Subuh, Kamis (9/5/2013), Pantai Sekerat, Bengalon, Kutai Timur, lain dari biasanya. Suara tembakan tank amfibi membelah suasana pagi buta. Kendaraan baja dari tengah laut ini disertai ribuan personel. Tak mau kalah, gemuruh pesawat tempur SU-27/30, Dragon Flight F-16, dan Elang Flight 2 Hawk melintas langit dan menjatuhkan bom di titik sasaran. Strategi pembersihan area pertama. Menguasai titik vital. Tiap prajurit dibekali senjata laras panjang. Bukan perang sungguhan, ini latihan gabungan (latgab) TNI. Dipimpin Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Marsetio. Turut hadir pula Kasau Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen Dicky Wainal Usman, Bupati Kutim Isran Noor, serta beberapa jajaran petinggi lain. Berbagai alat utama sistem persenjataan (alutsista) dibawa.
Adegan ini adalah bagian dari aplikasi strategi pertahanan Republik Indonesia yang bersifat defensif aktif. Mengandung pengertian bahwa pertahanan negara tidak ditujukan untuk melancarkan agresi terhadap otoritas negara lain. Namun secara aktif menangkal, mencegah, dan mengatasi segala bentuk ancaman terhadap kedaulatan NKRI. Di tempat latihan, Panglima TNI kepada wartawan mengatakan, latihan ini merupakan latihan tingkat divisi. Menjadi latihan terbesar dari sebelumnya. "Total latihan selama 20 hari dan telah dimulai dari 5 Mei dengan latihan pos komando. Lebih jauh lagi, dimulai sejak tanggal 2 di Asembagus, Surabaya, dalam latihan gabungan," katanya.
Bahkan, latihan kemarin, diakui masih terus bersambung. Hari ini dilanjutkan dengan pendaratan pasukan Kostrad dan Marinir. Mereka berlatih operasi darat gabungan dan operasi berlanjut hingga sepekan lagi. Agus menambahkan, latihan ini menguji kemampuan TNI dalam operasi pertempuran serta memberikan dukungan logistik untuk mempertahankan areal yang telah direbut musuh. Latihan juga menunjukkan kemampuan alutsista yang dibeli TNI. Hingga 2024, lanjutnya, peningkatan alutsista diadakan berjenjang. Saat ini TNI sudah mampu memenuhi 40 persen keperluan alutsista. "Latihan ini juga sebagai pertanggungjawaban TNI kepada masyarakat," katanya.
Untuk skala peralatan dilibatkan masing-masing kesatuan, mulai dari TNI AD yang membawa 14 Tank Scorpio, lima Stormer APC, dua Stormer CO, dua kendaraan Timhar, dan lain-lain. Angkatan laut membawa 36 kapal perang, satu cassa, dua Heli Bell, 34 truk, lima tank, lima BVP, empat Kapa, 20 Ranfib, tiga howitzer, dan dua RM-70 Grad. Sedangkan TNI AU membawa lima pesawat tempur SU 27/30, lima Hawk SPO, lima unit F-16, dan lain-lain.
Bupati Kutim Isran Noor mengatakan, kegiatan TNI di wilayah Sangatta sangat positif. Bahwa secara global Kutim menjadi bagian penting dalam pengamanan. Sangatta juga tidak jauh dari wilayah perbatasan Malaysia.
www.kaltimpost.co.id