Cari di Blog Ini

Senin, 30 Juli 2012

Prajurit TNI, Lebanon, dan Prancis laksanakan patroli gabungan di tapal batas Israel

Patroli gabungan Pasukan UNIFIL
TNI patroli gabungan di Lebanon

Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam satuan tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-F/UNIFIL (Indobatt) pada Minggu (29/7) berpatroli gabungan di tapal batas Israel bersama tentara Lebanon dan komando cadangan Prancis (Force Commander Reserve/FCR).

Perwira Penerangan Satuan Tugas Kontingen Garuda (Satgas Konga) XXIII-F/UNIFIL, Lettu Inf Suwandi, melalui pesan elektronik yang diterima ANTARA News, di Jakarta, Senin, mengemukakan bahwa patroli dilaksanakan dalam rangka menjaga dan memantau situasi dan kondisi perdamaian yang sudah tercipta di Lebanon. Kegiatan patroli yang dilaksanakan meliputi CRLO (Counter Rocket Launcher) yang dilaksanakan oleh tim dari Kompi Dragon bersama FCR disekitar Area Operasi Kompi Adshid al Qusayr, dengan Komandan Tim Lettu Inf Kukuh.

Patroli gabungan berkendaraan dilaksanakan oleh tim dari Kompi Cheetah dengan FCR di seluruh Area Operasi Indobatt, dengan Komandan Tim Lettu Mar Empri. Untuk kegiatan patroli jalan kaki dilaksanakan oleh tim dari Kompi Alphard bersama LAF dan FCR, dengan Komandan Tim Letda Inf Irwan Tanjung. Selain itu, ia melaporkan, patroli jalan kaki (foot patrol) juga dilakukan di sekitar perbatasan Lebanon-Israel (blue line), dengan start awal dari Markas Kompi Alphard UN Pos 9-63 berakhir di Pos Panorama Point.

Dari seluruh rangkaian kegiatan patroli gabungan bersama yang dilaksanakan selama satu hari, menurut dia, pelaksanaannya berjalan lancar dan aman, serta tidak ditemukan hal-hal yang menonjol yang terjadi di Area Operasi Indobatt.

Komandan Satgas Indobatt, Letkol Inf Suharto Sudarsono, yang hadir pada saat pelaksanaan debriefing usai pelaksanaan patroli mengatakan patroli gabungan bersama ini merupakan program UNIFIL dan Indobatt bekerja sama dengan militer Lebanon (LAF). "Ini bertujuan untuk mengontrol dan memonitor suasana perdamaian yang sudah tercipta selama ini," katanya.

Patroli bersama diharapkan dapat meningkatkan hubungan yang baik antar angkatan dalam melaksanakan tugas misi perdamaian di Lebanon.

www.antaranews.com

Minggu, 29 Juli 2012

4 pesawat tempur Super Tucano segera diterbangkan ke Indonesia bulan depan

A-29 Super Tucano
Super Tucano

Siaran pers Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) menyatakan empat pesawat tempur ringan Super Tucano yang telah dibeli Indonesia segera diterbangkan dari Sao Paulo, Brasil, ke Jakarta. "Setelah bekerja selama tiga hari, tim pemeriksa menyatakan bahwa pesawat nomor seri produksi 179 dan 180 dalam kondisi baik. Dengan demikian, saat ini empat pesawat Super Tucano TNI-AU telah siap untuk diterbangkan ke Indonesia yang direncanakan akan dilakukan pada pertengahan bulan Agustus 2012," demikian Dispenau.

Tim dari Kemenhan dan TNI AU telah mengecek langsung serta melakukan test penerbangan di pabrikan pesawat Super Tucano seri produksi 179 dan 180 di fasilitas produksi Embraer di Gaveao Peixoto Sao Paulo, Brasil.

Tim pemeriksa yang dipimpin oleh Letkol (Lek) Alit Erbawa dengan anggota Letkol Tek Sianturi, Mayor Pnb James Yanes Singal dan Mayor (Tek) Yani Prasetyo melakukan pemeriksaan pesawat meliputi dokumen, pencocokan komponen pesawat, interior pesawat, pengecatan dan uji terbang. Sedangkan, pemeriksaan di darat dimulai dari melihat kondisi fisik pesawat, pemeriksaan instrumen pesawat sebelum dan sesudah mesin dinyalakan dan pemeriksaan kendali pesawat selama taxy.

Dalam uji terbang yang dilaksanakan hingga ketinggian 25.000 kaki, diperiksa beberapa sistem pesawat meliputi sistem bahan bakar, tekanan udara, auto pilot, mesin, navigasi, komunikasi, penembakan (simulasi), dan landing gear. Selain itu diperiksa pula handling pesawat selama dilakukan berbagai manuver.

www.suarakarya-online.com

Sabtu, 28 Juli 2012

Pembelian 100 unit MBT Leopard tak terganggu penolakan kecil parlemen Jerman

MBT Leopard 2A6
Kemhan: proses pembelian tank Leopard selesai

Kementerian Pertahanan mengklaim bahwa proses pembelian Main Batle Tank (MBT) Leopard dari Jerman sebanyak 100 unit telah diselesaikan, bahkan pada Oktober 2012 nanti 15 unit tank sudah tiba di Indonesia. "Pada Oktober 2012, bertepatan HUT TNI, Anda sudah akan melihat 15 unit Tank Leopard," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin menanggapi kekhawatiran DPR akan terganggunya pembelian tank Leopard akibat penolakan sebagian anggota parlemen Jerman, di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, kedatangan tank berbobot 60 ton itu akan terus berdatangan dengan total 100 unit hingga 2014 mendatang. Penolakan sebagian anggota parlemen, terutama dari partai oposisi, tidak menggangu proses pembelian tank tersebut. "Penolakan itu memang ada, namun hanya dalam diskusi kecil. Tapi, tidak membuat pembelian tank menjadi batal," jelas Hartind.

Sebanyak 15 tank yang akan di tahap pertama rencananya akan ditempatkan di wilayah Jawa. Namun, tak menutup kemungkinan tank yang datang kemudian akan dikirim ke daerah-daerah perbatasan. "Kita sedang mempersiapkan kapal untuk mengangkutnya jika memang akan ditempatkan di sana," ujarnya.

Beberapa waktu lalu, laman "Spiegel Online" konsisten memberitakan bahwa anggota parlemen senior dari Partai Hijau Katja Keul menyatakan, Jerman tidak bisa menjual tank Leopard pada Indonesia mengingat masih banyaknya pelanggaran HAM yang terjadi.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin juga pernah mengatakan penolakan parlemen Jerman itu harus disikapi hati-hati oleh pemerintah Indonesia maupun Jerman. "Saat ini DPR dalam posisi menunggu sikap pemerintah kedua negara," katanya.

www.antaranews.com

Jet tempur Sukhoi dan Hercules TNI-AU ikuti latihan Pitch Black 2012 di Australia

Armada Jet Tempur Sukhoi TNI-AU
Flight Sukhoi Su-27/30 TNI AU latihan ke Australia

Terbang dari Pangkalan Udara TNI AU Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, satu flight pesawat pempur Sukhoi-27/30 Flanker Skuadron Udara 11 terbang ke Australia. Penempur generasi empat itu akan tergabung dalam satu armada latihan bersama negara-negara Persemakmuran, di Darwin, Australia. Mitra latih pilot-pilot dan awak darat TNI AU dalam Latihan Pitch Black 2012 ini adalah Australia, Malaysia, Singapura, dan Selandia Baru.

Dipastikan beragam jenis dan tipe penempur militer serta pesawat angkut militer urun serta. Australia menurunkan F-18 Hornet-nya sebagaimana Selandia Baru, F-15SG Singapura juga bisa hadir, dan mungkin MiG-29 Tentera Udara Diraja Malaysia.

Pesawat angkut militernya juga bisa beragam. TNI AU menerbangkan C-130H Skuadron Udara 31 dari Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma, Jakarta, Singapura juga bisa jenis sama.

Pemberangkatan Sukhoi Su-27/30 Flanker dari Wing 5 TNI AU ini didukung 55 awak darat dan teknisi yang diangkut dua C-130H dari Skadron Udara 31 dan satu C-130H Herkules dari Skadron Udara 32, yang terbang dari Pangkalan Udara Utama TNI AU Abdulrachman Saleh, Malang.

www.antaranews.com

Rabu, 25 Juli 2012

Dialog Angkatan Laut Indonesia-China untuk tingkatkan kerjasama pertahanan

TNI-AL
Angkatan Laut Indonesia-China adakan dialog untuk kali pertama

TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut China untuk kali pertamanya melakukan dialog dalam kerangka "navy to navy talk" untuk meningkatkan kerja sama pertahanan Indonesia-China, khususnya angkatan laut dua negara.

Wakil Ketua Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertahanan China Laksamana Muda Guan You Fei mengatakan dialog antara angkatan laut Indonesia dan China merupakan salah satu bagian dari kerja sama pertahanan kedua negara dalam bentuk forum konsultasi bilateral bidang pertahanan dan keamanan. "Dialog antarangkatan laut kedua negara menjadi salah satu komponen penting untuk membina hubungan yang lebih baik berdasar saling pengertian, dan saling percaya," kata Guan You Fei. Ia mengatakan pada dialog kali pertama ini akan dibahas pembangunan angkatan laut kedua negara dan beragam isu keamanan maritim regional.

Sedangkan Asisten Operasi Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan mengatakan "navy to navy talk" yang baru kali pertama dilakukan dapat menjadi jembatan yang kuat bagi pembangunan kerja sama angkatan laut kedua yang makin meningkat dan luas. "Kita ketahui bersama bahwa hubungan RI-China, termasuk hubungan angkatan laut kedua Negara telah berjalan baik, dan diharapkan akan terus meningkat di masa datang didasari rasa saling percaya, saling memahami, saling menghormati satu sama lain," kata Laksamana Muda Didit Herdiawan.

Selain itu, dialog antarangkatan laut kedua negara dapat memberikan peluang kerja sama yang lebih luas tidak saja untuk kepentingan dua angkatan laut, tetapi juga untuk kepentingan kedua negara dalam mewujudkan stabilitas keamanan maritim regional. "Melalui 'navy to navy talk' angkatan laut kedua negara dapat saling bertukar informasi, pandangan untuk pembangunan kedua angkatan laut serta membahas isu-isu umum terkait keamanan maritim regional," kata Didit.

Dialog TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut China akan dilaksanakan selama dua hari dengan agenda membentuk kerangka kerja sama angkatan laut kedua negara dan pembahasan isu-isu keamanan maritim regional.

www.antaranews.com

Amankan event Sail Morotai 2012, TNI-AL sapu ranjau laut

Kapal Penyapu Ranjau TNI-AL
TNI AL sapu ranjau di Morotai

TNI Angkatan Laut (TNI) akan melaksanakan kegiatan penyapuan ranjau di perairan Morotai oleh Satuan Kapal Penyapu Ranjau Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmartim) Surabaya dalam rangka persiapan Sail Morotai 2012. "Penyapuan ranjau tersebut diperlukan karena wilayah Morotai merupakan salah satu lokasi pertempuran pada akhir Perang Dunia II," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati di Jakarta, Selasa (24-7-2012).

Di wilayah perairan Morotai, lanjut dia, banyak sisa-sisa alat perang seperti bangkai kapal dan lainnya. Faktor sejarah ini pula yang diharapkan ikut mendongkrak daya tarik Sail Morotai pada September 2012 mendatang, ujarnya. Tak hanya itu, TNI Angkatan Laut telah membentuk tim khusus untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Sail Morotai 2012.

Tim yang dibentuk Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) tersebut bertugas melakukan kegiatan inspeksi lapangan, operasi survei, dan pemetaan hidro-oseanografi di perairan Morotai, Maluku Utara.

Kadispenal mengatakan, pelaksanaan inspeksi tersebut sekaligus untuk meninjau kesiapan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Morotai dalam rangka melaksanakan dan mendukung Sail Morotai tahun 2012.

Untung menambahkan, TNI AL juga melakukan kegiatan penyempurnaan rencana 'Sailing Pass' dan terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait lain untuk kesuksesan acara, seperti dengan melaksanakan rapat akbar pelaksanaan Sail beserta perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemko Kesra) dan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Sail Morotai sendiri akan diselenggarakan di Ternate dan Morotai, Provinsi Maluku Utara pada Juni hingga September 2012 dengan puncak acara yang dilaksanakan di Pelabuhan Daruba
Morotai pada tanggal 14 September 2012. Itu merupakan lanjutan dari tiga kegiatan sail sebelumnya yakni, Sail Bunaken (2009), Sail Banda (2010), dan Sail Wakatobi-Belitong (2011).

www.antaranews.com

Selasa, 24 Juli 2012

7 panser buatan PT Pindad kawal Pasukan UNIFIL di Lebanon

Armada Kapal Perang TNI-AL
Panser Produksi Indonesia Perkuat Pasukan UNIFIL

Suatu kehormatan bagi Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL untuk menggunakan kendaraan tempur (ranpur) Anoa yang merupakan sebuah kendaraan tempur militer lapis baja dan merupakan salah satu hasil karya terbaik anak bangsa yang diproduksi secara langsung oleh PT Pindad-Indonesia.

Salah satu kelebihan yang ada pada Anoa adalah sistem perlindungan yang diberikan oleh lapisan baja dan rangka, yaitu memiliki tingkat STANAG 3 level 3. Ini berarti, ranpur tersebut bisa menahan peluru kinetis hingga 7,62 x 51 mm Armor Piercing standar NATO dari jarak 30 meter dengan kecepatan 930 m/s, serta bisa menahan ledakan ranjau hingga massa 8 kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan.

Selain itu, Anoa dibekali sistem navigasi terbaru dan alat komunikasi anti-jamming. Kendaraan tempur tersebut bisa digunakan untuk bermacam fungsi, mulai dari sebagai pembawa pasukan, kendaraan komando, hingga rumah sakit berjalan, di medan tempur. Persenjataan yang terpasang adalah senapan mesin 7,62 mm dan 12,7 mm untuk varian infanteri dan Automatic Grenade Launcher (AGL) 40 mm untuk varian kavaleri. Untuk pertahanan diri, Anoa dilengkapi dengan pelontar tabir asap 2 x 3 66 mm.

Saat melakukan test drive Anoa beberapa waktu lalu, ranpur ini mampu dipacu hingga 100 km/jam. Anoa juga mampu melompati parit selebar 1 meter dan melahap tanjakan dengan kemiringan 45 derajat. Seluruh bodi Anoa dilapisi baja tahan peluru. Apabila diberondong senapan AK-47 atau M-16 dijamin tidak bakal tembus.

Pengiriman 7 unit ranpur Anoa ke Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL ini merupakan program Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Mabes TNI, dalam rangka menggantikan APC VAB -NG buatan Perancis yang sudah sejak 2006 menjadi bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan misi PBB di UNIFIL. Kedatangan 7 unit Anoa pada Sabtu (21/7/2012) di Markas UNIFIL-Naqoura, yang juga merupakan tempat Satgas Indo FPC, disambut langsung oleh Dansatgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL Mayor Inf Wimoko dan didampingi oleh Kapten Kav I Nyoman Artawan selaku Perwira Kavaleri merangkap Pasilog Satgas.

Penggunaan ranpur Anoa oleh Satgas Indo FPC adalah untuk menunjang tugas pokok Satgas, antara lain dalam pelaksanaan patroli keamanan wilayah Markas UNIFIL (Green Hill) dan sekitarnya, pengawalan UNIFIL HoM dan Force Commander dalam rangka Tripartite Meeting antara LAF (Lebanes Armed Force), IDF (Israel Defence Force) dan UNIFIL, serta latihan-latihan gabungan dengan pasukan dari negara asing yang tergabung dalam UNIFIL.

internasional.kompas.com

Pengamat militer: TNI-AL harus kembangkan Komando Armada Samudera Hindia dan Samudera Pasifik

Armada Kapal Perang TNI-AL
Pengamat: TNI Harus Mulai Kuasai Samudra Pasifik

Connie Rahakundini Bakrie, salah seorang pengamat militer menuturkan, sebagai negara kelautan, mestinya militer Indonesia harus bisa menguasai kawasan Samudera Pasifik. Selama ini peranan militer Indonesia di kawasan Samudra Pasufik maih sangat kecil, sehingga kawasan itu sekarang dikuasai Australia. Menurutnya, sebenarnya Indonesia memiliki kewenangan di Pasifik. Sampai sekarang ini, belum pernah dilakukan sehingga kawasan itu sekarang ini dikuasai Australia. "Saat ini Samudera Pasifik dikuasai Australia," katanya dalam perbincangan 'Dari Yogya Membangun Kultur Indonesia' di Yogyakarta.

Lebih lanjut Connie mengatakan, Indonesia sudah seharusnya berperan di Pasifik termasuk di bidang militernya. Apalagi, jika mau melihat lebih jauh, saat ini Indonesia sedang menghadapi posisi seperti Irak menjelang Perang Teluk. Menurut Connie, mendekati Perang Teluk, Irak dikelilingi oleh US Military Base. Secara tak sadar, kondisi yang sama juga sudah dialami oleh Indonesia. Ia kemudian memperlihatkan posisi-posisi pangkalan militer AS yang mengitari Indonesia, mulai dari Guam hingga yang berada di sebelah barat Indonesia.

Berkaitan dengan itu, maka untuk melindungi segenap kekayaan Indonesia, kemampuan militer Indonesia harus ditingkatkan jangan seperti sekarang ini di mana alat pertahanan yang dimiliki sangat minim. Apalagi soal anggaran militer dinilai sangat kecil, bahkan sampai saat ini anggaran pertahanan Indonesia sangat kecil dibandingkan dengan negara-negara tetangga ASEAN, sehingga perlu ditingkatkan.

Ke depan, lanjut Connie, TNI Angkatan Laut, juga harus mulai mengubah orientasi komandonya. Jika selama ini membagi dengan Komando Armada Barat dan Komando Armada Timur, maka ke depan harus dikembangkan dengan Komando Armada Samudera Hindia dan Komando Armada Samudera Pasifik.

