Kebutuhan 1.500 unit bom fuse untuk armada jet tempur Sukhoi TNI AU akan disediakan oleh PT Dahana. Selain bom fuse, BUMN yang bergerak dalam bidang produksi bahan peledak ini juga sedang mengembangkan jenis rudal penangkis serang udara yang rencananya akan digunakan oleh Sistem Pertahanan Udara Nasional. Unruk proyek tersebut, PT Dahana bekerjasama dengan pihak TNI dan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). |
BUMN pembuat amunisi, PT Dahana (Persero), sedang mengembangkan bahan peledak bagi pesawat sukhoi TNI AU. Perseroan menargetkan bisa memproduksi 1.500 bom fuse untuk pesawat Sukhoi milik TNI Angkatan Udara. "Iya kami sedang mengembangkan bom untuk Sukhoi. Jumlahnya sekitar 1500," ujar Juli Jajuli, Humas PT Dahana di Gedung BUMN Jakarta, (14/3/2014).
Menuru Juli, PT Dahana sudah mengisi bom-bom tersebut dengan bahan peledak, dan bisa menambah persenjataan Sukhoi. Setiap pesawat Sukhoi bisa membawa sampai 40 bom fuse. Selain bom untuk Sukhoi, PT Dahana juga mengembangkan Rudal Penangkis Serangan Udara (PSU) yang akan digunakan dalam Sistem Pertahanan Udara Nasional (Sishanudnas). Pengembangan tersebut bekerjasama dengan TNI dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Rencananya, PT dahana akan membuat 1.000 composite bahan peledak rudal. "Target kita 1.000 composite untuk PSU, jarak jangkaunnya mencapai 24 sampai 45 kilometer," katanya.
Namun hingga kini anggaran mengenai Bom Fuse Sukhoi belum ada. PT Dahana hanya mengikuti instruksi mengenai pengembangan bahan peledak bagi TNI.
PT Dahana merupakan perusahan BUMN yang bergerak dibidang industri bahan peledak. Sejak berdirinya tahun 1975, Dahana merupakan pemegang hak industri peledak. Perseroan sempat kolaps pada tahun 1997-1998 karena krisis ekonomi. Setelah reformasi, keran industri bahan peledak kembali dibuka. Dahana melakukan perbaikan sejak 2002 dan mulai memperlihatkan hasil sejak 2006.
Perkembangan Dahana terus berkembang, tahun 2008 dahana memulai ekspor hasil produksinya keberbagai negara yaitu Australia, Malaysia, Filipina, Myanmar dan negara-negara di Timur Tengah.
bisniskeuangan.kompas.com