Cari di Blog Ini

Selasa, 11 November 2014

Eli Gun, Senapan Mesin Kelas Dunia Buatan Indonesia Yang Belum Dilirik TNI

Eli Gun adalah jenis senapan mesin yang diproduksi oleh perusahaan pertahanan dari Indonesia, PT Danan Armaments. Senapan mesin Eli Gun mampu menembakkan 30 hingga 50 peluru per detik dan 3.000 peluru per menit. Produk militer PT Danan Armaments ini sudah dipesan sebanyak 200 unit oleh negara-negara di Timur Tengah. Tapi sayangnya TNI belum tertarik dengan produk senapan mesin kelas dunia buatan Indonesia ini.

Eli Gun, Senapan Mesin Produksi PT Danan Armaments. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Eli Gun, Senapan Mesin Produksi PT Danan Armaments.
Senapan Mesin Kelas Dunia dari Indonesia.

Apresiasi patut diberikan kepada perusahaan alat utama sistem senjata nasional. Banyak senjata dan alat tempur produksi dalam negeri yang dinilai telah memenuhi kualitas dunia. Dua produsen senjata yang mampu menarik perhatian internasional dengan produk-produknya di Indo Defence 2014 Expo & Forum adalah PT Pindad dan PT Danan Armaments. "Pindad dengan SPR 2-nya, sementara Danan dengan Eli Gun-nya. Kita akhirnya bisa buat senapan mesin berkelas dunia," kata Direktur Utama PT Danan Armaments, Dananjaya Trihardjo, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (7/11/2014).

Eli Gun merupakan senapan mesin hasil kerjasama perusahaan nasional Danan Armaments dengan perusahaan Italia. Dengan kemampuan melontarkan 3 ribu butir peluru per menit, senapan ini dianggap mumpuni dan dapat disejajarkan dengan senjata kelas dunia. Sejak dirilis beberapa waktu lalu, 200 pucuk Eli Gun sudah dipesan beberapa negara di kawasan Timur Tengah. "Eli Gun juga mampu mengeluarkan peluru 30-50 per detik. Kami membanderol harganya di kisaran US$ 150 ribu hingga US$ 300 ribu," kata Dananjaya.

Kemampuan Eli Gun sudah diuji coba dengan dipasangkan ke helikopter. Setelah berhasil difungsikan pada helikopter, Dananjaya kini menarget penggunaan Eli Gun bisa diintegrasikan ke kapal laut. Meski dinilai mumpuni, Dananjaya mengatakan Eli Gun belum dilirik Tentara Nasional Indonesia. Belum ada obrolan antara Dananjaya dan TNI mengenai jual-beli senjata tersebut. "Padahal senjata ini sudah bisa diintegrasikan ke helicopter Bolco dan rantis (kendaraan taktis). Mudah-mudahan ke depannya bisa diintegrasikan pada kendaraan tempur, termasuk kapal, dan dilirik TNI," kata Dananjaya.

Pujian juga layak diberikan kepada kapal patroli antipeluru produksi PT Bay Industrial Indonesia. Sesuai slogannya, produk Bay Industrial mampu menahan peluru level 3 plus AK 47 dan MSC. Kapal tersebut juga mampu melaju dengan kecepatan hingga 80 knot meski diisi oleh 26 penumpang. "Nigeria kemarin ke sini dan katanya mau impor kapal ini. Presiden Jokowi juga ke sini dan sangat tertarik melihat produk kami," ujar pemilik PT Bay Industrial Indonesia, Lee Ki Hyoeng.

www.cnnindonesia.com


Tidak ada komentar: