TNI AL Fokuskan Amankan Laut Timur
Pengamanan jalur pelayanan internasional yang sangat strategis, yakni di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II dan III, akan ditingkatkan seiring pengembangan armada dan penambahan alat utama sistem senjata (alutsista).
Jalur yang berada di wilayah Indonesia bagian timur itu menghubungkan beberapa negara seperti Australia. Di jalur tersebut terdapat dua selat yang sangat strategis, karena menghubungkan Australia dan Timor Leste. Jalur ini semakin strategis karena pulau- pulau di kawasan tersebut kaya dengan sumber daya alam tak terbarui. Apalagi, ditambah dengan adanya penempatan pasukan marinir Amerika Serikat di Darwin, Australia. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno mengungkapkan, jalur ALKI tersebut sangat panjang dengan kondisi laut yang berbeda dari ALKI I di barat. "Laut di sana dalam,ombaknya besar, sehingga pengamanan kita gunakan kapal-kapal besar dan hal itu sudah kita lakukan sekarang," tegas Soeparno di Jakarta kemarin.
Pengamanan juga dilakukan sejumlah Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) yang tersebar di sepanjang jalur itu. Sejauh ini, pengamanan dilakukan dengan koordinasi antara Armada Timur dan Armada Barat. "Sekarang kita menggilir kapal- kapal yang patroli, misalnya tiga kapal patroli nanti diganti tiga kapal lainnya," paparnya. Menurut dia, pengamanan jalur tersebut dapat ditingkatkan setelah program pengembangan armada dan minimum essential force (MEF) tercapai.
"Kita belum bicara ideal, yang kita bicarakan baru MEF. Jika itu bisa dicapai, semua bisa dikoordinasikan sesuai dengan tingkat ancaman dan perkembangan lingkungan strategis yang ada," ujarnya. Program pengembangan armada dari dua menjadi tiga Komando Wilayah Laut (Kowila) tersebut sekarang ini masih terus dikaji dan diharapkan selesai pada 2014 mendatang.
Pengembangan ini juga disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan pada luas wilayah perairan dan perkembangan konstelasi politik yang ada. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menyebut, dengan adanya tiga ALKI maka menjadi kewajiban Indonesia untuk menjamin kelancaran arus pelayaran di ketiga wilayah tersebut. Jalur-jalur itu tidak saja dilewati kapal niaga, tapi juga kapal perang atas seizin pemerintah.
Pengamat militer Universitas Indonesia Connie Rahakundini Bakrie menuturkan, selama ini pemerintah masih mengabaikan pengamanan Selat Leti dan Wetar di ALKI III,sebaliknya terlalu memperhatikan Selat Malaka di ALKI I.Padahal, Selat Leti dan Wetar sekarang lebih strategis ketimbang Selat Malaka yang sudah dalam pengamanan bersama dengan beberapa negara tetangga. Dua selat tersebut strategis karena menghubungkan Australia dan Timor Leste. Selain itu,di sana juga terdapat 19 pulau terdepan yang kaya dengan sumber daya alam. Namun, pengamanan wilayah strategis ini dinilai Connie belum memadai. Akibatnya, jalur ini sering bobol karena dilintasi kapal militer negara lain. Menurut dia, perkembangan geopolitik sekarang ini seharusnya disikapi pemerintah dengan memperkuat angkatan laut.
www.seputar-indonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar