ALUTSISTA TNI: Lapis baja baru Indonesia
Tercatat sejak 2008, angkatan bersenjata Indonesia mulai mempercantik diri. Peralatan yang usang dan ketinggalan jaman dibanding tetangga mulai diperbaharui salah satunya adalah kendaraan lapis baja.
Sebelum marak pembelian tank bekas Leopard dari Belanda, Indonesia pada 2008 sudah membeli tank amphibi BMP-3F dari Rusia senilai US$40 juta. Tank ini dipersenjatai satu meriam tipe 2a 70 100mm, meriam 2a 72 30mm, senjata PKTM kaliber 7,62 3 pucuk, dan rudal Arkan yang berfungsi untuk melakukan serangan darat serta udara. Tank yang mampu melaju dengan kecepatan 70 Km/jam ini juga dilengkapi dengan sistem sirkulasi udara (NBC) yang berguna untuk menanggulangi peperangan Nuklir, Biologi dan Kimia (Nubika).
Kelebihan dari tank yang dilengkapi dengan alat komunikasi R 173 dengan jarak jangkau maksimum 12 Km. Sementara Jika keluar malam, tank ini memiliki sinar inframerah dan teropong bidik sasaran. Sistem kemudi hidrolik membuat tank amphibi ini mampu melaju dengan kecepatan 10 Km/jam ketika berada di laut. Sementara untuk sistem operasional persenjataan tank yang mampu menampung 10 orang personel yang terdiri dari 7 orang pasukan dan 3 orang awak ini menggunakan sistem manual dan elektrik.
Tank yang dibuat di Kurgan, Rusia pada 2009 ini operasional di Resimen Kavaleri Marinir (Menkav Mar) Batalyon Kavaleri 1 Marinir Karang Pilang, Surabaya yang berjumlah 17 unit. Direncanakan, Indonesia akan melengkapi BMP-3F agar menjadi satu batalion. Untuk tahun ini Korps Marinir juga akan menambah tank BMP-3 F sebanyak 54 unit tank dengan 34 tank baru, sedangkan sisanya menyusul.
Sementara itu, pembelian yang jauh dari pembicaraan adalah pembelian kendaraan lapis baja K-21 buatan Doosan DST senilai US$70 juta yang diageni oleh Daewoo International Corp. Seperti dikutip dari Jane’s Defence Weekly, kendaraan yang masuk kategori IFV (Infantry Fighting Vechile) ini akan dikirim bertahap hingga akhir 2013 hingga berjumlah 22 unit.
K-21 dioperasikan mirip tank. Kendaraan ini dipersenjatai kanon 40mm dan punya rudal antil tank generasi ketiga. Doosan mengklaim, K-21 setara M2A3 Bradley, buatan BAE Systems Land and Armaments atau BMP-3 buatan Kurganmashzavod. Uni Soviet. Berat K-21 sekitar 25 ton, dengan tiga kru dan bisa membawa satu regu tentara dengan kecepatan hingga 60 km/jam di jalan darat dan mampu berenang dengan kecepatan 7,5 km/jam.
K-21 dibekali jantung diesel D2840LXE V-10 dengan turbocharged yang mampu menyemburkan 750 tenaga kuda dengan transmisi matik. Jika ingin diajak ngebut bisa diberi jantung baru yang mampu menyeburkan 840 tenaga kuda. Meski bikinan Negeri Gingseng, K-21 dilengkapi sistem senjata utama buatan Finmeccanica, anak perusahaan Oto Melara, Italia yang dikenal jago memproduksi meriam kecil dengan sengatan yang mematikan.
www.bisnis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar