripoli (LHA 7). Kapal itu akan dibangun oleh divisi pembuatan kapal Ingalls.

Tripoli (LHA 7) akan menjadi kapal kedua dari generasi terbaru kapal serbu amfibi milik US Navy. Sebelumnya US Navy telah memesan pembuatan USS America (LHA 6). Tripoli akan memiliki dimensi panjang 844 kaki, lebar 106 kaki, dan bobot 44.971 long-ton. Dengan mengandalkan sistem propulsi turbin gas, Tripoli akan mampu berlayar dengan kecepatan lebih dari 20 knot.

Kapal ini mampu menampung 1.059 awak dan 1.687 pasukan. Sebagai kapal serbu, Tripoli akan mengangkut unit ekspedisi mariner, termasuk helikopter tiltrotor MV-22 Osprey dan jet tempur F-35B Joint Strike Fighter (JSF). Dengan kemampuan seperti itu, Tripoli bisa berperan sebagai kapal induk kecil seperti yang ditunjukkan oleh kapal LHD-Class pada operasi Pembebasan Irak.

Seperti USS America (LHA 6), LHA 7 juga memiliki penambahan dek hangar yang diperbesar untuk meningkatkan kapasitas layanan pesawat terbang. Peningkatan juga meliputi penataan dan perluasan fasilitas pemeliharaan pesawat serta fasilitas pendukung lainnya. Tripoli mampu beroperasi sebagai pemimpin dalam sebuah grup ekspedisi serbu.

Sebelumnya, Huntington Ingalls Industries telah membangun 5 unit kapal kelas Tarawa (LHA 1) dan 8 unit kapal kelas Wasp (LHD 1). Sedangkan pembangunan kapal serbu amfibi yang pertama dari America-Class (LHA 6) dijadwalkan akan dimulai pada bulan Juni ini.

www.defpro.com

Kerjasama bidang pertahanan Indonesia-China makin meningkat secara signifikan

Industri Pertahanan China
Kerja sama pertahanan Indonesia-China terus meningkat

Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia, Imron Cotan mengatakan kerja sama militer serta pertahanan Indonesia dan China terus mengalami peningkatan. Berbicara saat menerima 11 mahasiswa Universitas Pertahanan RI di Beijing, Senin, Dubes Imron Cotan mengatakan, hubungan dan kerja sama kedua negara dalam bidang pertahanan menunjukkan kemajuan yang siginifikan antara lain ditandai dengan saling kunjung antarpejabat tinggi kedua negara. "Terakhir kunjungan Menteri Pertahanan RI dan ditindaklanjuti dengan pejabat tinggi lainnya, termasuk kedatangan para mahasiswa Universitas Pertahanan RI untuk belajar di Universitas Pertahanan Nasional (National Defence University/NDU) China, menunjukkan hubungan serta kerja sama pertahanan kedua negara yang semakin baik dan meningkat," tuturnya.

Tak hanya itu, tambah Imron, Indonesia juga telah membeli beberapa persenjataan dari China dan bahkan kini kedua negara sepakat untuk melakukan produksi bersama persenjataan seperti peluru kendali C-705 bagi TNI Angkatan Laut.

Imron memaparkan sebagai bagian dari kemitraan strategis yang telah disepakati kedua negara pada 2005, maka untuk kerja sama pertahanan dan keamanan telah dibentuk forum konsultasi. Pada 2007, kedua negara telah menandatangani Agreement between the Goverment of The Republic of Indonesia and The People's Republik of China on Cooperation Activities in the field of Defence. Dan pada 2011, kedua negara telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama industri pertahanan. "Kini hanya dalam kurun waktu kurang dari dua dekade China telah tumbuh menjadi negara besar baik dari segi ekonomi, politik, maupun pertahanan secara global," ungkap Imron.

Ia menambahkan, "Dengan jumlah anggota militer sekitar tiga juta personel, didukung perkembangan industri pertahanan yang cukup maju maka pantaslah China menjadi mitra kerja sama pertahahan bagi Indonesia. Jika dengan Pakistan, China bisa bekerja sama membuat pesawat jet tempur, mengapa dengan Indonesia tidak bisa? yang jelas-jelas telah menjalin kemitraan strategis."

www.kemhan.go.id

Senin, 04 Juni 2012

Kinerja PLN Kotabumi Lampung Utara Periode Mei 2012

Catatan Kinerja PLN Kotabumi Lampung Utara pada jaringan Prokimal, Kotabumi Utara
Periode Mei 2012

No.Hari/TanggalDurasi Listrik Padam/ Turun TeganganJumlah Waktu (Menit)
01.Selasa, 1 Mei 2012
02.Rabu, 2 Mei 2012
03.Kamis, 3 Mei 2012
  1. 18.23 – 19.58
  2. 20.20 – 20.41
116
04.Jumat, 4 Mei 2012
05.Sabtu, 5 Mei 201220.00 – 20.044
06.Minggu, 6 Mei 2012
07.Senin, 7 Mei 2012
08.Selasa, 8 Mei 2012
09.Rabu, 9 Mei 2012
10.Kamis, 10 Mei 2012
11.Jumat, 11 Mei 2012
  1. 09.11 – 11.35
  2. 15.53 – 16.00
151
12.Sabtu, 12 Mei 2012
13.Minggu, 13 Mei 2012
14.Senin, 14 Mei 2012
15.Selasa, 15 Mei 2012
16.Rabu, 16 Mei 2012
17.Kamis, 17 Mei 2012
  1. 16.46 – 16.48
  2. 19.06 – 19.08
4
18.Jumat, 18 Mei 2012
19.Sabtu, 19 Mei 2012
20.Minggu, 20 Mei 2012
21.Senin, 21 Mei 2012
22.Selasa, 22 Mei 2012
23.Rabu, 23 Mei 2012
24.Kamis, 24 Mei 2012
25.Jumat, 25 Mei 2012
26.Sabtu, 26 Mei 2012
27.Minggu, 27 Mei 2012
28.Senin, 28 Mei 2012
29.Selasa, 29 Mei 2012
30.Rabu, 30 Mei 2012
31.Kamis, 31 Mei 2012
Total jumlah menit terjadi listrik padam / turun tegangan (JLP)275 menit

Total listrik padam = 275 menit = 4 jam 35 menit

6 kapal perang Indonesia dan AS terlibat latihan CARAT 2012 di Pantai Banongan, Situbondo

USS Germantown (LSD-42)
13 tank amfibi AS mendarat di Banongan

Sebanyak 13 tank serbu amfibi atau "amphibious assault vechicle" (AAV) milik Angkatan Laut Amerika Serikat, Senin pukul 10.00 WIB, mendarat di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur. Wartawan ANTARA Edy M Ya'kub yang mengikuti perjalanan kapal perang AS "United States Ship (USS) Germantown LSD-42" melaporkan, pendaratan 13 tank amfibi itu menandai dimulainya latihan bersama bersandi "CARAT" antara Angkatan Laut AS dengan TNI Angkatan Laut. "Tantangan kami hanya menyesuaikan waktu antara peluncuran tank ke laut dengan waktu pendaratan untuk memulai latihan di Pantai Banongan," kata 'Deck Chief Boatwains Mate' Buc (Sw) Ian Thrasher.

Setelah keluar dari "mulut" kapal USS Germantown LSD-42 itu, ke-13 tank amfibi itu "bertemu" dengan empat panser penyerbu BTR-50 milik TNI AL yang keluar dari "mulut" KRI Banda Aceh-593 untuk bergerak bersama melakukan "penyerbuan" Banongan yang disimulasikan sudah "dikuasai" musuh. Dalam skenario latihan, simulasi penyerbuan musuh itu, pasukan AS dan Indonesia akan mendapatkan bantuan helikopter yang diberangkatkan dari kapal USS Germantown LSD-42 pada Senin sore.

Secara terpisah, Komandan Satgas CARAT 2012 dari AS, Capt David A Welch, menegaskan bahwa pihaknya senang dengan kerja sama AS dengan Indonesia dalam latihan bersama CARAT 2012. "Saya senang, karena persiapan di darat dan di laut sangat memuaskan, apalagi kami sudah 18 tahun bekerja sama dengan Indonesia, baik di kawasan perairan Indonesia di wilayah barat maupun timur," ucapnya.

Tentang pilihan latihan di Banongan, Capt David A Welch mengaku hal itu merupakan rekomendasi pemerintah Indonesia, namun Banongan sendiri sudah lama menjadi lokasi latihan bersama antara TNI AL dan AL AS. "Dari sini, kami akan menggelar latihan serupa di Malaysia. Di sana, latihan juga digelar secara rutin dari wilayah yang bergantian, seperti di Lumut (pangkalan AL Malaysia) dan Kuanta," ujarnya, didampingi Ensign (Letda) Jason Tross dan penghubung media dari TNI AL, Letda (P) H.I. Yaman.

