Cari di Blog Ini

Minggu, 29 Januari 2012

Opsi tank T-90 buatan Rusia untuk MBT TNI AD

Tank T-90 Rusia
Tank T-90 Rusia PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara. Opsi tank T-90 buatan Rusia untuk MBT TNI AD. Pengadaan tank kelas berat (MBT : Main Battle Tank) dari jenis Leopard 2A6 buatan Jerman masih terkendala oleh sikap Parlemen Belanda.
Leopard No, T-90 Maybe Yes

Rencana pembelian tank Leopard bekas dari Belanda untuk perkuatan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) bagi TNI Angkatan Darat (AD) masih diperdebatkan. Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengaku tak keberatan dengan rencana pembelian tank tempur kelas berat itu. Namun sampai saat ini belum ada kesepakan karena masih menunggu proses peninjauan jenis tank oleh pihak TNI. "Sikap Komisi I tergantung pada hasil proses tersebut. Kebutuhan akan main battle tank itu realistis, selain memodernisasi light dan medium tank TNI yang sudah tua," kata Mahfudz, di Jakarta, Sabtu (28/1/2012).

Mahfudz menilai, rencana pembelian tank Leopard asal Belanda itu kemungkinan besar masih ditolak oleh pihak parlemen Belanda. Sehingga jika dipaksakan dikhawatirkan akan memunculkan prakondisi politik yang akan merugikan Indonesia. "Pengalaman F-16 yang pernah diembargo dan tank Scorpion harus jadi pelajaran. Mabes TNI harus membuka opsi luas soal pengadaan tank beratnya," ungkapnya.

Lebih lanjut, Mahfudz mencontohkan, jika TNI ingin mengadakan tank berat namun. Bobotnya lebih ringan dari Leopard, maka bisa dipertimbangkan untuk memilih tank T-90 asal Rusia. "Pihak Rusia sendiri diketahui sudah menawarkan kerjasama dengan PT Pindad untuk transfer teknologi dan produksi. Fasilitas state credit juga masih tersedia, dan yag lebih penting, Rusia tidak pernah menetapkan prakondisi politis sehingga lebih aman dan leluasa," ungkapnya.

Meski begitu, yang terpenting bagi Komisi I DPR adalah mendukung rencanan modernisasi Alutsista dengan dukungan anggaran utang luar negeri sebesar USD 6,5 Milliar dan itu harus dimbangi dengan skema revitalisasi industri pertahanan nasional. "Jadi sebaiknya harus ada skema transfer of technology dan joint-production, klausul itu harus mengikuti kontrak pembelian," terangnya.

nasional.inilah.com


2 komentar:

Bambang mengatakan...

Menurutku sebaiknya lanjutin aja beli tank leopard 2A6 itu. Mungkin tidak perlu sampai 100 unit, bisa 70 atau 80 unit. Toh kita sdh banyak punya tank kelas ringan dan medium. Sisa anggaran utk pembelian leopard bisa utk biaya riset pengembangan tank yg sudah dibuat PT Pindad. 1 atau 2 unit tank leopard yg sdh dibeli nanti bisa disiapkan khusus utk diobok-obok oleh tim ahli tank gabungan pindad dan TNI AD utk dipelajari teknologinya lalu diaplikasikan pada tank pindad yg sedang dikembangkan itu.

Anonim mengatakan...

jangan cuma pilih-pilih tebu aja cepat beli t-90 yang gampang dibeli ntar keburu kadaluarsa dan uangnya keburu dikorupsi yang penting " the man behind the gun" trus harus ada kemauan politik pemerintah menjadikan bangsa ini mandiri dalam teknologi.