Cari di Blog Ini

Senin, 19 Maret 2012

India tempati peringkat pertama dunia negara importir persenjataan

Dassault Rafale
Dassault Rafale PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara. India tempati peringkat pertama dunia negara importir persenjataan.
India Importir Senjata Terbesar

India menggeser China sebagai importir terbesar senjata berat di dunia. Pembelian senjata oleh India dalam empat tahun terakhir mencapai 10 persen dari total perdagangan senjata di seluruh dunia. Demikian laporan terbaru dari lembaga riset Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) yang dirilis di Stockholm, Swedia, Senin (19/3/2012). Menurut lembaga tersebut, pembelian senjata India dari luar negeri pada periode 2007-2011 melampaui pembelian oleh China. Padahal, pada periode sebelumnya, 2002-2006, China tercatat sebagai importir terbesar senjata di dunia.

Beberapa kontrak signifikan pembelian senjata oleh India pada periode tersebut adalah pembelian 120 unit pesawat tempur berat Sukhoi Su-30MK dan 29 unit MiG-29K. Tahun ini, India juga berencana membeli 126 unit pesawat tempur Dassault Rafale buatan Perancis.

Secara keseluruhan, negara-negara Asia menduduki lima besar importir terbesar senjata di dunia. Setelah India, berturut-turut menyusul Korea Selatan (6 persen dari total perdagangan senjata dunia), Pakistan (5 persen), China (5 persen), dan Singapura (4 persen). SIPRI mencatat, penurunan pembelian senjata oleh China dari luar negeri terjadi seiring dengan pertumbuhan industri senjata dalam negerinya. China bahkan sudah berubah dari negara importir menjadi negara eksportir, dengan jumlah ekspornya meningkat 95 persen dalam periode 2007-2011 dibanding periode sebelumnya. China saat ini tercatat sebagai negara eksportir senjata terbesar keenam di dunia, dengan volume ekspor hanya berada sedikit di bawah Inggris. Posisi eksportir senjata terbesar masih diduduki AS di tempat pertama dan Rusia di tempat kedua.

SIPRI juga mencatat perkembangan menarik, yakni negara-negara pengimpor senjata itu mulai mengembangkan industri persenjataannya sendiri. "Negara-negara pengimpor utama senjata di Asia berusaha mengembangkan industri senjata mereka sendiri dan mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar. Sebagian besar kontrak pembelian senjata dilakukan dalam kerangka produksi berlisensi (oleh negara pembeli)," ujar Pieter Wezeman, peneliti senior dalam Program Transfer Senjata SIPRI.

internasional.kompas.com


Tidak ada komentar: