FGM-148 Javelin. (ilustrasi) |
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro berencana membeli peluncur rudal anti-tank dari Amerika Serikat. Pembelian senjata itu bertujuan meremajakan sistem alat pertahanan, khususnya di TNI Angkatan Darat. Purnomo menegaskan, rencana pembelian senjata itu dianggap telah sesuai kebutuhan. Meski tak menyebut jumlah, pembelian senjata itu akan dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.
Sebelum membeli alutsista tersebut, Indonesia akan memperoleh transfer teknologi. Personel TNI AD akan menerima pelatihan mengoperasikan sebelum senjata itu benar-benar dibeli. "Masih rencana. Ini sesuai dengan kebutuhan TNI AD, pemerintah akan meremajakan sistem alat pertahanan," kata Purnomo seusai menghadiri rapat bersama Komisi I DPR, di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (10/6/2013).
Untuk diketahui, TNI AD akan membeli peluncur rudal antitank canggih buatan Amerika Serikat bernama FGM-148 Javelin. Rudal ini mampu mengunci sasaran dan mengikuti ke mana pun target berjalan dengan daya ledak yang luar biasa. Jarak tembak rudal ini mencapai 2,5 kilometer. Javelin dilengkapi dengan pelacak canggih yang mampu mengunci dan menembak sasaran bergerak. Selain canggih, alat ini sangat ringan dan dapat ditempatkan di bahu penyerang.
Rudal FGM-148 Javelin berbobot 11,8 kilogram sementara alat pembidik dan peluncur hanya 6,4 kilogram. Javelin digunakan tentara AS dan Australia pada perang di Irak antara Maret dan April 2003. Saat ini, Javelin digunakan di Afganistan. Beberapa negara yang telah menggunakan Javelin adalah Inggris, Taiwan, Lituania, Jordania, Australia, Selandia Baru, Norwegia, dan Irlandia. Satu buah peluncur dan pelacak Javelin dibanderol seharga Rp 1,2 miliar, sedangkan sebuah rudal Javelin berharga sekitar Rp 756 juta.
nasional.kompas.com