Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) dilaporkan masih melanjutkan proyek berteknologi tinggi untuk mengembangkan pesawat terbang yang memiliki kecepatan hipersonik. DARPA mengatakan bahwa untuk mengembalikan kejayaan militernya, AS akan perlu berinvestasi dalam teknologi hipersonik.
DARPA mencatat bahwa untuk mencapai penerbangan hipersonik ekstrim (20 kali kecepatan suara), sungguh sangat sulit. Namun, jika DARPA bisa mengembangkan teknologi ini untuk Departemen Pertahanan, Angkatan Udara AS bisa terbang ke mana saja di dunia dengan hanya butuh waktu dibawah satu jam. "Upaya pengembangan teknologi telah membuat kemajuan signifikan dalam pemahaman teknis kami tentang beberapa faktor kritis termasuk aerodinamika, efek aerothermal, sistem bimbingan, navigasi dan kontrol," kata Pjs Direktur DARPA, Kaigham J. Gabriel, dalam sebuah pernyataan.
Program baru milik DARPA, Integrated Hypersonics (IH), akan mencoba berusaha untuk mengatasi apa saja yang belum mereka ketahui tentang teknologi hipersonik. Gabriel mengatakan bahwa ketidakberhasilan manusia untuk membuat pesawat hipersonik adalah dikarenakan mereka masih berkutat pada pengembangan desain pesawat yang sudah ada. Sedangkan pesawat berteknologi hipersonik membutuhkan desain yang sama sekali baru. Berbagai pendekatan dan perspektif untuk mendapatkan desain pesawat yang baru akan diupayakan dalam Proyek IH.
"Kami belum memiliki solusi sistem yang lengkap untuk penerbangan hipersonik," kata Gregory Hulcher, direktur Persenjataan Strategis, Kantor Wakil Menteri Pertahanan untuk Akuisisi, Teknologi dan Logistik, dalam sebuah pernyataan. "Program IH akan memanfaatkan investasi sebelumnya di bidang ini dan terus mengurangi risiko, menginformasikan pembangunan, dan kemampuan lanjutan."
Program IH akan fokus pada lima bidang teknis utama berikut ini: perlindungan sistem termal dan struktur panas; aerodinamis, bimbingan, navigasi, dan kontrol (GNC); jangkauan / instrumentasi, dan propulsi.
Kendaraan terbang berkecepatan hipersonik ekstrim akan mengalami beberapa risiko serius. Pada kecepatan Mach 20, kendaraan tersebut akan mengalami panas yang sangat tinggi (lebih dari 3.500 derajat Fahrenheit) dan tekanan ekstrim pada AeroShell. Menurut DARPA, suhu panas 3.500 derajat Fahrenheit sudah bisa melelehkan logam baja. Melalui Program IH diharapkan bisa ditemukan teknologi pembuat bahan perlindungan termal dan struktur panas yang diperlukan untuk menahan suhu intens yang dibutuhkan pada penerbangan hipersonik. Selain mengembangkan bahan yang sesuai untuk badan pesawat, Program IH juga bertugas mengembangkan perangkat lunak untuk mendukung pengendalian penerbangan pesawat berkecepatan hipersonik tersebut.
Pejabat DARPA juga menginginkan teknologi canggih untuk menempatkan sensor data dalam struktur kendaraan. Namun, sensor tersebut harus mampu menahan beban termal dan struktural ekstrim. Sensor akan memberikan informasi tentang temperatur, perpindahan panas dan bagaimana kulit AeroShell bereaksi terhadap panas. DARPA mencatat bahwa kendaraan hipersonik tidak bisa melakukan pengukuran eksternal. Badan pertahanan mencari desain kendaraan yang menggabungkan teknologi baru dan teknik pengukuran.
Bidang teknologi propulsi pada Program IH sedang mencari kendaraan peluncuran yang terintegrasi yang dapat menempatkan sebuah kendaraan hipersonik di lintasan yang diinginkan. Pejabat DARPA juga memeriksa teknologi propulsi terintegrasi onboard untuk membantu kendaraan mengeksekusi dorongan roket dalam penerbangan.
Dalam sebuah pernyataan, Mayor Christopher Schulz, manajer program DARPA, mengatakan, "Dengan memperluas ruang lingkup penelitian dan melibatkan komunitas yang lebih besar, kita memiliki kesempatan untuk mencapai kemajuan baru dalam teknologi penerbangan hipersonik. Kemajuan ini akan makin mengembangkan kemampuan keamanan nasional yang baru, jauh melampaui inisiatif sebelumnya."
DARPA menjadwalkan untuk melakukan uji terbang sebuah prototip pesawat hipersonik berskala penuh pada tahun 2016.
www.thebunsenburner.com