MBT Leopard Revolution adalah salah satu dari varian tank tempur utama Leopard buatan Jerman yang terkenal itu. Leopard Revolution termasuk varian terbaru dan merupakan pengembangan dari varian 2A4. Dan tank tempur ini siap untuk memperkuat kesatuan TNI AD. Dengan mengakuisisi tank ini maka Indonesia menjadi negara kedua di Asia yang mengoperasikan tank Leopard yang konon menjadi MBT terbaik di dunia dan kemampuannya melebihi tank M1A1 Abrams buatan AS dan Challenger buatan Inggris. |
MBT Leopard Revolution. |
Tank tempur utama (MBT: Main Battle Tank) Leopard Revolution adalah salah satu varian terbaru yang merupakan pengembangan dari Leopard 2A4. Tank tempur ini diproduksi oleh pabrik persenjataan berat Jerman, Rheinmetall. MBT Leopard Revolution pertama kali diperkenalkan pada tahun 2010, dan menurut analis militer tank ini juga sering disebut sebagai Leopard 2A4 Evolution. Leopard 2A4 sendiri adalah salah satu varian Leopard 2 yang paling banyak diproduksi dan dipakai di banyak negara dalam jumlah besar.
Kemampuan.
Dari segi tampilan, memang ada perbedaan di antara kedua tank yang memang "bersaudara" ini. Yang paling jelas terlihat perbedaannya adalah pada turret (kubah) meriamnya. Leopard Revolution memiliki turret meriam yang sisinya bersudut miring dan tajam, sementara 2A4 turretnya berbentuk kotak. "Visi dan misi" kedua varian ini pun berbeda. Sang pendahulu yaitu Leopard 2A4 yang dikembangkan di era 1980-an mengangkat konsep peperangan kala itu yaitu perang terbuka melawan Blok Timur Uni Soviet di medan terbuka.
Sementara Leopard Revolution sebagai generasi tahun 2000 dirancang untuk diterjunkan pada peperangan yang pada praktiknya justru paling banyak dijalani negara-negara Barat saat ini yaitu perang gerilya dan perang kota, seperti yang dihadapi pasukan NATO di Afghanistan dan belajar dari apa yang dialami pasukan AS dan Inggris di Irak. Pada perang Teluk I, Irak memenangi perang kota walaupun harus menghadapi musuh yang besar yaitu AS dan Inggris berikut koalisinya.
Pengembangan paling nyata dari Revolution adalah pada perangkat proteksinya, yang menggunakan lapisan komposit Advanced Modular Armor Protection (AMAP). Lapisan pelindung ini terdiri
atas materi nanokeramik serta titanium dan baja alloy, yang diklaim memberikan kemampuan perlindungan yang jauh lebih baik. Karena sifatnya yang modular atau bisa dibongkar pasang, pengguna bisa memilih variasi kemampuan proteksi sesuai kebutuhan, seperti untuk menangkal granat berpeluncur roket (RPG) atau untuk peledak improvisasi (IED).
Dengan sifat modularnya itu pula, seandainya lapisan proteksi itu rusak dihajar serangan musuh, perangkat itu bisa dibongkar untuk diganti baru. Dengan tambahan lapisan proteksi itu, ada
konsekuensinya yaitu bobot tank yang bertambah hingga menjadi lebih kurang 60 ton, dibandingkan varian 2A4 yang sekitar 57 ton.
Persenjataan.
Sebagai senjata utama, Revolution menggunakan meriam yang sama dengan 2A4 yaitu meriam L44 smoothbore kaliber 120 mm. Meriam ini bisa menggunakan semua varian peluru standar NATO, dan tank ini mampu membawa amunisi sebanyak 42 butir. 15 peluru sudah dalam kondisi siap tembak tersimpan di kubah meriam (otomatis reload), sementara sisanya tersimpan di
bagian dalam bodi.
Untuk tambahan daya gempur dan pertahanan diri ringan, tank yang diawaki 4 orang ini juga dilengkapi senapan mesin berat kaliber 12,7 mm yang dioperasikan dengan remot kontrol sehingga
awak tank tak perlu muncul keluar untuk mengoperasikannya. Sepucuk senapan mesin kaliber 7,62 juga terpasang sejajar dengan meriam.
Untuk menjawab keraguan bahwa meriam bermodel smoothbore alias bagian dalam larasnya licin itu akurasinya di bawah meriam rifled bore atau laras berulir, Rheinmetall memasang sistem kendali penembakan yang lebih modern, yang mampu menjamin ketepatan menembak pada kesempatan pertama.
Mesin.
Dari segi mesin, Revolution tetap menggunakan tipe mesin yang sama dengan 2A4 yaitu mesin diesel turbocharge MTU MB837 Ka501 yang berkekuatan 1.500 hp (tenaga kuda), yang membuatnya bisa mencapai kecepatan hingga 72 km per jam di medan yang rata.
Tank Leopard-2 buatan Jerman merupakan MBT yang paling banyak digunakan oleh negara-negara di dunia (18 negara). Hal lain yang menjadi dasar perhitungan disamping harganya
murah adalah adanya jaminan dan kemudahan-kemudahan yang tidak mengikat. Dengan demikian penggunaan untuk jangka panjang tidak menjadi hambatan seperti suku cadang, proses ToT (Transfer of Technology) dalam rangka membantu BUMNIP maupun BUMNIS serta pelatihan-pelatihan.
Dengan hadirnya tank Leopard dari Jerman dalam tubuh TNI AD, otomatis kekuatan tempur TNI AD makin berotot. Dengan pembelian ini, maka Indonesia menjadi negara Asia kedua yang mengoperasikan tank yang sekelas dengan M1A1 Abrams buatan AS dan Challenger dari Inggris ini. Negara Asia lain yang mengoperasikannya adalah Singapura.
Spesifikasi MBT Leopard Revolution :
- Panjang + Kanon : 9,67 meter
- Lebar : 3,7 meter
- Tinggi : 3 meter
- Berat Tempur : 62 ton
- Tekanan Jejak : 0,98 Kg/Cm
- Bebas Dasar : 540 mm
- Meriam Utama : Rheinmetall 120 mm SBG L44
- Jarak Tembak : 3.000 meter - 4.000 meter
- Jarak Tembak : 3.000 meter - 4.000 meter
- Senjata Tambahan : Senapan Mesin kaliber 12,7 mm MG dan Senapan Mesin kaliber 7,62 mm MG
- Mesin : MTU MB837 Ka501 12 Diesel Turbo Intercooler
- Tenaga : 1.500 hp
- PWR : 24,2 hp/ton
- Kapasitas BBM : 1.160 Liter
- Kecepatan Maksimum : 70 Km/Jam
- Rintangan Tegak : 1,1 meter
- Rintangan Miring : 30%
- Tanjakan : 60%
- Lintas Parit : 3 meter
- Mengarung : 0,8 meter
- Daya Jelajah : 450 Km