Pemerintahan Presiden Barack Obama berusaha meyakinkan Kongres untuk memuluskan rencana penjualan pesawat tempur tanpa awak (drone) kepada Turki, demikian yang dikatakan oleh Presiden Turki kepada wartawan setelah pertemuan dengan pemimpin AS.
Tahun lalu Washington telah mengerahkan empat pesawat Predator yang terbang dari Irak ke kawasan Turki untuk memerangi pemberontak Kurdi. Sebagai sekutu NATO, Turki ingin memiliki dan mengoperasikan pesawat tempur UAV jenis ini, drone yang sudah digunakan oleh AS untuk menyerang pejuang militant di kawasan Yaman serta perbatasan Afghanistan dan Pakistan.
Namun sejumlah pengamat mengatakan bahwa beberapa anggota Kongres kemungkinan menentang rencana penjualan drone Predator kepada Turki mengingat ketegangan yang sedang berlangsung antara Turki dan sekutu terdekat AS, Israel. Sebuah serangan udara militer Turki yang gagal pada Desember tahun lalu yang ditujukan kepada Partai Pekerja Kurdistan dan menewaskan 34 warga sipil akan semakin mempersulit penjualan jenis sejata apa pun dari AS kepada Turki.
Meskipun demikian, President Turki Abdullah Gul tetap berharap pemerintah AS akan berusaha membantu rencana pembelian drone ini. "Mereka mencoba meyakinkan Kongres. Presiden Obama, Menteri Luar Negeri Clinton dan para stafnya terus mencoba yang terbaik," katanya.
Presiden Gul tidak mengungkapkan berapa jumlah pesawat Predator yang akan dibeli Turki.
www.huffingtonpost.com