Cari di Blog Ini

Sabtu, 10 November 2012

Kerjasama TNI AU dan PT Dirgantara Indonesia Untuk Wujudkan Zero Accident

TNI-AU dan PT Dirgantara Indonesia
TNI-AU dan PT Dirgantara Indonesia telah melaksanakan kerjasama untuk mewujudkan zero accident penerbangan di lingkungan TNI-AU. Kerjasama tersebut dilaksanakan dalam bentuk pelatihan Praktek Simulasi Sertifikasi Kelaikan Udara Militer yang diikuti oleh para perwira TNI-AU. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Kerjasama TNI AU dan PT Dirgantara Indonesia Untuk Wujudkan Zero Accident.
PT DI-TNI AU Kerjasama upayakan zero Accident

Status "zero accident" alias tidak pernah kecelakaan dalam dunia penerbangan sesuatu yang mustahil. Namun status ini bisa dicapai seperti Qantas yang tak pernah pesawatnya jatuh dalam hampir 90 tahun perusahaan ini berkiprah. Tentu bukan suatu kebetulan jika Qantas tidak pernah kehilangan satupun pesawatnya sejak perusahaan penerbangan Australia itu didirikan tahun 1924. "Ini sejarah upaya manusia, bukan hanya soal mesin," kata Qantas dalam website khusus mengenai sejarahnya itu.

Pesawat udara adalah benda terbang yang merupakan alat transportasi udara paling aman dibandingkan dengan alat transportasi lainnya. Pesawat dijamin keselamatannya karena jaminan kualitasnya diterapkan dari sejak masuk bahan baku sampai kondisi uji di darat (ground test), bahkan sampai pada tahap uji terbang (flight test). Pesawat laik atau tidaknya untuk menjalani penerbangan memang selalu dikendalikan secara periodik. PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai satu-satunya industri pesawat terbang di kawasan Asia Tenggara memiliki suatu divisi menangani sertifikasi untuk dapat atau tidaknya pesawat melakukan penerbangan. PTDI secara khusus memiliki Divisi ini sejak tahun 1992 lalu dan PTDI beberapa langkah di depan industri pesawat terbang lain yang ada di kawasan Asia dalam hal kemampuan sertifikasi ini.

Sebagai salah satu langkah nyata dari arahan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal Imam Sufaat untuk mencapai "zero accident" dalam pengoperasian pesawat udara di lingkungan TNI Angkatan Udara maka dilakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah dengan menugaskan para perwira di lingkungan TNI AU mengikuti pelatihan Praktek Simulasi Sertifikasi Kelaikan Udara Militer. Pelatihan ini berlangsung selama dua hari, Senin dan Selasa (29 dan 30 Oktober 2012) di Gedung Pusat Teknologi PT Dirgantara Indonesia (Persero). Pelatihan yang diikuti 15 orang Perwira TNI AU ini dibuka secara resmi oleh Manager Aeronautical Product Certification PTDI, Budi Seno Aji. Pelatihan ini dapat terselenggara berkat kerjasama antara Komando Wing Dik III Lanud Husein Sastranegara Bandung dengan Divisi Sertifikasi dan Manajemen Sumber Daya PTDI.

Rakhmat Condrogumono, Kepala Divisi Sertifikasi dan Manajemen Sumber Daya Direktorat Teknologi PTDI, mengatakan saat acara penutupan pelatihan, penyelenggaraan pelatihan tersebut merupakan yang kedua kali setelah sebelumnya dilakukan di Wing Dik III Lanud Husein Sastranegara Bandung tahun 2011 lalu. Tahun lalu para siswa menerima materi: "aviation law & regulation, type certification, production certification & airworthiness certification". Materi dalam lokakarya ini membuat para siswa dapat benar-benar memahami apa yang diterimanya, dan dapat langsung diterapkan dalam tugasnya sehari-hari.

Untuk sertifikasi rancang bangun (type certification) ada sembilan langkah yakni pre-aplikasi, aplikasi, rapat dewan pre-sertifikasi tipe, evaluasi detail tipe desain, konstruksi & inspeksi prototipe, pengeluaran izin terbang khusus, uji terbang untuk pengembangan dan sertifikasi, dan evaluasi menyeluruh rapat dewan sertifikasi.

Pada pelatihan kali ini semua langkah itu disimulasikan dengan fakta yang sudah dan sedang berjalan saat ini. Sebagai contoh dalam langkah pertama, yakni Pre Application; penyiapan initial type design data & technical spesification, para Instruktur menunjukkan dengan rinci serta menjelaskan apa yang dilakukan para insinyur di PTDI ketika mengawali proses rancang bangun rekayasa sebuah pesawat udara.

Tahap selanjutnya ditunjukkan dan dijelaskan oleh para Instruktur bagaimana para insinyur di PTDI sebagai perancang Pesawat Udara menyiapkan data-data (a). Application Form, (b). Three-View-Drawing, (c). Aircraft Technical Description, serta (d). Transmittal Letter. Keseluruhannya untuk dikirimkan secara formal kepada Airworthiness Authority yang menandai fase kedua dalam rangkaian proses Type Certification, yakni Application.

Tahap ketiga Pre-Type Certification Board Meeting, pada tahapan ini disimulasikan oleh para Instruktur bagaimana pelaksanaan pertemuan koordinasi antara Applicant dengan Authority. Selanjutnya juga disampaikan apa saja typical agenda yang dibahas dan disepakati dalam pertemuan tersebut. Lazimnya, dalam pertemuan ini dibahas hal-hal sebagai berikut – (a). General Description of the Product; (b). Proposed Major Certification Milestones; (c) Proposed Certification Basis; (d). Proposed Certification Procedures; serta (e). Contact Person & Certification Team Members.

Tahap keempat Detail Type Design Evaluation, untuk tahap ini para Instruktur menunjukkan dan menjelaskan rangkaian evaluasi terhadap detail type design data, antara lain meliputi (a).Technical Drawings & Part List, (b). Technical Specifications, (c). Detail Design Description & Analysis, (d). Safety,Reliability & Maintanability Assessment, (e). Test Requirements/Procedures; (f). Compliance Check List & Certification Plans; serta (g). Quality Inspection Plans.

Tahap kelima Prototype Construction & Inspection pada tahap ini para Instruktur menjelaskan bagaimana dilakukannya pembuatan prototipe Pesawat Udara dan/atau Aircraft Component serta kegiatan inspeksi. Pembuatan prototipe tersebut dimaksudkan untuk dipergunakan sebagai wahana [vehicles] dalam proses "showing compliance with the applicable airworthiness & environmental standards".

Tahap ke enam Issuance of Special Flight Permit untuk tahap ini para Instruktur menunjukkan seluruh persyaratan dan tata cara untuk mendapatkan ijin terbang dari Authority bagi prototype Pesawat Udara; yang akan dipergunakan sebagai wahana kegiatan Development & Certification Ground And Flight Testing.

Tahap ke tujuh Development & Certification Flight Test dalam tahap ini para Instruktur menjelaskan seluruh persyaratan dan tata cara tentang penyelenggaraan uji terbang bagi prototipe Pesawat Udara. Kegiatan Development Flight Test pada umumnya dilaksanakan oleh Applicant [Aircraft Industry]; sedangkan kegiatan Certification Flight Test pada umumnya dilaksanakan oleh Applicant dengan witnessing oleh Authority.

Tahap ke delapan Post-Type Certification Board Meeting, Overall Evaluation, dimana pada tahapan ini disimulasikan oleh para Instruktur bagaimana pelaksanaan pertemuan koordinasi antara Applicant dengan Authority. Selanjutnya juga disampaikan apa saja typical agenda yang dibahas dan disepakati dalam pertemuan tersebut. Dalam pertemuan ini dibahas hal-hal sebagai berikut – (a). Overall Status Of Certification Documentation Approvals; (b). Overall Status Of Certification Activities; (c). Overall Certification-Outstanding-Items; (d) Draft Of Type-Certificate-Data-Sheet; serta (e). Post-Type-Certification Activities [Continued Airworthiness].

Tahap ke sembilan Issuance Of Type Certificate & Its Associated TC-Data Sheet di mana ditunjukkan dan dijelaskan tentang bentuk format standar serta isi yang terkandung di dalam dokumen Type Certificate & TC-Data Sheet. Selanjutnya, para Instruktur menunjukkan beberapa contoh dokumen Type Certificate & TC-Data Sheet yang dimiliki oleh PTDI.

www.antaranews.com