Selain itu, lanjut isteri mantan Pangkostrad Letjen TNI (Purn) Djadja Suparman, TNI Angkatan Udara juga harus terus dikembangkan dan ditingkatkan kemampuannya, sehingga waktu jangkau dari satu pangkalan ke titik-titik wilayah semakin pendek.

www.suaramerdeka.com

Kerjasama TNI-AL dan LAPAN kembangkan teknologi penginderaan jarak jauh

RQ-8A/B Fire Scout
Menunggu kolaborasi TNI AL dan LAPAN

Berbagai langkah diayunkan TNI AL untuk memajukan diri menjaga kedaulatan Indonesia. Kini kerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional digalang agar kelak penguasaan teknologi informatika penginderaan jarak jauh, termasuk penggelaran wahana tanpa awak (UAV/Unmanned Aerial Vehicles) dimungkinkan secara mandiri.

Angkatan Laut Amerika Serikat, sebagai contoh, telah lama memakai teknologi itu untuk mengendus keberadaan anasir yang mengancam kepentingan Amerika Serikat; nun jauh sebelum anasir itu bisa diindera mata dan telinga manusia. Salah satunya berupa RQ-8A/B Fire Scout, serupa helikopter mini yang bisa lepas landas dari kapal perang. Fire Scout ditempatkan pertama kali di dalam hanggar USS Denver pada Januari 2002 dengan kemampuan paling berbahaya bertajuk pengintaian (reconnaisanse), peraihan sasaran taktis, melacak sasaran, dan pemilihan sasaran secara akurat. Ada lagi yang jauh lebih sangar, seturut Jane's Defence, namanya Northrop-Grumman RQ-4A Tier II Plus Global Hawk yang mampu dibekali teknolgi Synthetic Aperture Radar, electro-optical, sensor infra merah, dan masih banyak lagi. Maklum, arsenal classsified, jadi cuma sedikit yang bisa diungkap pabrikan.

Bisakah Indonesia menuju ke sana? Bisa adalah jawabannya namun tidak seketika. Sejalan penandatanganan nota kerja sama antara TNI AL dan LAPAN, di Markas Besar TNI AL di Cilangkap, Jakarta Timur, Senin, kerangka ke arah sana sedang dibangun bersama. Pihak penandatangan adalah Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Soeparno, dengan koleganya, Kepala LAPAN, Bambang S Tejasukmana, disaksikan para petinggi masing-masing pihak dan belasan jurnalis nasional. Dari sisi waktu pemberlakuan kerja sama itu, ada skema jangka pendek dan jangka panjang. Intinya, kedua pihak saling berbagi pengetahuan dan pengalaman serta saling melatih dan meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi-teknologi terkait.

TNI AL memiliki Dinas Hidrografi dan Oseanografi yang sangat mumpuni dalam pengamatan perilaku perairan dan kawasan maritim nasional. Di antara yang paling mudah adalah merekam dan memprakirakan (forecasting) data pasang-surut pantai. Data ini akan sangat berguna untuk banyak kepentingan, baik pelayaran niaga apalagi pertahanan negara. LAPAN sendiri juga bukan "pemain baru" di dunia kedirgantaraan dan keruangangkasaan. Berbagai kerja sama dan kepercayaan serta capaian telah diraih sejak masa pemerintahan Soekarno, penggagas LAPAN kala itu. Inilah satu-satunya badan di belahan selatan Bumi yang pada masanya telah mampu meluncurkan calon satelit mini asli buatan dalam negeri.

LAPAN juga memiliki organ yang spesialisasinya di bidang penginderaan jarak jauh --contohnya peringatan dini titik-titik panas kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan sehingga bisa cepat diketahui-- yang siap dimanfaatkan bagi kepentingan pertahanan nasional. Membilang hal ini, teknologi penginderaan jarak jauh berbasis teknologi satelit itu bisa menjelma berupa UAV dengan misi pengintaian dan intelijen maritim. Bukan rahasia lagi bahwa keterbatasan anggaran pertahanan menjadi "tantangan" untuk berinovasi agar tugas pokok bisa dilakukan sebaik mungkin.

Kehadiran UAV ini akan menjadi armada tambahan signifikan bagi banyak kapal perang dan pangkalan TNI AL untuk membuat perairan Indonesia bertambah aman sekaligus mencegah pelanggaran dari pihak-pihak luar negeri. UAV mampu terbang jauh di balik cakrawala, memancarkan data dan temuannya menuju satelit dan memancarkan ulang ke kapal-kapal perang kita. Sehingga, di ruang kendali operasi (combat situation room) kapal perang, keputusan paling tepat bisa diambil berdasarkan perintah bermodal data paling akurat. Soeparno mengangankan agar hal itu nanti bisa terjadi secara seketika alias real time. UAV ini dioperasikan dari landasannya di kapal perang dan kembali ke kapal asalnya untuk kemudian dioperasikan lagi.

LAPAN memang tidak mengurusi persenjataan fisik berupa perancangan dan pembuatan peluru kendali. Terlepas dari unsur manusia pengawak, apalah arti peluru kendali tanpa bisa dikendalikan bersandar teknologi state of the art?

TNI AL tengah membangun postur kekuatannya yang kuat, ramping, liat, dan modern; salah satunya berupa kapal perang sekelas KAL Clurit ukuran 48 meter yang bisa ngebut di perairan dangkal. Masih ada kapal kelas Kapal Cepat Rudal 60 yang masih mampu berlayar sempurna sambil tetap memungkinkan sistem giroskop meriam 57 milimeter dan peluru kendali hingga kelas MM-40 Exocet Block II (kelak) diaktifkan dari pijakan luncurnya. Menurut Sidang Pleno Ke-VI Komite Kebijakan Industri Pertahanan pada 23 Mei 2012 lalu, hal ini masih ditambah dengan kapal kelas Perusak Kawal Rudal dengan kodifikasi PKR 10514 sepanjang 105 meter dengan harga 220 juta dollar AS perunit. "Tampang" kapal yang direncanakan dibuat di galangan PT PAL Surabaya ini mirip dengan kapal fregat kelas SIGMA yang penuh dengan diamond cut-nya.

Perompakan di Selat Malaka, sebagai satu hal, sempat menempatkan nama Indonesia sebagai negara yang kurang baik dalam mengamankan wilayahnya sendiri. Namun berbagai langkah digiatkan sehingga patroli kerkoordinasi digelar di antara negara-negara pihak di perairan yang menguasai sekitar 70 persen omzet perdagangan dunia itu bisa semakin aman. Kalau sudah begitu nanti, bayangkan capaian yang bisa diraih jika sepertiga saja kapal-kapal perang TNI AL dibekali dengan sistem penginderaan jarak jauh (baca: UAV) yang lebih mumpuni. Tidak akan mudah pihak luar menyodorkan "data pembanding" yang kerap bisa disesuaikan dengan kepentingan mereka.

Apalagi belakangan dan ke depan nanti isu Kepulauan Spratly di Laut China Selatan alias Laut Filipina Barat, di utara Laut Natuna, Provinsi Riau Kepulauan, bisa makin menghangat. Indonesia berada persis di persimpangan konflik antara China, sebagian negara ASEAN, dan (bisa melibatkan) Amerika Serikat. Indonesia perlu mewaspadai secara khusus tiap perkembangan di perairan itu. Percepatan pembangunan sistem arsenal militer nasional layaklah menjadi prioritas pembangunan demi kemandirian dan kedaulatan bangsa. Di sinilah kontribusi TNI AL dan LAPAN kali ini berawal mula.

www.antaranews.com

Minggu, 22 Juli 2012

3 kapal perang TNI-AL dukung latihan pendaratan pasukan Marinir

KRI Banda Aceh (593)
Marinir gelar latihan pendaratan amfibi

Korps Marinir TNI AL menggelar latihan pendaratan amfibi yang dilakukan oleh Batalion Tim Pendarat (BTP) Pasukan Marinir (Pasmar)-2. "Latihan ini bertujuan untuk menunjukkan kesiapan marinir dalam menghadapi pertempuran. Selain itu sebagai penjajakan dalam rencana gelar latihan bersama dengan marinir Kerajaan Thailand dalam waktu dekat," kata Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Alfan Baharudin, saat meninjau latihan pendaratan pasukan marinir, di Pantai Caligi, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Selasa.

Dia mengatakan, sebanyak 1.735 personel diterjunkan dalam sesi latihan gabungan tersebut, di antaranya meliputi berbagai sesi seperti latihan serangan, pertahanan, latihan penyerbuan mekanis dan kerja sama infanteri tank (KSIT), distribusi bekal, penanganan tawanan perang, latihan pembersih ranjau, dan evaluasi.

Dalam latihan melibatkan tiga kapal perang, yakni KRI Banda Aceh, KRI Ambonia, dan KRI Bone. Latihan yang dimulai pukul 06.45 WIB dibuka dengan pendaratan tank amfibi secara bergelombang. Gelombang pertama, terdiri dari 10 tank PT-76 mendarat di Pantai Caligi, disusul gelombang kedua 10 tank BMP-3F, gelombang ketiga Ranratfib (kendaraan pendarat amfibi). Selanjutnya disusul oleh 18 perahu karet dan satu Landing Craft Utility (LCU) yang kemudian disusul oleh empat kendaraan pengangkut artileri (KAPA). "Setelah itu, seluruh personel dari peleton penerjun statik turun ke pantai, dimaksudkan untuk penguasaan pantai," kata Alfan.

Komandan Korps Marinir itu mengharapkan, dengan adanya latihan seperti ini pasukan marinir dapat selalu siap untuk bertempur.Korps Marinir pada latihan tersebut menggunakan tank amfibi baru. "Harapannya pemerintah selalu membantu peralatan tempur marinir yang saat ini semakin maju," kata dia menambahkan.

Dalam latihan pendaratan marinir itu, hadir tim peninjau dari anggota marinir Kerajaan Thailand untuk melihat kesiapan Korps Marinir TNI AL dalam mengikuti latihan gabungan. Thailand dalam kesempatan itu mengirimkan empat perwira marinir berpangkat Letnan Kolonel, yakni CDR Kiatkong Pan-Ohn, CDR Rerngrach Uttisen, CRD Worrawut Sliprakop, dan CDR Pilan Asamang. Keberadaan para perwira itu, ujar dia, untuk meninjau latihan dalam rangka penjajakan latihan bersama antara Royal Thai Marine dan Korps Marinir.

www.kemhan.go.id

Jet tempur Tejas buatan India belum miliki performa tempur

HAL Tejas
Surat kabar India Times melaporkan bahwa pesawat tempur bermesin jet buatan India, Tejas, hingga kini masih belum bisa dioperasikan secara aktif sebagai armada tempur udara setidaknya hingga tahun 2015.

Surat kabar itu mengatakan bahwa pesawat tempur bermesin tunggal tersebut, yang dikembangkan sendiri oleh Hindustan Aeronautics Ltd (HAL), telah memperoleh izin operasional awal (IOC) yang menyatakan bahwa pesawat itu layak terbang. Namun demikian, Tejas masih belum bisa dioperasikan sebagai pesawat tempur karena masih memerlukan integrasi sistem persenjataan dan harus memperoleh izin operasional akhir.

20 unit jet Tejas yang sudah dibuat semuanya menggunakan mesin jet F404 buatan General Electric. Mesin ini tidak memiliki tenaga dorong yang diperlukan oleh Tejas untuk melakukan berbagai misi tempur udara sesuai kebutuhan Angkatan Udara dan Angkatan Laut India. Selanjutnya akan digunakan mesin jet F414 yang juga buatan General Electric agar jet tempur Tejas memiliki performa yang diinginkan. Penggunaan mesin GE F414 tersebut akan dilaksanakan pada pembuatan jet tempur Tejas yang ke-21 dan seterusnya.

Angkatan Udara dan Angkatan Laut India akan menjadi lembaga militer satu-satunya yang mengoperasikan jet tempur Tejas. Diperkirakan pesawat tempur rancangan HAL itu tidak akan diekspor ke negara lain.

www.defpro.com

Kamis, 19 Juli 2012

Pasukan Marinir TNI-AL dan Thailand akan gelar latihan gabungan di Lampung

Marinir TNI-AL
Marinir Indonesia-Thailand akan gelar latihan gabungan

Korps Marinir TNI AL akan menggelar latihan gabungan bersama marinir Kerajaan Thailand di Pantai Caligi Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.

"Korps marinir merencanakan latihan gabungan bersama Kerajaan Thailand yang dimulai dari datangnya tim peninjau dari anggota marinir Kerajaan Thailand," kata Komandan Korps Marinir Mayjen (Mar) Alfan Baharudin saat meninjau latihan pendaratan pasukan marinir, di Pesawaran, Selasa.

Ia mengatakan, tim peninjau datang ke sini untuk melihat kesiapan Korps Marinir TNI AL untuk mengikuti latihan gabungan. Markas Besar TNI kemungkinan segera merencanakan persiapan latihan gabungan tersebut.

"Ini baru sekali terjadi Kerajaan Thailand mengirimkan tim pemantau pada latihan pendaratan sejak tahun 1978 lalu," katanya.

Dalam latihan itu pendaratan itu, Korps Marinir menurunkan 1.735 personel, dan peralatan tempur dalam sesi latihan pendaratan amfibi oleh Batalyon Tim Pendarat (BTP) Pasukan Marinir (Pasmar) II.

www.antaranews.com

Malaysia-Denel Inks sepakati pengadaan sistem persenjataan IFV senilai 340 juta Euro

Denel LCT30 Turret
Denel Inks, perusahaan yang berkedudukan di Afrika Selatan, diberitakan telah menandatangani kontrak senilai € 340 juta (Rp.3,95 triliun) dengan Malaysia untuk memasok turret (kubah meriam kendaraan lapis baja) dan beberapa sistem persenjataan terpadu yang akan dipasang pada kendaraan tempur infanteri 8x8 lapis baja milik militer Malaysia. Kesepakatan itu akan berlaku selama 7 tahun.

Pejabat dari perusahaan Denel, Zwelakhe Ntshepe, mengatakan bahwa kontrak dengan Malaysia tersebut adalah kontrak ekspor terbesar dalam sejarah perusahaan dan akan menghasilkan injeksi kas yang signifikan dan penciptaan lapangan kerja di industri lokal. Turret tersebut akan diekspor ke Malaysia selama tujuh tahun dengan konsinyasi pertama siap untuk pengiriman pada awal tahun depan.

Ntshepe mengatakan bahwa negosiasi akhir dengan Malaysia berhasil disepakati pada akhir pelaksanaan Defence Services Asia Exhibition yang diadakan di Kuala Lumpur, bersama dengan mitra lokal mereka DRB-HICOM (Deftech).

Seorang pejabat Denel lainnya, Stephan Burger, mengatakan bahwa perusahaannya akan bertanggung jawab untuk sejumlah komponen strategis yang telah mereka rancang dan kembangkan, yang meliputi:
  • 69 unit turret yang dilengkapi dengan meriam utama GI30 kaliber 30mm.
  • 54 unit peluncur rudal anti tank Ingwe yang dilengkapi dengan meriam GI30 kaliber 30mm. Paket ini juga mencakup penyediaan 216 unit rudal Ingwe.
  • 54 unit sistem kendali persenjataan jarak jauh.
Stephan Burger mengatakan produksi turret pertama dijadwalkan akan dikirimkan pada Januari 2013 untuk diuji coba oleh Tentara Malaysia. Turret dan sistem persenjataan akan diintegrasikan pada kendaraan 8x8 lapis baja baru Angkatan Darat Malaysia yang desain dasarnya merupakan platform kendaraan lapis baja Pars buatan perusahaan Turki, FNSS.

Melalui kontrak ini perusahaan Denel akan berpartisipasi dalam program pengembangan industry pertahanan Malaysia yang memerlukan produksi dan perakitan sistem turret di Malaysia. Perjanjian tersebut menyediakan platform untuk mentransfer teknologi sistem persenjataan terpadu untuk Deftech guna menciptakan kemampuan yang berkelanjutan di Malaysia. Burger menambahkan kontrak ini juga akan membuka pintu kerjasama industri pertahanan masa depan antara Malaysia dan Afrika Selatan.

www.defpro.com

Rabu, 18 Juli 2012

Iran pandang sebelah mata kekuatan militer AS di Teluk Persia

Kapal induk USS Enterprise
Iran Sebut Kapal Induk AS 'Besi Tua'

Militer Iran mengaku tidak takut kepada barisan tentara Amerika Serikat yang sedikit demi sedikit mulai mengepung sekitar wilayah Teluk Persia. Iran bahkan memandang kapal induk besar AS yang berisi pesawat-pesawat tempur hanya sebatas 'potongan besi-besi tua'.

"IRGC tak pernah takut pada kapal-kapal induk AS dan gemuruh rudal-rudal yang diluncurkan bersama para sekutunya. Amunisi-amunisi itu, berdasarkan sudut pandang IRGC, tak lebih dari sekadar besi tua," kata Wakil Panglima Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) Brigjen Hossein Salami seperti dilansir PressTV, Rabu (18/7).

Iran telah berulang kali menggelar latihan militer untuk mengantisipasi serangan AS dan sekutunya. Terakhir, percobaan peluncuran rudal 'Great Prophet 7' dilangsungkan di provinsi Semnan, dari tanggal 2 hingga 4 Juli.

Pada latihan itu, turut diuji coba sejumlah rudal produksi Iran seperti Shahab (Meteor)1, Shahab 2, Shahab 3, Khalij Fars (Persian Gulf), Tondar (Lightning), Fateh (Victory), Zelzal (Earthquake), dan Qiam (Uprising).

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat lompatan besar dalam sektor pertahanan. Iran mampu mengembangkan dan memproduksi perangkat hardware dan sistem pertahanannya secara mandiri.

www.republika.co.id

Selasa, 17 Juli 2012

Qatar ajukan pembelian 24 unit helikopter AH-64D Apache Block III Longbow

AH-64D Apache Block III Longbow
Keagenanan kerjasama pertahanan dan keamanan AS pada 10 Juli lalu melaporkan kepada Kongres kemungkinan pembelian 24 unit helicopter serang AH-64D Apache Block III Longbow beserta paket pendukungnya oleh militer Qatar. Paket pembelian peralatan persenjataan tersebut diperkirakan mencapai nilai US$ 3 miliar.

Jika kontrak pembelian ini bisa direalisasikan, akan memberikan kontribusi pada kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS. Akuisisi armada helikopter tempur ini juga akan meningkatkan keamanan negara sekutu seperti Qatar yang telah menjadi kekuatan penting bagi kemajuan politik dan ekonomi AS di kawasan Timur Tengah. Hingga saat ini Qatar menjadi tempat Komando Sentral AS yang dapat difungsikan jika terjadi krisis di wilayah tersebut.

Rencana pembelian armada helikopter itu juga bisa diintegrasikan dalam latihan bersama pasukan AS yang berkontribusi terhadap keamanan regional dan interoperabilitas.

Armada AH-64D Apache tersebut akan menggantikan armada lama yang sudah dianggap uzur. AH-64D Apache mampu memenuhi persyaratan untuk keperluan dukungan udara, pengintaian, dan pertempuran anti tank. Helikopter-helikopter tersebut akan memberikan kemampuan pertahanan dan ofensi jangka panjang pada Semenanjung Qatar serta meningkatkan perlindungan terhadap infrastruktur minyak dan gas bumi yang sangat vital bagi AS dan kepentingan ekonomi pihak barat.

Rencana penjualan armada AH-64D Apache kepada Qatar tidak akan mengubah keseimbangan militer secara mendasar di wilayah tersebut. Proyek pengadaan pembelian paket persenjataan oleh Qatar ini akan melibatkan beberapa pelaku utama industry pertahanan seperti Boeing, Lockheed Martin, General Electric, Longbow Ltd, dan Raytheon.

www.defencetalk.com

Kapal induk terbaru AL India jalani uji laut tahap dua

INS Vikramaditya
Kapal induk terbaru milik Angkatan Laut India, INS Vikramaditya, dikabarkan telah menuju Laut Barents untuk menjalani uji laut tahap kedua. Uji laut ini merupakan bagian dari proyek perbaikan yang dilakukan oleh galangan kapal Sevmash, Rusia, demikian informasi dari Armada Utara AL Rusia.

INS Vikramaditya yang sebelumnya bernama Admiral Gorshkov eks Uni Soviet, selesai menjalani perbaikan setelah sempat lama tertunda. Kapal ini menjalani beberapa modifikasi besar terutama pada landasan pendek untuk pesawat tempur atau STOBAR (Short Take-Fff but Assisted Recovery ) untuk jet MiG-29K, serta penggunaan pertahanan udara, sistem navigasi dan komunikasi baru.

Pada uji laut tahap kedua tersebut, meliputi uji sistem mesin utama dan mesin bantu, serta sistem navigasi dan komunikasi pada kapal induk Vikramaditya, kata Kapten Vadim Serga dari Armada Utara AL Rusia. Dalam uji laut itu, kapal induk Vikramaditya dioperasikan oleh kru Armada Utara AL Rusia, termasuk para petugas udara yang akan menguji sistem radar, pertahanan udara, komunikasi, dan sistem pemandu udara.

Pada tahun 2005 lalu, India dan Rusia telah menandatangani kontrak senilai US$ 947 juta untuk pembelian kapal induk dimaksud. Namun karena penyerahan sudah dua kali tertunda, nilai kontrak tersebut membengkak menjadi US$ 2,3 miliar.

Kapal induk yang awalnya milik Uni Soviet dan bernama Admiral Gorshkov tersebut dibangun pada tahun 1978 di galangan kapal Nikolayev South, Ukraina. Diluncurkan pada tahun 1982 dan secara resmi bergabung dalam armada AL Uni Soviet pada tahun 1987.

en.rian.ru

Pakistan dan Filipina berminat beli pesawat CN235 MPA buatan PT Dirgantara Indonesia

CN235 MPA PT Dirgantara Indonesia
Angkatan Laut Pakistan tertarik CN235

Angkatan Laut Pakistan tertarik membeli beberapa unit CN235 yang dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI). "Angkatan udara Pakistan telah membeli CN235. Mudah-mudahan angkatan lautnya segera menyusul, sebab Kepala Staf Angkatan Laut Pakistan tertarik pada CN235 MPA untuk kepentingan patroli maritimnya," kata Kepala Tim Komunikasi PTDI, Sonny Saleh Ibrahim di Bandung pekan lalu.

Kamis pekan lalu, Kepala Staf Angkatan Laut Pakistan Laksamana Muhammad Asif Sandila dan stafnya mengunjungi PTDI di Bandung, sekaligus menyatakan tertarik membeli pesawat CN235 MPA (Maritime Patrol Aircraft). Menurut Sonny, kedatangan rombongan militer dari Pakistan ini untuk menggali informasi lebih jauh menyangkut kemampuan PTDI dalam membuat pesawat, termasuk pesawat CN235. Saat itu mereka diterima langsung oleh Direktur Utama PTDI Budi Santoso dan direksi lainnya.

Pakistan adalah salah satu pelanggan PTDI, sementara Angkatan Udara-nya telah mengoperasikan empat unit CN235, meliputi tiga unit versi transportasi militer dan satu unit versi VIP. "Dengan adanya kunjungan Kepala Staf Angkatan Laut Pakistan ke PTDI diharapkan Pemerintah Pakistan membeli lagi pesawat CN235, karena CN235 merupakan pesawat serba guna dan mampu diandalkan untuk patroli maritim," kata Sonny.

CN235 bisa menjadi salah satu alat utama persenjataan karena memiliki 'ramp door' (pintu pembuka dan penutup di bagian belakang pesawat sehingga barang-barang besar bisa masuk dan keluar melalui pintu itu) dan ideal untuk menjangkau wilayah-wilayah berjarak sedang.

Sonny menjelaskan, Kamis pekan lalu itu datang juga ke PTDI delegasi Filipina dibawah pimpinan pejabat tinggi Kementerian Pertahanan Pio Lorenzo F Batino, didampingi Dirjen Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan RI Mayjen Puguh Santoso. Menurut Kepala Tim Komunikasi PTDI, sebagian petinggi militer Filipina sempat mengira PTDI sudah tidak memproduksi pesawat lagi, sedangkan maksud kunjungan mereka ke Indonesia dan PTDI adalah ada minat Pemerintah Filipina untuk membeli dua unit CN235 MPA.

Ia mengungkapkan, CN235 adalah pesawat 'commuter' serbaguna. Salah satu varian yang dikembangkan oleh PTDI adalah untuk patroli maritim. TNI AU sudah mengoperasikan CN235 MPA sejak 2008. TNI Angkatan Laut sudah memesan lima unit dan saat ini dalam proses pembuatan. Negara lain yang sudah mengoperasikan adalah Turki dan Korea Selatan.

www.antaranews.com

Senin, 16 Juli 2012

Komando Pasukan Khusus TNI dan AB China gelar latihan pembebasan sandera

Kopassus
Kopassus dan pasukan China latihan pembebasan sandera

Sekitar 70 personel Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) dan Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata China (People's Liberation Army/PLA) bergerak menuju Gunung Kelang, tempat tiga pejabat tinggi Indonesia dan China disandera teroris. Dalam latihan bersama pembebasan sandera itu, diskenariokan tiga pejabat yang terdiri atas delegasi Indonesia dan China itu ditangkap dan disandera 25 teroris saat mengikuti konferensi tingkat tinggi ekonomi dan perdagangan di Jinan, Shandong, China, Minggu.

Insiden itu langsung ditanggapi pemerintah kedua negara dengan mengerahkan pasukan khusus angkatan bersenjata masing-masing, untuk bergabung dan bekerja sama melakukan operasi khsusus membebaskan tiga pejabat tinggi tersebut.

Dalam latihan tersebut, komando operasi membentuk beberapa tim, antara lain tim intai, tim pembebas, tim penembak, tim penyerang dan tim medis. Berdasar hasil analisa lapangan yang dilakukan tim intai, maka tim pembebas masuk secara senyap ke kuil di Gunung Kelang, tempat para sandera disembunyikan. Perlahan namun pasti, pasukan khusus kedua negara masuk dan melumpuhkan para teroris yang berada di kuil, untuk segera membebaskan dan mengevakuasi para sandera ke tempat yang aman. Setelah sandera dibebaskan, operasi khusus dilanjutkan dengan pemusnahan, penghancuran segala fasilitas di kompleks persembunyian milik teroris yang dikelilingi bukit dan memilliki lorong bawah tanah.

Upaya evakuasi dilakukan melalui darat, sedangkan penerjunan pasukan khusus lanjutan dilakukan menggunakan helikopter. Demikian sekilas latihan pembebasan sandera sebagai bagian akhir latihan bersama antiteror antara Kopassus dan Komando Pasukan Khusus PLA yang berakhir Minggu.

Dalam latihan pembebasan sandera itu Komando Pasukan Khusus PLA mengerahkan dua helikopter Mi-17B5, tim mortir, tim penyembur api dan tim pengintai serta membawa perlengkapan gultor. Sedangkan Kopassus membawa perlengkapan gultor.

Kepala Staf Kodam Jinan Letnan Jenderal Zhao Zhongqi mengatakan latihan bersama antara Kopassus dan Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata China merupakan tonggak baru bagi hubungan kedua negara, khususnya angkatan bersenjata kedua pihak. "Para peserta latihan bersama ini, tidak saja menjadi saksi mata makin kokohnya kemitraan strategis yang telah dijalankan kedua negara utamanya untuk bersama-sama membangun dan memelihara perdamaian dan keamanan regional dan internasional," katanya.

Zhongqi mengatakan latihan bersama itu meruakan salah satu bentuk reaksi dan antisipasi terhadap berbagai ancaman yang terjadi di kawasan dan internasional.

Kopassus dan pasukan khusus China untuk kedua kalinya menggelar latihan bersama dengan sandi Sharp Knife II/2012 di Pangkalan Latihan Terpadu di Kodam Jinan, Shandong, China sejak 3 Juli hingga 15 Juli 2012. Masing-masing komando pasukan khusus mengerahkan 76 personelnya untuk melakukan latihan antiteror.

www.antaranews.com

Jumat, 13 Juli 2012

TNI-AL dan Angkatan Laut AS latihan tempur bersama di Bali

KRI Hasan Basri (382)
TNI AL & US Navy Akan Latihan Tempur Bersama

Kedatangan kapal perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat, US Navy USS BENFOLD, Kamis (12/7/2012) di Pelabuhan Benoa, Bali ternyata bukan kunjungan biasa.

Danlanal Denpasar I Wayan Suarjaya mengatakan selama berada di Bali, pasukan US Navy yang diangkut kapal perang USS Benfold akan melakukan latihan bersama dengan TNI AL.

"Materi latihan bersama tersebut mencakup manuver taktis, sistem komunikasi serta prosedur penyelamatan lainnya," jelasnya.

Dalam latihan bersama tersebut TNI AL akan menyertakan KRI Hasan Basri dan KRI Uling dengan harapan pengalaman dan profesionalisme para pajurit TNI AL semakin meningkat dan berkualitas.

nasional.inilah.com

Prajurit Pasukan Garuda XXV-D/UNIFIL terima penghargaan SEMPU Insignia dan PAZ Insignia

Pasukan Garuda XXV-D/UNIFIL
75 Prajurit TNI di Lebanon Dapat Penghargaan

Sebanyak 75 prajurit POM TNI Sector East Military Police Unit (SEMPU) Kontingen Garuda XXV-D/UNIFIL (United Nation Interim Force In Lebanon) mendapat penghargaan. Mereka menerima dua penghargaan sekaligus, yaitu SEMPU Insignia (penghargaan sebagai International Military Police di Sector East) dan PAZ Insignia (penghargaan perdamaian versi Spanyol).

Menurut siaran pers Pusat Penerangan TNI, Kamis (12/7/2012), penghargaan itu merupakan bentuk apresiasi dari Dansektor Timur UNIFIL kepada seluruh personel Satgas POM TNI Konga XXV-D/UNIFIL, terutama atas pengabdian sebagai pasukan perdamaian PBB selama enam bulan berturut-turut, sekaligus sebagai insan International Military Police (IMP) di wilayah operasional Sektor Timur UNIFIL, Lebanon Selatan.

Dalam sambutannya, Dansektor Timur UNIFIL Brigadir Jenderal Julio Herrero Isla menyampaikan ucapan terima kasih atas pengabdian prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas POM TNI. Mereka dianggap telah menunjukkan profesionalisme saat melakukan tugas penegakan hukum, disiplin, dan tata tertib terhadap seluruh militer PBB (United Nations) yang berada di Area of Responsibility (AOR) Sektor Timur UNIFIL. "Dengan profesionalisme dan gencarnya operasi yang dilakukan setiap hari tanpa lelah, dapat mencegah dan menekan angka kecelakaan yang terjadi sehingga tidak menimbulkan kerugian personel maupun material," tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Dansatgas POM TNI Sersan Mayor Parjo juga menyerahkan penghargaan (Letter of Apreciation) kepada Dansektor Timur UNIFIL yang selama ini sudah memberikan perhatian dan bimbingan terhadap seluruh prajurit Satgas POM TNI di Lebanon.

Dansektor Timur UNIFIL dianggap mampu menjadikan pasukan POM TNI mendapatkan apresiasi yang positif. Dengan nilai positif yang diraih selama ini, tentunya dapat meningkatkan citra Satgas POM TNI khususnya, serta Kontingen Garuda dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Turut serta dalam penyematan penghargaan, antara lain Pasi Pers Mayor Cpm R Irawan Widianto, MBA, Msi; Pasi Info Kapten Pom I Gede Eka Santika; dan Komandan Kompi Markas Kapten Pom Made Oka Dharmayasa.

internasional.kompas.com

Kamis, 12 Juli 2012

Angkatan Laut AS order hovercraft pendarat generasi baru

Hovercraft Rancangan Textron
Angkatan Laut AS order hovercraft pendarat generasi baru

Pentagon mengumumkan bahwa Angkatan Laut AS pada hari Jumat lalu telah memerintahkan pembuatan unit hovercraft yang pertama dari generasi baru kapal pendarat, dengan total pesanan delapan unit atau lebih. Setelah bisa dioperasikan armada hovercraft baru ini akan digunakan untuk menggantikan armada hovercraft lama.

Kontrak pembuatan armada hovercraft tersebut disepakati dengan perusahaan pertahanan Textron sebesar US$ 213 juta dan akan meningkat menjadi US$ 570 juta jika delapan unit hovercraft lainnya mulai dikerjakan, kata Pentagon dalam sebuah pernyataan. Unit Ship-to-Shore Connector (SSC) yang pertama dijadwalkan akan diterima Angkatan Laut AS pada tahun 2017 dan akan dioperasikan 3 tahun kemudian.

SSC hovercraft diharapkan secara bertahap akan menggantikan 91 unit Landing Craft Air Cushion-class (LCAC) hovercraft yang sudah dioperasikan sejak tahun 1982. Menurut seorang pejabat tinggi Angkatan Laut AS, Ray Mabus, biaya pembelian dan pengoperasian hovercraft SSC relatif lebih rendah dibandingkan armada hovercraft LCAC sebelumnya.

Angkatan Laut AS mensyaratkan 1 unit SSC harus dapat mengangkut beban hingga 74 ton, cukup untuk mengangkut beberapa tank, mampu melaju dengan kecepatan 35 knot (65 km/jam) lebih dengan jarak jelajah lebih dari 25 mil laut.

www.defencetalk.com

Selasa, 10 Juli 2012

Republik Ceko berharap bisa kerjasama kembangkan industri pertahanan dengan Indonesia

Produk Militer Buatan Republik Ceko
Wamenhan Menerima Deputi Menteri Industri dan Perdagangan Republik Ceko

Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, Senin ( 9/7) menerima kunjungan Deputi Menteri Industri dan Perdagangan Czech Republic, Milan Hovorka di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Maksud kunjungan Deputi Menteri Industri dan Perdagangan Republik Ceko ke Indonesia merupakan rangkaian kunjungan audiensi kebeberapa industri di negara-negara Asia. Kaitan kedatangannya ke Kemhan RI tersebut selain sebagai partner kerja untuk membicarakan hubungan pertemanan antara kedua negara, juga untuk melakukan studi banding mengenai perspektif bidang industri pertahanan dan keamanan.

Selain itu Deputi mengharapkan kedatangannya kali ini dapat menyatukan semua sinergi dan mutualisme simpati yang positif melalui perdagangan dan invenstasi khususnya pengembangan kerjasama bidang industri pertahanan antara Indonesia dan Republik Ceko. Deputi juga sangat berharap dalam waktu dekat dapat menjalin peluang kerjasama dan mengimplentasi perjanjian tersebut kearah yang lebih konkrit.

Pada kesempatan pertemuan tersebut Wamenhan menjelaskan gambaran kaitan antara sektor Pertahanan dengan sektor ekonomi. Disampaikan oleh Wamenhan dalam hal ini Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan umum mengenai Pertahanan yang mendukung sektor ekonomi. Sehubungan dengan hal tersebut saat ini Indonesia tengah melakukan beberapa upaya untuk memodernisasi kekuatan pertahanan, salah satunya melalui peningkatan industri pertahanan dalam negeri serta mengembangkan kerjasama industri pertahanan dari luar negeri.

Diungkapkan Wamenhan, terkait kerjasama yang diadakan dengan Republik Ceko, bulan lalu DPR RI telah meratifikasi perjanjian kerjasama pertahanan antara Indonesia dengan Republik Ceko, dan saat ini tengah menunggu persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Lebih lanjut Wamenhan menuturkan, Pemerintah Indonesia memiliki suatu Komisi yang berada langsung dibawah presiden untuk mengelola proses pengadaan Alutsista dan non Alutsista. Komisi ini didalamnya terdapat 4 menteri, Menhan, Menteri Industri, Menteri BUMN, dan Menristek serta komponen user atau pengguna yaitu Panglima, Kepala Staf Angkatan dan Kapolri. Komisi ini membuat kebijakan yang mengarah kepada usaha untuk mendukung seluruh kebutuhan perlengkapan dari angkatan bersenjata serta meningkatkan komunitas industri pertahanan alutsista dan nonalutsista yang ada didalam negeri.

Meski demikian Wamenhan mengatakan Kemhan RI masih dapat memfasilitasi dan mengakomodir penawaran-penawaran kerjasama pertahanan yang datang dari luar negeri. Namun, menurut Wamenhan ketika menjalin kerjasama dengan beberapa negara lain Indonesia melalui Kemhan RI mengundang mereka untuk bekerjasama dengan dasar skema Produksi bersama dan skema pengembangan bersama pada salah satu produk yang akan dapat dikembangkan. "Kita akan memfasilitasi dan mengakomodasi segala penawaran kerjasama indsutri pertahanan dari luar negeri," Ungkap Wamenhan.

Saat menerima kunjungan Milan Hovorka, Wamenhan didampingi Dirjen Strategi Pertahanan, Mayjen TNI Puguh Santoso, Direktur Tekhnik Industri (Dirtekind), Brigjen TNI. Agus Soeyarso, dan Kapuskom Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin.

www.kemhan.go.id

Senin, 09 Juli 2012

Pesawat hipersonik militer AS akan uji coba penerbangan pada tahun 2016

Pesawat Hipersonik
Pesawat hipersonik militer AS akan uji coba penerbangan pada tahun 2016

Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) dilaporkan masih melanjutkan proyek berteknologi tinggi untuk mengembangkan pesawat terbang yang memiliki kecepatan hipersonik. DARPA mengatakan bahwa untuk mengembalikan kejayaan militernya, AS akan perlu berinvestasi dalam teknologi hipersonik.

DARPA mencatat bahwa untuk mencapai penerbangan hipersonik ekstrim (20 kali kecepatan suara), sungguh sangat sulit. Namun, jika DARPA bisa mengembangkan teknologi ini untuk Departemen Pertahanan, Angkatan Udara AS bisa terbang ke mana saja di dunia dengan hanya butuh waktu dibawah satu jam. "Upaya pengembangan teknologi telah membuat kemajuan signifikan dalam pemahaman teknis kami tentang beberapa faktor kritis termasuk aerodinamika, efek aerothermal, sistem bimbingan, navigasi dan kontrol," kata Pjs Direktur DARPA, Kaigham J. Gabriel, dalam sebuah pernyataan.

Program baru milik DARPA, Integrated Hypersonics (IH), akan mencoba berusaha untuk mengatasi apa saja yang belum mereka ketahui tentang teknologi hipersonik. Gabriel mengatakan bahwa ketidakberhasilan manusia untuk membuat pesawat hipersonik adalah dikarenakan mereka masih berkutat pada pengembangan desain pesawat yang sudah ada. Sedangkan pesawat berteknologi hipersonik membutuhkan desain yang sama sekali baru. Berbagai pendekatan dan perspektif untuk mendapatkan desain pesawat yang baru akan diupayakan dalam Proyek IH.

"Kami belum memiliki solusi sistem yang lengkap untuk penerbangan hipersonik," kata Gregory Hulcher, direktur Persenjataan Strategis, Kantor Wakil Menteri Pertahanan untuk Akuisisi, Teknologi dan Logistik, dalam sebuah pernyataan. "Program IH akan memanfaatkan investasi sebelumnya di bidang ini dan terus mengurangi risiko, menginformasikan pembangunan, dan kemampuan lanjutan."

Program IH akan fokus pada lima bidang teknis utama berikut ini: perlindungan sistem termal dan struktur panas; aerodinamis, bimbingan, navigasi, dan kontrol (GNC); jangkauan / instrumentasi, dan propulsi.

Kendaraan terbang berkecepatan hipersonik ekstrim akan mengalami beberapa risiko serius. Pada kecepatan Mach 20, kendaraan tersebut akan mengalami panas yang sangat tinggi (lebih dari 3.500 derajat Fahrenheit) dan tekanan ekstrim pada AeroShell. Menurut DARPA, suhu panas 3.500 derajat Fahrenheit sudah bisa melelehkan logam baja. Melalui Program IH diharapkan bisa ditemukan teknologi pembuat bahan perlindungan termal dan struktur panas yang diperlukan untuk menahan suhu intens yang dibutuhkan pada penerbangan hipersonik. Selain mengembangkan bahan yang sesuai untuk badan pesawat, Program IH juga bertugas mengembangkan perangkat lunak untuk mendukung pengendalian penerbangan pesawat berkecepatan hipersonik tersebut.

Pejabat DARPA juga menginginkan teknologi canggih untuk menempatkan sensor data dalam struktur kendaraan. Namun, sensor tersebut harus mampu menahan beban termal dan struktural ekstrim. Sensor akan memberikan informasi tentang temperatur, perpindahan panas dan bagaimana kulit AeroShell bereaksi terhadap panas. DARPA mencatat bahwa kendaraan hipersonik tidak bisa melakukan pengukuran eksternal. Badan pertahanan mencari desain kendaraan yang menggabungkan teknologi baru dan teknik pengukuran.

Bidang teknologi propulsi pada Program IH sedang mencari kendaraan peluncuran yang terintegrasi yang dapat menempatkan sebuah kendaraan hipersonik di lintasan yang diinginkan. Pejabat DARPA juga memeriksa teknologi propulsi terintegrasi onboard untuk membantu kendaraan mengeksekusi dorongan roket dalam penerbangan.

Dalam sebuah pernyataan, Mayor Christopher Schulz, manajer program DARPA, mengatakan, "Dengan memperluas ruang lingkup penelitian dan melibatkan komunitas yang lebih besar, kita memiliki kesempatan untuk mencapai kemajuan baru dalam teknologi penerbangan hipersonik. Kemajuan ini akan makin mengembangkan kemampuan keamanan nasional yang baru, jauh melampaui inisiatif sebelumnya."

DARPA menjadwalkan untuk melakukan uji terbang sebuah prototip pesawat hipersonik berskala penuh pada tahun 2016.

www.thebunsenburner.com

Sabtu, 07 Juli 2012

1.338 prajurit TNI di Lebanon terima penghargaan medali dari UNIFIL

Pasukan Garuda TNI UNFIL
PBB Beri Penghargaan 1.338 Anggota TNI di Lebanon

Sebanyak 1.338 prajurit TNI yang melaksanakan misi perdamaian di Lebanon menerima penghargaan medali dari UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) atau UN Medal. Penghargaan ini diberikan atas jasa para prajurit Kontingen Garuda (Konga) yang bertugas pada misi penjaga perdamaian di wilayah Lebanon Selatan.

Komandan UNIFIL (Force Commander) Mayor Jenderal Paolo Serra, melalui siaran persnya, Jumat (6/7/2012), mengucapkan selamat atas penghargaan yang telah diterima. "Ini adalah buah dari profesionalisme yang telah ditunjukkan personel Kontingen Garuda selama mengemban tugasnya dalam misi perdamaian di Lebanon," ujarnya.

Adapun ke 1.338 prajurit TNI yang menerima penghargaan medali dari UNIFIL terdiri dari berbagai satuan tugas yaitu Satgas SFQSU, Satgas Batalyon MekanisTNI Konga XXIII-F/UNIFIL (Indobatt), Satgas SEMPU, Satgas FPC, Satgas CIMIC, MCOU, personel Staf Sektor Timur UNIFIL, dan Staf UNIFIL HQ. Penyematan medali dilaksanakan secara simbolis oleh FC UNIFIL didampingi Duta Besar Indonesia yang berkuasa penuh untuk Lebanon Drs. Dimas Samudro Rum kepada para Komandan jajaran Konga.

Hadir dalam acara tersebut para pejabat militer UNIFIL maupun LAF (Lebanon Armed Force), pejabat sipil pemerintahan Lebanon, para tokoh agama terkemuka di Lebanon Selatan, masyarakat Indonesia yang berada di Lebanon serta ratusan penduduk lokal Lebanon.

Acara tersebut diisi dengan berbagai kegiatan demonstrasi ketrampilan prajurit. Antara lain, Kolone Senapan, beladiri Militer Yong Modo, kolaborasi kesenian Nusantara bekerja sama dengan tim kesenian gamelan dari KBRI di Lebanon. Selain itu, ada juga penampilan debus yang dipadu dengan atraksi kemampuan beladiri merpati putih. Pada puncak acara, ditutup dengan ramah tamah.

internasional.kompas.com

Bahas RUU Industri Pertahanan, 14 anggota DPR RI kunjungi industri pertahanan Spanyol

Kapal Perang Produksi Spanyol
DPR melawat ke industri pertahanan Spanyol

Sebanyak 14 anggota DPR RI dari Komisi I mengadakan lawatan ke Spanyol untuk menggali informasi secara umum mengenai konsep dan sistem dalam industri pertahanan di Spanyol.

Konselor KBRI Madrid, Theodorus Satrio Nugroho kepada ANTARA London, Jumat mengatakan, kunjungan delegasi yang dipimpin oleh Hari Akhmadi itu terkait dengan pembahasan RUU Industri Pertahanan.

Selama kunjungan kerja dari tanggal 2 Juli-5 Juli 2012 itu delegasi Indonesia mengadakan tukar pendapat dengan Kementerian Pertahanan Spanyol yang diterima Wakil Menteri, Pedro Arguelles Salaveria. Selain itu delegasi berkunjung ke perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi dan radar Indra, perusahaan BUMN di bidang perkapalan militer Navantia, dan perusahaan pembuat alutsista General Dynamic.

Selain itu dilakukan juga pertemuan dengan Ketua Komisi Luar Negeri Parlemen Spanyol, dan kunjungan ke Airbus Military baik di Madrid maupun di Sevilla.

Sementara itu Dubes RI untuk Spanyol, Adiyatwidi Adiwoso menilai Spanyol memberikan perhatian yang besar terhadap Indonesia. Ia berharap selain berbagai informasi penting untuk pembahasan RUU Industri Pertahanan, kunjungan kali ini juga akan mempermulus rencana pembelian dan kerja sama untuk pesawat C-295 antara Airbus Military dengan PT Dirgantara Indonesia.

www.antaranews.com

Jumat, 06 Juli 2012

Produk perlengkapan militer dari Tulungagung penuhi standar NATO

Produk perlengkapan militer dari Tulungagung penuhi standar NATO.
Hidayat, Sjafrie tinjau industri non-alutsista standar NATO

Menteri Perindustrian, MS Hidayat, dan Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Syamsudin meninjau industri perlengkapan militer (non-alutsista) yang berada di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Menteri Perindustrian dan Wamenhan tiba di Kecamatan Ngunut sekitar pukul 11.30 WIB, dengan menggunakan helikopter, dan langsung meninjau dua perusahaan pemasok perlengkapan militer yang selama ini menjadi rekanan TNI, yakni PT Goeno dan CV Maju Mapan pada Selasa (3-7-2012).

Di dua perusahaan tersebut, kedua pejabat negara itu dengan didampingin sejumlah jajaran dirjen di Kementrian Perindustrian, melakukan survei proses produksi mulai dari tahap perancangan (desain) hingga menjadi barang jadi dan siap edar/jual. "Kami bersama semua jajaran dirjen di Kementerian Perindustrian dan juga dari Kementerian Pertahanan ingin mengetahui lebih jauh mengenai industri ini, karena ternyata mereka mengawalinya dari usaha kecil," kata M.S. Hidayat.

M.S. Hidayat menilai, produk nonalutsista yang diproduksi di Kabupaten Tulungagung (Kecamatan Ngunut) tergolong memiliki kualitas yang cukup baik dan bisa bersaing dengan produk impor. Asumsi tersebut mengacu pada hasil produksi mereka yang telah diekspor ke luar negeri, karena telah memenuhi standard NATO. "Dari hasil produksi sebenarnya sudah cukup bagus, namun untuk alat produksinya itu yang lebih menjadi perhatian kita dalam kunjungan ini," katanya.

Mengenai soal alat produksi tersebut, M.S. Hidayat menjelaskan bahwa sebenarnya dari kondisinya masih bagus, namun pihaknya merasa perlu untuk menganalisa mana-mana mesin yang perlu diganti. Kementrian Perindustrian mengisyaratkan dilakukannya modernisasi peralatan industri non-alutsista guna menghadapi era pasar bebas, sehingga lebih kompetitif. "Sejauh ini memang mereka sudah mengekspor ke beberapa negara terutama di kasawan Asia Tenggara seperti Kamboja dan juga Timur Tengah, seperti Sudan, Lebanon dan bebeberapa negara lain," terangnya.

M.S. Hidayat berharap agar kedua perusahaan tersebut, maupun industri nonalutsista lain, bisa lebih meningkatkan teknologi produksinya secara mandiri sehingga sewaktu-waktu/kapanpun bisa memasok perkembangan kebutuhan peralatan/perlengkapan militer TNI dan bisa lebih kompetitif.

Dikonfirmasi mengenai kunjungan Menteri Perindustrian dan Wamenhan, Dirut PT Goeno Supriyono Wijaya mengungkapkan bahwa selama ini perusahaannya selalu berusaha memenuhi setiap permintaan kebutuhan peralatan maupun perlengkapan nonalutsista TNI.

PT Goeno dan CV Maju Mapan merupakan contoh perusahaan yang memulai bisnis peralatan TNI dari sektor hulu, yakni dari semula hanya membuat ikat pinggang pada tahun 1980, kini sudah berkembang menjadi industri yang memproduksi aneka kebutuhan non-alutsista TNI, seperti tenda, MCK, tas dan lain sebagainya. "Kami tetap berupaya untuk bisa lebih baik, jadi ketika beliau-beliau dari kementerian berkenan melihat langsung perusahaan kami, tentu menjadi motivasi tersendiri untuk bisa lebih baik," ujar Supriyono.

www.antaranews.com

Kamis, 05 Juli 2012

Presiden SBY: Tidak ada pakta pertahanan antara Indonesia, Amerika Serikat, dan Australia

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Tiada kerja sama militer Indonesia, Amerika Serikat, dan Australia

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan tidak ada kerjasama militer tiga negara antara Indonesia, Amerika Serikat, dan Australia. Penempatan satu brigade infantri mekanis Marinir Amerika Serikat di Darwin masih menyita fokus geopolitik kawasan Pasisik Barat. "Sikap Indonesia dalam hal ini telah jelas, tegas dan konsisten, tidak akan menjadikan kawasan menjadi ajang konflik," kata Yudhoyono, dalam konferensi pers, di Darwin, Rabu.

Jika tidak memahami konteksnya, hal ini bisa disalahartikan bahwa diwacanakan dibentuk pakta pertahanan di kawasan itu. Yudhoyono berpendapat, latihan penanggulangan bencana di antara militer itu sebaiknya melibatkan Indonesia, Australia, negara-negara ASEAN, Jepang, India, Korea serta Amerika Serikat, dan China; sehingga akan membangun kepercayaan di kawasan. "Itu saya usulkan dan saya harapkan. Jelas tidak ada pertahanan segitiga, trilateral, Indonesia, Amerika Serikat, dan Australia. Tapi Indonesia setuju kerjasama di kawasan ini melibatkan semua untuk menghadapi yang disebut dengan operasi penanganan bencana, itu yang perlu saya jelaskan," katanya.

Sejak pertengahan 2011 potensi ketegangan keamanan dan pertahanan di Pasifik Barat bisa mengkristal. Terdapat konflik saling klaim antara China, Filipina, Viet Nahm, Brunei Darussalam, atas Laut Filipina Barat atau Laut China Selatan. Di sisi lain penguatan profil militer China yang bisa menjadi hegemoni di kawasan juga memantik kewaspadaan negara-negara di kawasan itu, termasuk Amerika Serikat, yang memastikan kehadiran 2.500 personel Korps Marinir-nya di Darwin, Teritori Utara Australia. Indonesia persis berada di tengah-tengah teater itu.

Untuk itu, Yudhoyono tidak ingin latihan militer untuk penanggulangan bencana di antara militer itu hanya diikuti oleh tiga negara, Indonesia, Australia, dan Amerika Serikat. Sebab hal itu dapat menimbulkan salah persepsi dan ketegangan di kawasan. "Ketika saya mendengar pemikiran yang menjadi sponsor, meskipun ini baru semacam gladi posko, table top exercise, seolah-olah Indonesia, Australia dan Amerika Serikat, saya mengatakan jelas dan tegas kepada semua, itu bisa menimbulkan salah pengertian kalau yang bekerjasama hanya tiga negara," katanya.

Presiden juga menyayangkan pemberitaan yang mengesankan kerjasama latihan operasi militer menanggulangi bencana dengan Australia seolah kerjasama pertahanan. Apalagi penempatan Korps Marinir Amerika Serikay untuk penanggulangan bencana di Darwin dijadikan penambah kesan tersebut.

Yudhoyono menjelaskan, kerjasama operasi militer penanggulangan bencana merupakan inisiatif bersama Indonesia dan Australia, yang kemudian dituangkan dalam joint paper, yaitu kerjasama di Kawasan Asia Timur yang disampaikan dalam East Asia Summit di Bali tahun lalu. Kerjasama ini untuk menghadapi bencana alam, utamanya tanggap darurat menghadapi bencana alam. "Idenya adalah kita harus selalu bekerjasama mengingat besarnya kemungkinan adanya bencana di kawasan ini," katanya.

Kerjasama ini memiliki tiga pilar yaitu berbagi informasi, menghilangkan sumbatan ketika akan memberikan bantuan ke daerah bencana dan saling ketersediaan. Yudhoyono mengatakan, sejak pertemuan EAS dan juga pertemuan tahunan antarpimpinan Indonesia-Australia pertama di Bali, November 2011, Indonesia selalu meminta agar melibatkan semua pihak. Hal itu juga disampaikan Yudhoyono kepada Perdana Menteri Australia, Julia Gillard, saat keduanya bertemu di Darwin, 3 Juli 2012 kemarin dalam pertemuan tahunan antarpimpinan Indonesia – Australia kedua.

www.antaranews.com