Dalam CARAT 2012, ketiga kapal AS bersama tiga KRI (kapal perang RI) menempuh perjalanan dari Surabaya ke Banongan dengan melintasi Selat Jawa selama sehari semalam sejak Minggu (3/6) pukul 07.48 WIB, dan akhirnya tiba di Pantai Banongan pada Senin (4/6) pukul 07.10 WIB. Dalam perjalanan, posisi kapal saat berangkat adalah USS Vande Grift di barisan terdepan, lalu diikuti KRI Sultan Iskandar Muda - 367, USCGC Waeshe, KRI Silas Papare - 384, KRI Banda Aceh - 593, dan USS Germantown LSD-42 yang berada di posisi paling belakang.

www.kemhan.go.id

Industri pertahanan Australia siapkan proyek kapal selam nasional masa depan

Kapal Selam Angkatan Laut Australia
Industri pertahanan Australia siapkan proyek kapal selam nasional masa depan

Menteri Pertahanan Australia Jason Clare telah membuka pertemuan pertama panel ahli perencanaan industri kapal selam nasional masa depan. Pertemuan ini digelar pada Jumat, 1 Juni 2012 lalu. "Ini merupakan proyek kapal selam pertahanan masa depan terbesar dan paling kompleks yang akan dilakukan Australia," kata Clare.

Ratusan perusahaan dan ribuan pekerja akan diminta mendukung pembangunan kapal selam masa depan ini. Pakar perencana industri akan menetapkan tahap demi tahap guna menyediakan kemampuan dan sarana yang dibutuhkan untuk keberhasilan proyek nasional ini.

Sebuah panel yang terdiri dari para pakar industri telah dibentuk untuk membicarakan proyek kapal selam ini dengan para pelaku industri dan pemangku kepentingan utama. Panel ini dipimpin oleh David Mortimer yang telah memiliki pengalaman 40 tahun di bidang industri di Australia.

Termasuk dalam keanggotaan panel tersebut adalah perwakilan perusahaan industri pertahanan, serikat pekerja, Departemen Perindustrian, lembaga pendidikan, riset dan ilmu pengetahuan, dan dari Departemen Pertahanan Australia. Panel akan melakukan program konsultasi dengan pemerintah, asosiasi industry, kalangan universitas dan lembaga akademis, serta para cendikiawan.

Hasil dari kerja panel perencana industri kapal selam nasional masa depan ini akan disampaikan kepada pemerintah pada akhir tahun ini.

www.defencetalk.com

Setelah AS, kini giliran China yang tawarkan Radar Maritim kepada Indonesia

Integrated Maritime Surveillance System IMSS
China Tawarkan Radar Maritim ke Indonesia

China dikabarkan menawarkan pemasangan sistem pengawas maritim senilai 1 miliar yuan (sekitar Rp 1,5 triliun) di kawasan Indonesia. Nantinya, sistem tersebut akan melengkapi system serupa buatan AS yang lebih dulu dipasang di Indonesia. Demikian diungkapkan majalah pertahanan terkemuka IHS Jane's Defence Weekly (JDW) edisi 16 Mei 2012 yang mengutip berbagai sumber. Menurut JDW, tawaran tersebut disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berkunjung ke Beijing, akhir Maret.

Detail sistem pengawas maritim yang ditawarkan China itu belum diketahui. Namun, JDW menduga sistem tersebut akan terdiri atas jaringan radar yang ditempatkan di Pulau Lombok, Selat Sunda, Kalimantan Barat, dan pantai barat daya Sulawesi. Nantinya, data pengamatan yang diperoleh dari sistem ini akan dibagi dengan China. Dengan sistem ini, Beijing akan mendapat keuntungan berupa data kondisi perairan di Selat Sunda, Selat Karimata, dan Selat Makassar, yang menjadi titik-titik penyempitan penting di jalur komunikasi laut (SLOC).

Tawaran China itu diberikan hanya beberapa bulan setelah pemerintah AS menyumbangkan Sistem Pengawasan Maritim Terpadu (IMSS) senilai 57 juta dollar AS (Rp543,9 miliar) kepada TNI Angkatan Laut. Menurut pernyataan Departemen Luar Negeri AS, IMSS terdiri atas jaringan sensor terpadu yang dipasang di darat maupun di kapal-kapal perang Indonesia, berbagai peralatan komunikasi dan perangkat komputasi untuk mengumpulkan, mengirim, dan menganalisa berbagai data maritim.

Secara konkret, IMSS terdiri atas 18 stasiun pengawas pantai (CSS), 11 radar berbasis kapal, dua pusat komando regional, dan dua pusat komando armada di Jakarta dan Surabaya. Pemerintah AS juga telah mengalokasikan dana tambahan sebesar 4,6 juta dollar untuk merawat sistem tersebut sampai tahun 2014. Meski demikian, sumber-sumber JDW mengatakan, bahkan dengan tambahan alokasi dana dari AS ini, IMSS masih terlalu mahal untuk dioperasikan oleh TNI AL dan belum terintegrasi secara menyeluruh.

Dengan adanya tawaran dari China ini, China akan memiliki sistem tandingan strategis terhadap IMSS, dan memungkinkan negara itu memantau pergerakan kapal-kapal AS dan lalu lintas laut lainnya di perairan Indonesia.

internasional.kompas.com