Cari di Blog Ini

Selasa, 13 November 2012

Sistem Avionik Pesawat Tempur Buatan Indonesia Tampil Di Indodefence 2012

Sistem avionik pesawat tempur
Sistem avionik pesawat tempur sudah bisa diproduksi oleh perusahaan Indonesia. Infoglobal, perusahaan yang didirikan pada 9 September 1992 dan berbasis di Surabaya adalah pembuat perangkat tersebut. Biasanya Infoglobal memproduksi perangkat avionik pesawat tempur yang sudah tidak diproduksi lagi oleh vendor aslinya. Infoglobal mengklaim bahwa produk avionik-nya lebih unggul dibanding produk aslinya. Produk avionik yang dibuat oleh Infoglobal antara lain MPCD (Multi-Purpose Cockpit Display), DVR (Digital Video Recorder), RMU (Radar Monitor Unit), MCDE (Mission Computer Data Entry), dan RCM (Rear Cockpit Monitor). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Sistem Avionik Pesawat Tempur Buatan Indonesia Tampil Di Indodefence 2012.
Sistem Avionik Pesawat Tempur Ini Bikinan Dalam Negeri

Sebuah industri swasta yang bergerak dalam bidang sistem pertahanan militer unjuk gigi dalam pameran Indodefence 2012. Perusahaan ini memproduksi peralatan pesawat tempur lokal yang diharapkan mampu membuat Indonesia mandiri, dalam kebutuhan alutsista.

Siapa sangka jika sistem avionik pesawat tempur ini merupakan hasil produksi dalam negeri? Namun ini merupakan hasil karya sebuah perusahaan asal Surabaya, Infoglobal. Avionik merupakan peralatan di sebuah pesawat tempur yang berhubungan dengan sistem navigasi, komunikasi, dan persenjataan.

Peralatan inilah yang ada di dalam kokpit pesawat yang akan menjadi indikator, dan dikontrol oleh seorang pilot pesawat tempur. Adi sasongko adalah orang yang berada dibalik perusahaan yang memproduksi sistem avionik ini. Ia mengaku bukan hal mudah untuk mendapatkan kepercayaan sebuah negara, terutama dalam bidang sistem pertahanan. Kesempatanlah yang membuat Adi akhirnya memutuskan untuk mengembangkan peralatan avionik ini 12 tahun yang lalu. Kini perusahaan yang ia pimpin sudah memiliki 200 karyawan di Surabaya.

Peralatan yang dimiliki perusahaan lokal ini sudah menjadi perlengkapan untuk pesawat tempur Hawk 100, 200, dan F5. Cukup membanggakan bagi Indonesia, namun Adi berharap pemerintah dapat berperan aktif lagi.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah kepada perusahaan lokal, seharusnya Indonesia sudah bisa mandiri dalam pengembangan alutsista tanpa harus membeli peralatan dari luar negeri.

www.metrotvnews.com