Sekitar 70 personel Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) dan Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata China (People's Liberation Army/PLA) bergerak menuju Gunung Kelang, tempat tiga pejabat tinggi Indonesia dan China disandera teroris. Dalam latihan bersama pembebasan sandera itu, diskenariokan tiga pejabat yang terdiri atas delegasi Indonesia dan China itu ditangkap dan disandera 25 teroris saat mengikuti konferensi tingkat tinggi ekonomi dan perdagangan di Jinan, Shandong, China, Minggu.
Insiden itu langsung ditanggapi pemerintah kedua negara dengan mengerahkan pasukan khusus angkatan bersenjata masing-masing, untuk bergabung dan bekerja sama melakukan operasi khsusus membebaskan tiga pejabat tinggi tersebut.
Dalam latihan tersebut, komando operasi membentuk beberapa tim, antara lain tim intai, tim pembebas, tim penembak, tim penyerang dan tim medis. Berdasar hasil analisa lapangan yang dilakukan tim intai, maka tim pembebas masuk secara senyap ke kuil di Gunung Kelang, tempat para sandera disembunyikan. Perlahan namun pasti, pasukan khusus kedua negara masuk dan melumpuhkan para teroris yang berada di kuil, untuk segera membebaskan dan mengevakuasi para sandera ke tempat yang aman. Setelah sandera dibebaskan, operasi khusus dilanjutkan dengan pemusnahan, penghancuran segala fasilitas di kompleks persembunyian milik teroris yang dikelilingi bukit dan memilliki lorong bawah tanah.
Upaya evakuasi dilakukan melalui darat, sedangkan penerjunan pasukan khusus lanjutan dilakukan menggunakan helikopter. Demikian sekilas latihan pembebasan sandera sebagai bagian akhir latihan bersama antiteror antara Kopassus dan Komando Pasukan Khusus PLA yang berakhir Minggu.
Dalam latihan pembebasan sandera itu Komando Pasukan Khusus PLA mengerahkan dua helikopter Mi-17B5, tim mortir, tim penyembur api dan tim pengintai serta membawa perlengkapan gultor. Sedangkan Kopassus membawa perlengkapan gultor.
Kepala Staf Kodam Jinan Letnan Jenderal Zhao Zhongqi mengatakan latihan bersama antara Kopassus dan Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata China merupakan tonggak baru bagi hubungan kedua negara, khususnya angkatan bersenjata kedua pihak. "Para peserta latihan bersama ini, tidak saja menjadi saksi mata makin kokohnya kemitraan strategis yang telah dijalankan kedua negara utamanya untuk bersama-sama membangun dan memelihara perdamaian dan keamanan regional dan internasional," katanya.
Zhongqi mengatakan latihan bersama itu meruakan salah satu bentuk reaksi dan antisipasi terhadap berbagai ancaman yang terjadi di kawasan dan internasional.
Kopassus dan pasukan khusus China untuk kedua kalinya menggelar latihan bersama dengan sandi Sharp Knife II/2012 di Pangkalan Latihan Terpadu di Kodam Jinan, Shandong, China sejak 3 Juli hingga 15 Juli 2012. Masing-masing komando pasukan khusus mengerahkan 76 personelnya untuk melakukan latihan antiteror.
www.antaranews.com