Prajurit TNI |
Sebanyak 800 orang anggota TNI dilingkup Kodam Jaya mendapat pendidikan matematika melalui metode baru bernama Gasing (Gampang Asyik Menyenangkan) yang digagas pakar fisika Prof Yohannes Surya. Upaya tersebut dilakukan sebagai pembekalan jika sewaktu-waktu TNI ditugaskan untuk menjadi guru di wilayah perbatasan atau terpencil. "Ini merupakan gerakan moral. Kami berharap ilmu matematika ini ditularkan ke anak-anak dalam keluarga, tetangga atau bagi anggota TNI yang ditugaskan ke wilayah perbatasan atau terpencil," kata Pangdam Jaya, Mayjen TNI Waris usai penutupan program "Tentara Mengajar Matematika" di Jakarta, Rabu (12/1).
Pangdam Jaya sangat mendukung kegiatan ini, karena matematika diperlukan anggotanya agar bisa berpikir cepat sebagai bahan dasar mengambil keputusan. Kendati terbilang sederhana, matematika yang diajarkan melalui metode Gasing bisa membuka wawasan anggotanya bahwa matematika juga bisa dipelajari dan diajarkan secara menyenangkan. "Bukan rahasia lagi jika matematika hingga kini masih menjadi momok bagi anak-anak, termasuk orang dewasa. Melalui metode Gasing ini diharapkan wawasan terbuka sehingga tak hanya anggota TNI yang suka matematika tetapi juga di rumah dan lingkungan tempat tinggal," kata Mayjen Waris.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Eka Tjipta Foundation (ETF) dan Surya Institute selama dua minggu (27 Desember 2011-11 Januari 2012) itu ditujukan untuk memperkenalkan matematika kepada para siswa sekolah dasar kelas 1 hingga 6 sebagai suatu subyek yang sederhana dan mudah dipahami.
Pendiri Surya Institute, Prof Yohannes Surya menambahkan, sebelum diterjunkan ke lapangan, para prajurit diasah kemahirannya dalam bidang matematika. Mereka juga dibekali kemampuan berkomunikasi yang ramah untuk mengajar dan melakukan pendekatan kepada anak-anak. "Meski tidak memiliki kualifikasi sebagai pendidik, potensi dan komitmen mereka sangat luar biasa. Kami mempercayai dengan membekali pelatihan ini, anggota TNI akan semakin berdaya guna bagi diri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya," kata Prof Yohannes Surya.
Anak-anak yang akan dilatih, menurut Prof Yohannes, adalah mereka yang telah menguasai penjumlahan di bawah 20. Hal ini menjadi penting agar pelajaran matematika dapat dilakukan secara bertahap dan tidak melompat. "Program ini patut mendapatkan penghargaan luar biasa karena melibatkan banyak prajurit dalam pelatihan Matematika. Pertama kali di dunia ada tentara dalam jumlah besar mau belajar, dan mengajar matematika," ujarnya.
www.suarakarya-online.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar