Cari di Blog Ini

Minggu, 26 Februari 2012

Militer negara-negara Asia banyak membutuhkan jet tempur ringan-latih

Militer negara-negara Asia banyak membutuhkan jet tempur ringan-latih.
Pasar jet tempur ringan-latih Asia terbuka lebar

Alenia Aermacchi kembali ke Singapore Airshow 2012 dengan dua jet tempur ringan-latih, T-346 pertama yang dipesan bagi Angkatan Udara Italia. Mereka membangkitkan perhatian khusus publik penyelenggara dalam pesta kedirgantaraan Singapura itu, apalagi Singapura memesan 12 unit. Italia menang dalam pertarungan jet tipe ini melalui konsorsium ST Aerospace dan Boeing.

Setahun sebelumnya, Alenia Aermacchi menyelesaikan kontrak dengan ST Aerospace, menyediakan dukungan logistik bagi armada M-346 Macchino, sebagai bagian dari program Fighter Wings Course. M-346 buatan Alenia Aermacchi juga yang dipesan Uni Emirat Arab (hampir pasti), Israel (30 unit), dan Italia (15 unit). Delegasi Italia dalam Singapore Air Show 2012 kali ini tidak tampil jor-joran. Mereka mengandalkan M-346 dan C-27J Spartan buatan Alenia Aermacchi; yang di Asia menarik perhatian secara khusus bagi Indonesia.

Pasar bagi kelas Yak-130 atau M-346 cukup besar walau juga "agak terbatas". Pemainnya masih tidak lebih dari lima pihak, satu yang sangat sengit merebut kue pasar itu adalah Rusia dengan Yakovlev Yak-130 Mitten. Walau identik dengan M-346, dengan beberapa perbedaan terutama pada dua mesin jet pendorongnya. Rancang bangunnya memang berasal dari meja disain Sukhoi terlebih dahulu. Perusahaan eksportir arsenal Rusia, menyatakan, mereka telah melakukan pengiriman perdana ke negara pemesan pada 2011. Yak-130 diposisikan mampu berperan sebagai pesawat latih paling mutakhir bagi keperluan pilot tempur Rusia, juga sebagai jembatan bagi jet tempur generasi 4+ dan 5, dan telah disesuaikan dengan keperluan pasar Asia Pasifik.

Perusahaan Rusia itu sendiri juga memperkirakan, di luar Rusia, kawasan terluas di dunia ini --sekitar 70 persen dunia-- memerlukan 250 unit pesawat kelas Yak-130 selama jangka menengah hingga 10 tahun ke depan. Belum lagi dari kawasan-kawasan lain dunia. Paling tidak Rusia memakai 11 unit Yak-130, Algeria tiga unit, Siria 36 unit, dan Viet Nam memesan pasti delapan unit. Rusia sendiri dipastikan memerlukan 200 unit Yak-130, salah satu sebab mereka sedang aktif menguatkan kembali kekuatan udara negaranya.

Jika satu unit M-346 dalam varian standar diberi harga 20 juta dolar Amerika Serikat, maka belanja Asia Pasifik untuk jet tempur ringan-latih ini akan sebesar 5 miliar dolar Amerika Serikat. Ini asumsi hanya dari harga pesawat tempurnya saja, dalam varian standar pula.

Yak-130 mampu mengantarkan pilot-pilot tempur Rusia menuju kokpit penempur mereka dari generasi 4 dan 4+ serta 5, mulai dari MiG-29 Fulcrum, Sukhoi Su-27 Flanker, sampai Sukhoi T-50 PAK FA yang dikatakan sedikit melebihi kelas F-22 Raptor buatan Lockheed Martin, Amerika Serikat itu.

Satu pendatang baru dari Asia mulai unjuk gigi. Dia adalah Korean Aerospace Industries T-50 Golden Eagle, yang rupa fisiknya mirip sekali dengan F-16 Fighting Falcon, hanya dalam ukuran mini sebagaimana kinerja tempur dan avionikanya. Setidaknya, Polandia dan Israel sempat menaruh hati pada pendatang baru ini, walau TNI-AU adalah pihak yang benar-benar meminang masuk ke dalam jajaran arsenalnya.

Sempat digadang-gadang akan mengisi hanggar salah satu skuadron udara TNI-AU, Yak-130 Mitten akhirnya parkir di luar negeri saja. Memang pernah ada fakta bahwa pilot uji Mitten harus eject memakai kursi pelontar dalam penerbangan uji masa-masa awal. Namun T-50 Golden Eagle buatan KAI juga belum diketahui betul rekam jejak dan kinerja sejatinya dalam gelanggang kedirgantaraan dunia. Karena itulah pesanan pasti dari TNI-AU ini sangat penting bagi KAI bagi reputasi mondial mereka.

ww.antaranews.com


Tidak ada komentar: