KSAD: Indonesia Belum Mampu Bikin Tank Berat
Rencana pemerintah membeli 100 tank berat Leopard bekas Belanda menuai kritik. Namun Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menjelaskan pembelian itu lantaran Indonesia belum mampu untuk membuat tank berat. "Untuk tank berat kita belum mampu," ujar Pramono usai pembukaan rapim TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (18/1/2012).
Pramono mengakui, saat ini TNI sudah bekerja sama dengan PT Pindad untuk mengembangkan tank yang ada. Namun Pindad hanya mampu mengembangkan tank tingkat sedang. "Tank itu kan ada tiga kelas yakni ringan, sedang dan berat. Leopard termasuk yang berat," kata Pramono yang mengenakan baju sipil TNI lengkap ini.
Pramono menjelaskan, TNI saat ini mempunyai 11 batalyon kavaleri, namun hanya memiliki tank ringan buatan tahun 1950-an. "Jadi kalau dilihat itu kita sudah ketinggalan untuk soal tank," kata adik ipar Presiden SBY ini.
Sebelumnya, Wakil Menhan Letjen Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, harga 100 unit tank Leopard dari Belanda US$ 280 juta. Menurut Sjafrie, timnya sudah mensurvei spesifikasi teknis dari Leopard. Hasilnya, Leopard cocok dengan geografis Indonesia khususnya pulau Jawa. Konsep rencana pembelian yang G to G dilakukan untuk meminimalisir praktik percaloan.
Namun rencana pembelian itu ditentang parlemen Belanda. Radio Nederland pada 14 Desember 2011 melaporkan, parlemen Belanda menyetujui mosi penolakan rencana penjualan tank ke Indonesia. Penolakan itu karena Belanda tidak ingin terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia.
www.detiknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar