Cari di Blog Ini

Sabtu, 16 Maret 2013

Kapal Perang TNI-AL KRI Diponegoro (365) Diberangkatkan Ke Lebanon

Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, melepas keberangkatan KRI Diponegoro (365) untuk berlayar ke Lebanon guna. Kapal perang TNI-AL yang dilepas di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok Jakarta Utara tersebut selanjutnya akan bertugas sebagai Satuan Tugas Maritime Task Force TNI Kontingen Garuda XXVIII-E/UNIFIL di Lebanon. Upacara pemberangkatan KRI Diponegoro (365) dilaksanakan pada Senin 11 Maret 2013 lalu.
KRI Diponegoro (365), Kapal Perang TNI-AL. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Diponegoro (365), Kapal Perang TNI-AL
Panglima TNI Lepas KRI Diponegoro (365) Ke Lebanon

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono melepas KRI Diponegoro (365) menuju Lebanon sebagai Satuan Tugas (Satgas) Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-E/United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL). Pelepasan KRI itu dilaksanakan melalui upacara militer di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok Jakarta Utara, Senin, sebagai inspektur upacara Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono.

Satgas MTF TNI Konga XXVIII-E/UNIFIL ini diperkuat oleh 100 prajurit TNI AL, dipimpin oleh Letkol Laut (P) Hersan, lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan 40 (tahun 1994). "Ini merupakan Satgas kelima yang pernah ditugaskan TNI ke Lebanon setelah sebelumnya menugaskan KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Frans Kaisepo-368 dan KRI Diponegoro (365) dalam misi yang sama. KRI Diponegoro (365) akan bertugas selama enam bulan di Lebanon terhitung sejak Maret 2013 sampai dengan September 2013," kata Panglima TNI.

Ia mengatakan, opini dan harapan publik domestik maupun internasional terhadap determinasi kebijakan politik luar negeri Indonesia menjadi elemen yang sangat penting dalam memformulasikan penyelenggaraan hubungan internasional serta pelaksanaan politik luar negeri yang bermartabat dan berkeadilan. "Para prajurit yang tergabung dalam Satgas MTF TNI Konga XXVIII-E/UNIFIL, merupakan salah satu determinan atau salah satu faktor penentu, sekaligus pelaku keberhasilan diplomasi Indonesia dalam rangka meningkatkan kepercayaan dunia, mengangkat citra, serta kredibilitas bangsa dan negara di forum internasional," katanya.

Hal itu, lanjut Panglima TNI, harus dipahami oleh seluruh prajurit, khususnya oleh Komandan Satgas dan Staf, bahwa penugasan misi perdamaian dunia bukan tugas biasa, melainkan tugas multi kompleks, yang lebih ditujukan kepada upaya memelihara perdamaian dari pada konflik, melibatkan berbagai aktor yang sangat luas dalam rangka mengakhiri kekerasan fisik, struktural dan kultural. "Serta menciptakan kondisi tanpa perang atau konflik fisik. Dari kompleksitas inilah, keberhasilan tugas misi perdamaian dunia diuji dan diukur, karena keberhasilan misi perdamaian yang akan dilaksanakan tersebut akan turut mempengaruhi kredibilitas Indonesia di mata dunia internasional," ucap Agus.

Operasionalisasi Satgas Maritim UNIFIL memiliki dua Misi Pokok, yakni melaksanakan Maritime Interdiction Operation (MIO) untuk membantu Angkatan Bersenjata Lebanon dalam mencegah masuknya pasokan senjata dan materiil ilegal lainnya ke Lebanon, sesuai Resolusi PBB Nomor 1701. Selain itu, membantu Angkatan Laut Lebanon dalam meningkatkan kemampuan pelaksanaan tugas penegakkan kedaulatan negara di wilayah perairannya. Panglima TNI berharap para prajurit dapat melaksanakan tugas dengan semangat, dedikasi dan loyalitas, serta gunakan capaian keberhasilan pelaksanaan tugas Konga MTF TNI sebelumnya sebagai motivasi dalam mencapai keberhasilan Satgas MTF TNI Konga XXVIII-E/UNIFIL, guna lebih memperbesar kontribusi Indonesia pada misi perdamaian. "Tanamkan di dalam dada, bahwa kalian mampu mencapai kesejajaran prestasi terhadap kontingen dari Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Yunani dan Turki, yang juga tergabung dalam United Nation Maritime Task Force On Lebanon," katanya.

Para prajurit diharapkan mengikuti setiap perkembangan situasi daerah operasi dan situasi kawasan Timur Tengah secara umum, karena perubahan situasi perairan Lebanon dan kawasan Timur Tengah bergerak sangat cepat dan sangat berpengaruh pada pelaksanaan tugas para prajurit.

KRI Diponegoro (365) merupakan salah satu kapal terbaru yang dimiliki TNI AL, berjenis korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) buatan Belanda. Di jajaran Alutsista TNI AL, KRI Diponegoro (365) masuk dalam Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkorarmatim). Kapal itu memiliki berat 1.700 ton, panjang 90,71 meter lebar 13,2 meter dan memiliki kecepatan 28 knots dengan tenaga penggerak Diesel STC MAN. Kapal tersebut juga dilengkapi senjata Main Gun 76 mm Rudal Self Defence Tetral, Rudal anti Kapal Excocet MM 40 blok 2, torpedo 3 A 244S Mode II/MU dan satu Helikopter jenis Bolcow BO-105.

www.kemhan.go.id