Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, isu keamanan perairan kawasan dapat menjadi ancaman potensial terjadinya konflik antarnegara di kawasan, yang dapat pula berimbas atau melibatkan Indonesia. "Isu keamanan perairan kawasan menjadi salah satu potensi ancaman yang harus dihadapi dan diantisipasi TNI ke depan, sesuai perkembangan lingkungan strategis yang ada," katanya, saat memberikan pengarahan siswa Pendidikan Reguler (Dikreg) Siswa Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) angkatan ke-50 di Jakarta, Selasa.
Agus mengatakan, dinamika perkembangan lingkungan strategis kemungkinan ancaman yang dihadapi ke depan adalah ancaman faktual seperti keamanan Selat Malaka, dan pulau terluar, terorisme, separatisme, beragam kegiatan ilegal, konflik horizontal dan vertikal. Sedangkan ancaman potensial yakni isu keamanan perairan kawasan, wilayah perbatasan, pelanggaran wilayah, Hak Asasi Manusia, dan pencemaran lingkungan. "Semua itu harus dapat diantisipasi dan dihadapi. Kebijakan pembinaan dan penggunaan kekuatan TNI juga harus disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis, baik di tingkat nasional, regional maupun internasional termasuk yang menyangkut keamanan perairan kawasan," kata Panglima TNI.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Suropati mengatakan, isu keamanan perairan kawasan khususnya di Asia Tenggara terutama menyangkut sengketa di Laut China Selatan yang melibatkan enam negara. "Meski Indonesia tidak masuk dalam sengketa itu, namun situasi keamanan di wilayah perairan Laut China Selatan akan berdampak pada Indonesia, khususnya di perairan Natuna. Sehingga pengamanan tetap harus dilakukan secara optimal antara lain dengan meningkatkan intensitas patroli kapal-kapal di perairan Natuna dan sekitarnya," ujarnya.
Situasi keamanan di Laut China Selatan menjadi hal paling penting bagi Indonesia utamanya keamanan alur pelayaran Selat Sunda-Laut China Selatan, Selat Lombok-Laut China Selatan, Selat Alor-Laut China Selatan, mengingat posisi Indonesia berada di tengah-tengah jalur laut transportasi internasional.
www.antaranews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar