RFS Dmitry Donskoy (TK-208) | PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara. RFS Dmitry Donskoy (TK-208), kapal selam raksasa milik AL Rusia. Proyek 941 atau Akula, Rusia "Акула" ("Hiu") kapal selam kelas (NATO nama: Typhoon) adalah jenis kapal selam bertenaga nuklir rudal balistik digunakan oleh Angkatan Laut Soviet pada 1980-an. Dengan perpindahan terendam dari 48.000 ton, Typhoon adalah kelas terbesar dari kapal selam yang pernah dibangun, cukup besar untuk menampung fasilitas hidup yang layak bagi kru ketika terendam selama berbulan-bulan. Sumber nama pelaporan NATO masih belum jelas, meskipun sering diklaim berhubungan dengan penggunaan kata "Typhoon" ("Тайфун") oleh Leonid Brezhnev dalam pidatonya 1974 saat menggambarkan tipe baru kapal selam rudal balistik nuklir. Doktrin Soviet untuk kapal ini adalah untuk memiliki mereka meluncurkan SLBM sementara tenggelam di bawah es Arktik, menghindari traversal dari kesenjangan GIUK untuk tetap aman dari serangan musuh kapal selam dan anti-kapal selam angkatan. RFS Dmitry Donskoy (TK-208). Secara teknis, Typhoon juga mampu berhasil menyebarkan jarak jauh mereka rudal nuklir sementara ditambatkan di dermaga mereka. Kapal selam Typhoon adalah yang paling tenang kapal laut Rusia di operasi, lebih senyap dan lebih banyak lagi bermanuver dari pendahulunya. Selain persenjataan rudal mereka, kelas Typhoon memiliki enam tabung torpedo; empat dirancang untuk menangani RPK-2 (SS-N-15) rudal atau Tipe 53 torpedo, dan dua lainnya yang dirancang untuk meluncurkan RPK-7 (SS-N- 16) rudal, torpedo Tipe 65, atau ranjau [kutipan diperlukan]. Sebuah kapal selam kelas Typhoon dapat tetap terendam dalam jangka waktu sampai 120 hari [1] dalam kondisi normal, dan berpotensi lebih jika dipandang perlu (misalnya, dalam kasus perang nuklir). Senjata utama mereka sistem terdiri dari 20 R-39 (NATO: SS-N-20) rudal balistik (SLBM) dengan maksimal 10 hulu ledak nuklir MIRV masing-masing. Kapal selam kelas Typhoon fitur lambung tekanan ganda yang menyederhanakan desain internal sementara membuat kapal jauh lebih luas daripada kapal selam normal. Dalam bagian utama dari sub, dua hulls kelas tekanan Delta terletak sejajar dengan lambung, tekanan ketiga lebih kecil di atas mereka (yang menjorok tepat di bawah layar), dan dua hulls tekanan lainnya untuk torpedo dan perangkat kemudi. RFS Dmitry Donskoy (TK-208). Ini juga sangat meningkatkan survivabilitas mereka - bahkan jika satu lambung tekanan dilanggar, anggota kru yang lain aman dan ada kurang potensial untuk banjir.
Pada masa berkecamuknya perang dingin, masa dimana industri militer berkembang dengan pesatnya, sering terjadi dengan apa yang diistilahkan sebagai perang urat syaraf. AS dan Uni Sovyet saat itu secara bergantian saling mempamerkan peralatan perangnya yang terbaru. Untuk membuat peralatan perang dengan ukuran yang terbesar, Sovyet biasanya selalu merajai. Misalnya kapal selam RFS Dmitry Donskoy (TK-208). RFS Dmitry Donskoy adalah kapal selam pertama dari kelas Akula yang dikembangkan dan dibuat dalam Proyek 941. Pihak NATO menyebut Akula Class sebagai Typhoon Class. Kapal selam ini dilengkapi dengan peluru kendali berkepala nuklir dan menjadi ancaman yang sangat serius bagi AS pada masa perang dingin sebelum keruntuhan Uni Sovyet.
Sebagai kapal selam kelas Typhoon generasi pertama, TK-208 diluncurkan pertama kali dari galangan kapal Severodvinsk pada tanggal 23 September 1980 dan bergabung dalam dinas kesatuan AL Sovyet pada tanggal 12 Desember 1981. Kapal ini memiliki panjang badan 175 meter, dan dengan segera memegang record sebagai kapal selam yang terbesar di dunia, bahkan hingga saat ini.
RFS Dmitry Donskoy (TK-208) digerakkan oleh dua mesin bertenaga nuklir. Kapal ini bisa menyelam hingga pada kedalaman 400 meter dibawah laut. Dalam kondisi normal, sanggup berada di kedalaman laut selama 180 hari tanpa timbul ke permukaan. Kemampuan ini dirancang untuk mengantisipasi jika terjadi perang nuklir yang saat itu memang telah berada di ujung tanduk.
Pada bulan Juni 2002, setelah menjalani perbaikan dan modifikasi di galangan Severodvinsk, kapal selam ini menyandang nama resmi RFS Dmitry Donskoy (TK-208), diambil dari nama seorang kaisar Rusia yang mengalahkan tentara Mongol pada abad ke-14.
Setelah peluncuran RFS Dmitry Donskoy (TK-208), juga dibangun lima unit kapal selam kelas Typhoon lainnya. Pada masa perang dingin kapal selam kelas Typhoon dioperasikan oleh Uni Sovyet. Setelah keruntuhan negara saingan AS itu, semua kapal selam kelas Typhoon dioperasikan oleh Rusia. Lima unit kapal selam kelas Typhoon selain TK-208 itu adalah sebagai berikut :
TK-202
Mulai dibangun : 1 Oktober 1980
Diluncurkan dari galangan : 26 April 1982
Mulai dioperasikan : 28 Desember 1983
TK-12 (Simbirsk)
Mulai dibangun : 27 April 1982
Diluncurkan dari galangan : 17 Desember 1983
Mulai dioperasikan : 27 Desember 1984
TK-13
Mulai dibangun : 5 Januari 1984
Diluncurkan dari galangan : 21 Februari 1985
Mulai dioperasikan : 29 Desember 1985
TK-17 (Arkhangelsk)
Mulai dibangun : 24 Februari 1985
Diluncurkan dari galangan : Agustus 1986
Mulai dioperasikan : 6 Nopember 1987
TK-20 (Severstal)
Mulai dibangun : 6 Januari 1987
Diluncurkan dari galangan : Juni 1988
Mulai dioperasikan : 4 September 1989
RFS Dmitry Donskoy
| PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara.
Sebenarnya masih ada satu lagi kapal selam kelas Typhoon yang dibangun, yaitu TK-210. Tapi pembangunannya dihentikan karena berbagai alasan dan akhirnya dibongkar kembali pada tahun 1990. Pada akhir Desember 2008, petinggi angkatan laut Rusia menyatakan bahwa mereka tidak lagi membuat kapal selam dari kelas Typhoon (Akula). Sebagai penggantinya, sudah dibuat generasi kapal selam lain yaitu dari kelas Borei.
Kapal selam kelas Borei merupakan bagian dari Proyek 935 yang sudah dimulai sejak tahun 1996. Borei memiliki ukuran sedikit lebih kecil dibanding kapal selam dari kelas Typhoon (Akula), tapi masih saja masuk dalam golongan kapal selam berukuran besar karena memiliki panjang 170 meter.
Hingga saat ini sudah ada tiga unit kapal selam kelas Borei yang dioperasikan, yaitu Yury Dolgorukiy, Alexander Nevsky, dan Vladimir Monomakh. Sedangkan kelas Borei yang terbaru, Svyatitel Nikolay, masih dalam tahap pembuatan yang sudah dimulai pada pada 2010 lalu dan menurut rencana akan diluncurkan pada tahun ini (2012).