Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Udara didesak tak perlu mengimpor pesawat tanpa awak. Pasalnya, industri di dalam negeri dinilai mampu memproduksi pesawat tanpa awak sesuai kebutuhan pertahanan. Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Tubagus Hasanuddin mengatakan, dalam laporannya, Kemenhan akan menganggarkan dana sebesar 6,5 miliar dollar AS untuk pembelian alutsista, salah satunya pesawat tanpa awak asal Filipina. "Teman-teman di Komisi I kelihatan menolak, mengapa beli pesawat tanpa awak dari Filipina. ITB (Institut Teknologi Bandung) sudah bisa membuat," kata Tubagus di Komplek DPR, Rabu (1/2/2012).
Selain itu, Tubagus menambahkan, pesawat yang hendak dibeli disebut-sebut buatan Israel. Karena itu, pihaknya akan membicarakan masalah itu dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan jajaran TNI dalam rapat kerja pekan depan. "Kita tak punya hubungan dagang dan diplomatik dengan Israel dan akan kesulitan suku cadangnya," kata politisi PDI-P itu.
Dikatakan Tubagus, Indonesia memang memerlukan pesawat tanpa awak jika melihat kondisi geografis seperti memantau di wilayah perbatasan. Selain itu, dengan teknologi di pesawat seperti dapat memotret dan menyimpan data, akan menghemat pengeluaran. "Patroli lewat darat dalam kondisi geografis susah. Secara teknis dan taktis kan bagus karena dia nggak ada suara. Kalau ada penyelundup narkoba dan penyelundupan manusia, pendeteksian mudah," pungkas dia.
nasional.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar