Cari di Blog Ini

Sabtu, 19 April 2014

Kapal Perang PKR-105 Mulai Dibangun PT PAL Untuk TNI AL

Kapal Perusak Kawal Rudal 105 (PKR-105)/Frigate adalah produk dari program nasional yang diprakarsai Kementerian Pertahanan untuk menghasilkan kapal perang produksi Indonesia. Awalnya program ini bertujuan untuk mendapatkan model dasar untuk pengembangan kapal perang jenis korvet. Namun setelah melalui proses yang berliku dan berkepanjangan, arah program ini justru melompat untuk menghasilkan kapal perang jenis Frigate yang dikenal dengan sebutan PKR-105 atau sebutan lainnya adalah Perusak Kawal Rudal 105 (PKR-105)/Frigate. Kapal ini mengambil desain dasar dari kapal perang korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach).

PKR SIGMA 10514. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
PKR SIGMA 10514.
PT PAL Garap 3 Kapal Perusak Rudal Pesanan TNI AL.

Proses pembangunan kapal Perusak Kawal Rudal 105 (PKR-105)/Frigate nomor 1 di PT PAL dimulai, Rabu (16/4/2014). Kapal PKR-105 ini merupakan kapal pertama dari 3 unit yang dipesan Kementerian Pertahanan untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AL. Pembangunan PKR-105 ini ditandai dengan peletakan lunas (keel laying) sebagai dasar kapal di divisi kapal perang PT PAL.

Peletakan lunas dilakukan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Marsetio, Direktur Utama PT PAL, Firmansyah Arifin, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baharahan) Kementerian Pertahanan Laksamana Muda TNI Rachmad Lubis, Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Tjeerd F de Zwaan, dan Managing Director Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Hein Van Ameijden.

Kehadiran pihak Belanda ini karena proyek pembuatan kapal yang per unitnya ditaksir 220 juta dolar AS tersebut, karena Kementerian Pertahanan memesannya ke perusahaan DSNS. Tapi oleh perusahaan galangan kapal Belanda itu, pihaknya menggandeng PT PAL untuk mendukung pembangunan kapal-kapal ini. Dengan sistem Transfer of Technologi. "Pembangunan kapal ini dibagi menjadi enam modul atau bagian. Dikerjakan bersama DSNS dengan rincian, empat modul dikerjakan di Surabaya dan dua modul dikerjakan di Vlisingen, Belanda," jelas Marsetio.

Ditargetkan dua modul yang dirakit di Belanda, pada Maret 2015 sudah datang ke PT PAL untuk dirakit menjadi satu dengan empat modul yang lain, dan selesai dibangun. Dirut PT PAL Firmansyah Arifin menambahkan dengan kegiatan Transfer of Technologi ini, pihaknya sudah mengirim 75 teknisi ke Belanda. "Dengan langkah ini memperkuat kami sebagai lead integrator matra laut. Dan kami siap menyelesaikannya secara tuntas sebagai kapal buatan Indonesia," ungkap Firmansyah.

Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Tjeerd F de Zwaan, mengatakan pihaknya mendukung enuh kerjasama alih teknologi dengan PT PAL ini. Menurutnya Indonesia perlu melakukan revitalisasi industri strategis, salah satunya kapal perang ini.

Kapal PKR-105 ini memiliki panjang 105 meter dengan dilengkapi peluncur rudal antikapal permukaan, antiserangan udara, torpedo, dan perangkat perang elektronik. Kapal ini akan dilengkapi helikopter yang membawa torpedo.

www.tribunnews.com